Keris Kuno Carubuk Luk 7 Majapahit Pamor Tunggak Semi Ceprit
- Dhapur Keris (Jenis Bentuk Keris) : Carubuk Luk 7
- Pamor (Motif Lipatan Besi) : Tunggak Semi
- Tangguh (Perkiraan Masa Pembuatan) : Majapahit
- Panjang Bilah : 33,5 cm
- Warangka : Gayaman Jogjakarta Kayu Setigi
- Handle / Gagang : Kayu
- Pendok : Bunton Jogjakarta Kuningan Templek
- Mendak : Tembaga Sepuh Emas
- Kode : PK452
Ulasan Keris Kuno Carubuk Luk 7 Majapahit Pamor Tunggak Semi Ceprit
Keris tidak hanya merupakan sistem simbol yang berfungsi memberi arti diferensiasi sosial antara status satu orang dengan orang lainnya, melainkan lebih dari itu. Bahwa eksistensi keris juga memiliki makna sebagai representasi karakteristik jatidiri individual. Dalam konteks ini, masyarakat Jawa memberi pemaknaan keris sebagai “sipat kandel” yang bermakna sebuah pusaka (tosan aji) yang sangat personal bagi pemiliknya.
Motif pamor tunggak semi bermakna sebuah spirit optimisme. Arti leksikon tunggak semi adalah”pangkal persemian”. Jelas, tersirat dari namanya menggambarkan harapan yang selalu hidup. Bentuknya yang mirip sebuah api yang menyala-nyala dan tepat berada pada bagian bawah bilah (sor-soran) menggambarkan sesuatu yang tumbuh atau berkembang dari bawah menjadi sesuatu yang besar. Tidak ada kata mati bagi sebuah harapan. Bahkan, kematian pun bukanlah sebuah kondisi terputusnya harapan sama sekali. Selalu ada pembaharuan; selalu ada kelahiran kembali. Pamor tunggak semi dengan begitu bermakna daya hidup menyala-nyala (elan vital).
Pamor dibentuk oleh proses tempa-lipat berulang-ulang, yang karena perbedaan bahan komposisi material logamnya kemudian membentuk sebuah gradasi warna dan pola (pattern) tertentu. Orang Barat gegabah menyamakan hal ini sebagai model pedang Damascus. Padahal jelas berbeda, apa yang disebut orang Barat sebagai “Damascus steel” sebenarnya hanyalah salah satu teknik pembuatan pamor pada tradisi keris nusantara. Kita mengenalnya dengan istilah sinarasah, yang proses pembuatannya dikerjakan pada sentuhan akhir sebuah keris (sumber: Ensiklopedi Keris, Bambang Harsrinuksmo 2004). Sedangkan pamor pada keris dikerjakan sejak awal proses tempa lipat. Jumlah motif pamorpun tak terkira ragamnya.