Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami
● online 6282177400100
● online
- Pusaka Kujang Pamor Banyu Mili Pajajaran
- Keris Pulanggeni Pajajaran Kuno
- Jual Blawong Keris Kayu Jati Ukir Gunungan Wayang
- Keris Nogo Saliro Kinatah Emas
- Keris Tindih Bethok Gumbeng Pamor Rojogundolo Paja
- Keris Tilam Upih Pamor Meteorit Mataram Sultan Agu
- Warangka Keris Sungging Ladrang Solo Premium
- Keris Tilam Upih Pamor Wiji Timun HB Sepuh
Dhapur Keris Kala Dete
Stok | |
Kategori | Kawruh Dhapur Keris |
Dhapur Keris Kala Dete
Dhapur Keris Kala Dete
Dhapur Keris Kala Dete merupakan salah satu bentuk dapur keris lurus, bilahnya nglimpa dengan ukuran panjang sedang. Keris ini oleh beberapa orang perkerisan kadang disebut dengan nama Kala Deteng atau Kala Dite. Keris Kala Dete memakai ricikan : kembang kacang, lambe gajah-nya hanya satu dan greneng bersusun. Tergolong dhapur keris langka.
FILOSOFI, menurut cerita dalam dunia pewayangan keris ini berasal dari taring Bathara Kala. Bathara Kala adalah anak Batara Guru yang keberadaannya tidak direncanakan dan tak terduga. Ia terjadi dari kama benih (air mani) Batara Guru yang tidak tersalurkan secara semestinya, dan jatuh ke samudra. Benih kama Batara Guru menjelma menjadi makhluk raksasa yang mengerikan. Dengan cepat makluk itu tumbuh menjadi besar. la menyerang apa saja, melahap apa saja bahkan dewa-dewa pun tak ada yang mampu menghadapi makhluk itu. Ketika mengamuk di Kahyangan Suralaya, ia hanya bisa ditaklukan oleh Sanghyang Manikmaya dengan Aji Kemayan. Selain Sanghyang Manikmaya, hanya Sanghyang Wisnu yang dapat mengalahkan Bathara Kala. Lalu kedua taringnya dipotong, yang kanan menjadi keris Kalanadah dan yang kiri menjadi keris Kaladite. Kedua keris tersebut nantinya menjadi pusaka senapati perang Pandawa dan Kurawa. Kala Nadhah diberikan Prabu Kala Trembaka dan Kala Dite diberikan kepada Prabu Kala Karna. Kala Nadhah dari Prabu Trembaka, raja Pringgadani, kemudian jatuh ke tangan Prabu Pandu dan diwariskan pada Arjuna, dan oleh Arjuna diberikan pada Gatutkaca. Sedangkan pasangannya yakni Kala Dite dari Prabu Kala Karna, jatuh ke tangan Adipati Karna.
Lain lagi dalam kepercayan Jawa, jika kita membuka primbon pakuwon kuno mengenai ‘petungan dina’ (perhitungan hari baik dan buruk) kala dite termasuk dalam waler sangker (larangan atau pamali), hari jelek yang perlu dijauhi. Dite (Kawi) yaitu umumnya disebut hari Ahad menurut penanggalan Jawa atau Minggu menurut penanggalan Masehi. Kala Dite terbagi menjadi tiga: mereka yang mempunyai Wuku Warigagung pantangannya jatuh pada Ahad Legi, Wuku Kuruwelut pantangannya jatuh hari Ahad Wage dan Wuku Wugu pantangannya jatuh hari Ahad Pahing.
Ketika hari Kala Dite orang-orang berada dalam keadaan yang ‘mengkhawatirkan’, terlebih mereka yang lahir pada waktu ‘julung‘ (lahir saat matahari terbit disebut julung kembang, saat matahari tepat di atas kepala disebut julung sungsang dan saat matahari tenggelam disebut julung caplok), karena pada saat itu pula dipercaya Bathara Kala mencari manusia sebagai tumbalnya.
