Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Keris Carubuk Luk 7 Mataram Amangkurat Sepuh....
- Jual Keris Singo Barong Pandawa Kamardikan Patrem....
- Asbak Rokok Kayu Jati Model Bedug....
- Dhapur Keris Mangkurat....
- Jual Mendak Cincin Keris Kendit Surakarta....
- Pusaka Keris Tilam Upih Pamor Wiji Timun HB....
- Pusaka Keris Brojol Pamor Beras Wutah....
- Jual Keris Sinom Robyong Pamor Wengkon PB I Besi P....
Keris Sengkelat Luk 13 Tangguh Majapahit Sepuh Kuno
Rp 3.333.000Kode | PK154 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Sengkelat, Katalog Produk, Keris, Keris Kuno, Keris Luk 13, Keris Sepuh, Pamor Tunggak Semi, Tangguh Majapahit, TOSAN AJI 3 |
Keris Sengkelat Luk 13 Tangguh Majapahit Sepuh Kuno
Keris Sengkelat Luk 13 Tangguh Majapahit Sepuh Kuno
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sengkelat
- Pamor (motif lipatan besi) : Tunggak Semi Ceprit
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Majapahit (Abad XV)
- Panjang Bilah : 35,5 cm
- Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Walikukun Kuno
- Handle / Gagang : Model Surakarta Kayu Cendana Kuno
- Pendok : Blewah Surakarta Mamas Kuno
- Mendak : Parijata Bahan Tembaga
- Kode : PK154
Dialih rawatkan (dimaharkan) Keris Sengkelat Luk 13 Tangguh Majapahit Sepuh Kuno sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Kisah Mengenai Keris Sengkelat Luk 13
Kita semua tentunya pernah mendengar tentang sebuah kerajaan besar (imperium) nusantara yakni Majapahit. Zaman keemasan Majapahit melekat erat pada pemerintahan Rajanya keempat, Hayam Wuruk. Bersama Patihnya Gajah Mada membangun Majapahit menuju puncak kejayaan berdasarkan falsafah kenegaraan “Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa”. Namun takdir berkata lain, dalam usia senjanya Majapahit bukan lagi sang surya yang memancarkan kebesaran dan keagungan bagi manusia. Surya Majapahit telah meredup dan tenggelam ke dasar samudera kelam. Kesucian dan keluhuran yang pernah dicita-citakan seolah telah pudar dan kehilangan makna. Kebesaran, keagungan, kemuliaan dan kehormatan yang pernah menjadi kebanggaan beratus tahun tiba-tiba menjadi asing tak dikenal lagi tercabik oleh berbagai intrik. Majapahit perlahan-lahan tetapi pasti telah meranggas, keropos, membusuk dan akhirnya tumbang. Jatuhnya Majapahit ini ditandai dengan Sengkalan, Sirna Ilang Kertaning Bumi (tahun 1400 saka).
Dalam kehidupan bernegara di Majapahit, kerajaan tersebut terpecah menjadi dua golongan, yaitu golongan atas yang terdiri dari anggota kerajaan, keluarga bangsawan dan orang-orang kaya, serta golongan bawah yang terdiri dari rakyat jelata. Perbedaan dan perselisihan di antara kedua golongan ini begitu besar sehingga mengancam persatuan dan kesatuan Majapahit ketika itu. Untuk mengatasi masalah ini, konon dipanggilah sekitar seratus orang Empu (orang bijak, pembuat keris) untuk membuat satu keris sakti. Keris istimewa tersebut dibuat dari bahan yang diambil dari berbagai daerah dan dinamai Kyai Condong Campur. Nama tersebut dipilih sesuai dengan tujuannya. Kata “condong” dalam bahasa Jawa kuno (yang mungkin sudah diserap menjadi bahasa Indonesia) berarti “cenderung/lebih mendekati/mengarah pada…”. Sementara “campur” berarti “menjadi satu” atau “persatuan”. Dengan demikian, arti nama keris ini kurang lebih adalah “pembawa persatuan”.