Selain mereka yang lahir waktu julung, ada lagi golongan lain yang menjadi mangsa Bathara Kala, yakni janma sukerta. Setidaknya ada tiga golongan pokok Orang Sukerta; pertama, merupakan orang yang dianggap mempunyai nasib buruk dikarenakan kelahirannya. Kedua, karena berbuat kesalahan dalam pekerjaan meski tidak sengaja. Dan ketiga, mereka yang dalam hidupnya terkena banyak musibah, sial, penyakit dan sering tidak beruntung. Mengenai berapa macam sukerto, itu ada beberapa versi. Menurut Pakem Pangruwatan Murwakala ada 60 macam sukerto, Pustaka Raja Purwa ada 136 sukerto, Sarasilah Wayang Purwa ada 22 sukerto, sedangkan menurut Buku Murwokolo ada 147 macam sukerto. Maka seyogyanya tidak melakukan pekerjaan di tempat-tempat yang berbahaya, semisal menebang kayu di hutan dan lain-lain. Juga mereka yang mempunyai hajat yang penting, seperti pernikahan, membangun rumah, pindahan rumah dan lain-lain, baiknya menjauhi hari tersebut.
Dalam dunia tosan aji, manusia Jawa merumuskan doa yang diwujudkan dalam sebentuk pusaka keris. Doa itu dilantunkan dalam laku, mulai tapa, matiraga, tapa bisu, dan lain sebagainya. Keris sesungguhnya dalam filosofinya sebagai media untuk mengantarkan sugesti dari doa. Cita-cita dan harapan manusia Jawa dimantramkan dan disimpan dalam keris, seolah olah sang empu merekam dan menanam sabda dan doanya dalam sebilah keris untuk menjadi sebuah keyakinan dan buku hidup.
Keris Kala Dete bisa dikatakan merupakan manifestasi doa untuk menemukan hakekat manusia sejati. Sebagai sarana penyucian dan pembebasan atas dosa atau kesalahannya dalam wujud kala, yang dinilai bisa membawa dampak kurang baik dalam hidupnya. Yang menjadi inti sari pemahamannya adalah sebuah kesadaran: atas ketidaksempurnaannya diri manusia, akan kekuatan sekaligus kelemahannya, yang selalu jatuh dalam dosa dan kesalahan, dan bisa berdampak menjadi bencana (salah kedaden). Pada hakikatnya, kala dete merupakan simbol penyelamatan kondisi psikologis manusia, melepaskan diri dari sukerta atau kesialan. Hilangnya taring Bathara Kala menjadi keris kala nadhah dan kala dete, memperjelas pemaknaan simbolik yang dikandung, bahwa yang diincar sebagai mangsanya bukan bentuk fisiknya, melainkan ketimpangan psikis dan pskilogisnya yang tak seimbang.
Kita juga mengerti bahwa Kala artinya waktu, dan waktu yang mengancam dan menimbulkan bencana adalah waktu yang tidak baik atau tidak tepat. Orang normal tentu berharap perjalanan waktu hendaknya selalu diusahakan untuk berpihak kepada kita. Sehingga hidup kita selamat, sehat, berkecukupan dalam bidang materi, tentram jiwa,, maju pekerjaan dan usaha, sukses dalam menjalani hidup ini, selalu mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Tags: dapur keris, dapur keris langka, Dhapur Keris Kala Dete, griyo kulo, jual keris kala dete, jual keris kala dite, jual keris kaladete, jual keris kaladite, jual keris sertifikat, keris dhapur kala dite, keris griyokulo, keris kala dete, keris kala deteng, keris kala dite, keris roro siduwo, keris tus, macam macam dapur keris dan gambarnya, makna dapur keris, ricikan dapur keris
Dhapur Keris Kala Dete
Berat | 250 gram |
Kondisi | Baru |
Dilihat | 3.565 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Dhapur Keris Karno Tanding Dhapur Keris Karno Tanding – Karna Tanding (Karno Tinanding) adalah suatu babak pertempuran terbesar Baratayudo di Padang Kurusetra. Pertempuran dua senopati pilih tanding yaitu Arjuno dari kesatrian Madukoro sebagai panglima perang Negara Amarta melawan Adipati Basukarno dari Awonggo sebagai panglima perang Negara Astina. ARJUNO Arjuno atau janoko lahir dari rahim seorang… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Jaka Supa Disebut pula Empu Adipati Jenu, sebuah wilayah