Pada masa itu, setiap golongan memiliki keris yang menjadi simbol golongan mereka. Golongan Atas memiliki keris pusaka yang bernama Keris Sabuk Inten (nama yang berarti “ikat pinggang permata/intan”) dan golongan bawah memiliki keris pusaka bernama Keris Sengkelat. Nama “sengkelat” diyakin berasal kari kata-kata Jawa “sengkel atine” yang berarti “hati yang berat/lelah/kecewa”, dikaitkan dengan kondisi hati masyarakat kelas bawah yang penuh kekecewaan atas kondisi kehidupan mereka yang berat. Masyarakat Majapahit (dan masih diyakini oleh masyarakat Jawa masa kini) meyakini bahwa setiap keris pusaka memiliki kekuatan spiritual dan supernatural, bahkan memiliki karakter dan kecocokannya sendiri-sendiri. Demikian pula dengan keris Kyai Condong Campur. Keris tersebut diharapkan memiliki karakter pemersatu, namun betapa terkejutnya para Empu pembuat keris ketika mengetahui bahwa Kyai Condong Campur memilki karakter yang jahat dan bernafsu ingin menguasai.
Keris Sabuk Inten merasa terancam dengan kehadiran Keris Kyai Condong Campur, menantang Keris Kyai Condong Campur untuk bertarung. Setelah melalui pertarungan yang sengit, Keris Sabuk Inten dapat dikalahkan. Mengetahui karakter jahat Keris Kyai Condong Campur, Keris Sengkelat akhirnya terpaksa turun gunung untuk bertarung melawan Kyai Condong Campur. Di luar dugaan, Keris Sengkelat berhasil mengalahkan Kyai Condong Campur yang terkenal sakti. Keris Kyai Condong Campur sangat murka karena kekalahannya. Dalam kemarahannya Keris Kyai Condong Campur bersumpah bahwa ia akan kembali setiap 500 tahun untuk membawa ontran-ontran (bahasa Jawa, yang berarti “kekacauan/bencana”) ke tanah Jawa. Setelah mengucapkan sumpahnya, Keris Kyai Condong Campur melesat ke angkasa, meninggalkan jejak cahaya terang. Inilah yang dikenal orang Jawa/Majapahit sebagai Lintang Kemukus, bintang berekor. Mungkin inilah sebabnya masyarakat Jawa hingga saat ini masih percaya bahwa penampakan komet di langit adalah pertanda akan adanya bencana.
Kisah tersebut di atas bisa jadi hanya sebuah legenda atau mitos. Namun entah hanya karena kebetulan semata atau kesengajaan dalam sisi lain terdapat kebenaran makna atau simbol. Sengkelat adalah simbol perjuangan wong cilik (mereka yang tidak berketurunan atau berdarah priyayi) ketika Sang Surya Majapahit mulai meredup. Sengkelat tak ubahnya seperti Tokoh Pewayangan Semar, sebagai pamomong. Dalam lakon apa saja, Semar selalu hadir. Dalam lakon Semar Mbangun Kahyangan, dia menjadi tokoh sentral yang memimpin berjuangan melawan kebatilan. Ketika bathara Guru dianggap tidak pecus memimpin Kahyangan Junggring Salaka, Semar baru turun tangan. Tokoh ini juga sering muncul sebagai sebuah ironi kepemimpinan, misalkan dalam lakon Resi Dandang Seta. Semar berubah wujud menjadi seekor burung raksasa, yang mengalahkan para satria. Tindakan itu dilakukan, karena Semar hendak mengingatkan pada bendara yang dianggap telah lancing, yaitu Arjuna. Arjuna dianggap pernah berbuat tidak sopan pada Semar. Maka Semar berupaya mengingatkan, agar Sang Ksatriya itu kembali ke jalan lurus.
Sengkelat Tangguh Majapahit
Tiga dapur keris legendaris condong campur, sabuk inten dan sengkelat ber-tangguh Majapahit mempunyai kelas dan penggemar fanatiknya sendiri sehubungan dengan cerita legenda peperangan yang melibatkan ketiga keris tersebut. Tantingannya begitu ringan dengan perawakan bilah yang ramping. Besinya tampak padat dan rapat berbeda dengan keris-keris tangguh setelahnya (Mataram dan selanjutnya). Meski pamornya bisa dikatakan sudah mulai kehilangan eksistensinya namun guratan kecantikan sekaligus kewibawaan masih bisa dirasakan pancarannya. Pamor pada bagian gonjo masih bisa terlihat wutuh menampilkan alur-alur eksotisnya, menandakan gonjo yang ada dibuat dengan bahan yang sama dengan material bilah. Seperti tulang rusuk yang dipatahkan dari seorang lelaki, untuk dijadikan wanita sebagai teman sepadannya. Untuk setia menemani dari awal hingga akhir, tak berkesudahan.
Sengkelat Pamor Tunggak Semi Ceprit
Pamor merupakan penampakan dekoratif pada permukaan bilah yang dihasilkan dari proses penempaan dan pelipatan besi, baja dan bahan pamor. Keaneka-ragaman corak dekoratif itu selain memiliki fungsi estetika (keindahan) juga sering diangap sebagai simbol. Suatu penggambaran akan doa, pengharapan dan cita-cita tertentu.
Disebut Pamor Ceprit karena pola dari pamor di bilah keris tersebut yang tak beraturan. Pamor Ceprit sendiri merupakan salah satu ciri khas dari keris tangguh era majapahit. Yang mana pamor ini nampak wingit, angker dan sepuh sesuai dengan tangguhnya yang tergolong tangguh sepuh.
Tuah Pamor ceprit sangat beraneka ragam karena pamor ceprit adalah bukan termasuk pamor rekan tetapi tiban. Simbolisasi hampir menyerupai pamor pengawak wojo sepeti untuk simbolisasi proteksi diri, kemampuan adaptasi, terkait dengan keilmuan kanuragan maupun yang terkait dengan ilmu batin maupun simbolisasi akan ketiadaan kesulitan dalam mencari penghidupan sekecil apapun (nunggak semi), dsb. Pamor Ceprit pun punya karakter yang kuat dan terkesan angker serta memiliki kekuatan rahasia.
Pamor Tunggak Semi atau Nunggak Semi adalah salah satu motif pamor yang selalu terletak di bagian sor-soran suatu keris, tombak atau senjata pusaka lainnya. Bentuknya merupakan garis yang tidak beraturan, berlapis dan pada bagian puncak bentuknya seolah-olah sedang “tumbuh” seperti tunas yang sedang bersemi.
Tunggak (akar atau batang pohon yang sudah ditebang yang masih mengakar ke tanah dan berpeluang untuk hidup subur kembali), Semi (bersemi atau tumbuh kembali), artinya sesuatu yang dianggap sebagian orang sudah tidak ada (mati), dengan campur tangan Yang Maha Kuasa bisa kembali bersemi (hidup) serta tumbuh besar seperti sediakala, atau dengan kata lain menggambarkan dari sesuatu dari yang kecil nantinya akan menjadi sesuatu yang besar.
Pamor ini sangat disukai oleh para pedagang atau para pemutar modal, karena percaya bahwa tuah pamor ini dapat membantu membalikkan usaha dari yang selama ini merugi menjadi memperoleh keuntungan, mengawal perjalanan usaha mereka, dari yang akan atau sedang memulai suatu usaha baru (diversifikasi) hingga membesarkan usaha yang telah ada sampai berhasil mendapatkan hasil yang dicita-citakan. Pamor Tunggak Semi tergolong pamor tiban, tidak dirancang lebih dahulu oleh sang Empu, sering dianggap berkah khusus dari Yang Maha Kuasa. Benar adanya bahwa suatu keberhasilan atau kesuksesan adalah di tangan Tuhan sedangkan manusia hanya bisa berusaha secara fisik maupun non fisik.