dekat Jipang di daerah perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Ia diperkirakan hidup menjelang akhir zaman Majapahit. Jaka Sura sesungguhnya adalah kakak tiri Empu Jaka Supa, sedangkan ayahnya bernama Supa Mandrangi yang kemudian dikenal sebagai Pangeran Sedayu. Ia lahir di Blambangan, ibunya adalah putri… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Tilam Sari Ricikan Dhapur Keris Tilam Sari: Gandik Lugas, Pejetan, Ri Pandan, Tikel Alis, Sraweyan. Dhapur Keris Tilam Sari merupakan jenis keris luk lurus. TILAM SARI, adalah salah satu bentuk Dhapur keris lurus yang cukup banyak dijumpai di Pulau Jawa. Bentuk keris itu sangat serupa dengan keris dhapur Tilam Upih. Ricikan-nya adalah: Gandik… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Semar Betak Dhapur Keris Semar Betak – Ricikan Dhapur Keris Semar Betak: Adegipun Celak Wiyar, Gandik Katatah Tiyang, Wesi Bolong, Pawakan Anglimpa. Dapur Semar Petak kadang-kadang juga disebut sebagai ‘Semar Betak‘ atau ‘Semar Getak‘. Ini memiliki pisau pendek tapi lebar dengan permukaan yang halus. Jenis dapur ini biasanya menampilkan desain pamor yang sederhana…. selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Mahesa Lajer Dhapur Keris Mahesa Lajer juga disebut Kebo Lajer mempunyai ricikan Gandik lugas panjang, pejetanlajeng, gula milir. Mahesa Lajer adalah salah satu dapur keris yang popular di Pulau Jawa, terutama di kalangan masyarakat di daerah pertanian.Sebagian pecinta keris percaya bahwa keris berdapur Kebo Lajer mempunyai tuah yang dapat membantu penghidupan para petani…. selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Jalak Sangu Tumpeng Dhapur Keris Jalak Sangu Tumpeng – Ricikan Dhapur Keris Jalak Sangu Tumpeng: Gandik Lugas, Sogokan, Tikel Alis, Pejetan, Sraweyan, Ri Pandan, Gusen. JALAK SANGU TUMPENG, adalah salah satu bentuk dhapur keris lurus, ukurannya sedang. Gandik-nya polos, memakai pejetan, tikel alis, sogokan rangkap, sraweyan dan tingil. Ricikan lainnya tidak ada. Diantara… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Condong Campur Dhapur Keris Condong Campur – Dhapur Condong Campur dapat dengan mudah dikenali dari sogokannya yang panjang, sedangkan ukuran keseluruhan bilahnya adalah keris ukuran standar. Ricikan Dhapur Keris Condong Campur terdiri dari Sekar Kacang, Jalen, Lambe Gajah Kalih, Sogokan Lajeng Dumugi Pucuk, Tikel Alis, Greneng, Gusen. Tentang Dhapur Keris Condong Campur Dalam… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Panji Anom Dhapur Keris Panji Anom atau Panji Nom dikenal dengan salah satu keris yang memiliki bentuk lurus ini merupakan salah satu benda pusaka yang masih dicari oleh kebanyakan orang terutama untuk para pecinta keris. Bentuk dari keris pusaka panji nom ini seperti membungkuk dan mempunyai ukuran panjang ataupun sedang. Sedangkan untuk permukaan… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Ron Teki Dhapur Keris Ron Teki – Ricikan Dhapur Keris Ron Teki: Sekar Kacang Pogok, Jalen, Lambe Gajah Kalih, Pejetan, Gandik Panjang Sogokan. Keris dengan dhapur ron teki disebut juga dengan nama Roning Teki. Filosofi Dhapur Keris Ron Teki Ron Teki berati daun rumput teki, yang kadang dimetaforakan sebagai gambaran wong cilik, bahkan… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Jalak Tilam Sari Ricikan Dhapur Keris Jalak Tilam Sari: Gandik Lugas, Pejetan, Ri Pandan, Tikel Alis, Sraweyan. Dhapur Keris Jalak Tilam Sari tergolong dhapur keris lurus. JALAK TILAM SARI, adalah salah satu bentuk dhapur keris lurus, dengan ricikan: gandik lugas, pejetan, tikel alis, sraweyan dan thingil atau ri pandan. Sepintas akan dibingungkan dengan… selengkapnya
*Mahar Hubungi Admin
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.