Tags: ciri ciri keris dhapur sengkelat, gambar keris sengkelat, jenis pamor keris sengkelat, Jual Keris Kuno, jual keris sengkelat, jual keris sengkelat kuno, jual keris sengkelat sepuh, Jual Keris Sepuh, jual keris tangguh majapahit, keris sengkelat asli majapahit, keris sengkelat luk 11, Keris Sengkelat Luk 13 Tangguh Majapahit Sepuh Kuno, keris sengkelat majapahit, keris sengkelat sepuh
Keris Sengkelat Luk 13 Tangguh Majapahit Sepuh Kuno
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Bekas |
Dilihat | 3.103 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Pusaka Keris Tilam Sari Pamor Wengkon Tangguh Mataram HB Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Sari Kyai Nirboyo Pamor (motif lipatan besi) : Wengkon (pamor tiban kalacakra X ) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram HB I Panjang Bilah : 35 cm (pesi utuh dan panjang original) Warangka : Gayaman Surakarta Gandar Iras Kayu… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminSengkelat Luk 13 Dhapur: Sengkelat Pamor: Beras Wutah Tangguh: Mataram Abad 17 Masehi Warangka: Ladrang Surakarta Kayu Trembalo Hulu/Handle: Yudawinatan Kayu Kemuning Bang Pendok: Blewah Kuningan Mamas Mendak: Bejen Kuningan
Rp 4.133.000Keris Sempana Luk 9 Pamor Putri Kinurung Tangguh Pajajaran Sepuh Kuno Tua Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sempono Luk 9 Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah, Pamor Putri Kinurung di Bagian Sor-soran Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Panjang Bilah : 32,2 cm Warangka : Gayaman Jogjakarta Kayu TImoho Kuno Handle / Gagang… selengkapnya
Rp 1.555.000Keris Sinom Pamor Wos Wutah Mataram Keris Sinom Pamor Wos Wutah Mataram merupakan keris koleksi kami yang tergolong sepuh dan kuno. Keris ini diperkirakan dibuat pada era Kerajaan Mataram abad ke-17 Masehi. Dhapur keris ini adalah Sinom. Dhapur keris Sinom sendiri melambangkan kepercayaan diri, karakter yang kuat, dan penuh ketegasan, sehingga keris ini cocok dimiliki… selengkapnya
Rp 2.450.000Keris Pamor Junjung Derajat Asli Sepuh Tuban Empu Bekel Jati Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Junjung Derajat (pamor nyekrak 3 dimensi) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban – Empu Bekel Jati (Abad XV) Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Gayaman Jogjakarta Kayu Timoho Sembur Kuno Handle… selengkapnya
Rp 6.555.000Keris Nogo Kembar Asli Majapahit Dhapur Keris : Keris Nogo Kembar Pamor Keris : Pulo Tirto Tangguh Keris : Majapahit Panjang Bilah : 36 cm Kode Poduk : KAR590 Keris Nogo Kembar Asli Majapahit NB: Keris Nogo Kembar Yang Asli Sepuh Dhapur Nogo Kembar Naga Kembar atau Nogo Kembar adalah bentuk dua pasang kepala Ular… selengkapnya
Rp 46.500.000Pusaka Keris Nogo Sapto Keleng Kinatah Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Naga Sapta Luk 7 Pamor (motif lipatan besi) : Keleng Berserat (Kinatah Kuningan Disepuh Emas ) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kamardikan Alusan Panjang Bilah :37 cm Warangka : Ladrang Solo kayu Jati Handle / Gagang : Kayu Jati Pendok : Kuningan Mendak… selengkapnya
Rp 1.580.000Keris Tindih Bethok Putut Pandito Semedi Pamor Melati Sinebar Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Bethok Putut Pandito Semedi Pamor (motif lipatan besi) : Melati Sinebar Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Sepuh Panjang Bilah : 25,6 cm Warangka : Gayaman Jogja Kayu Timoho Kuno Original Bawaan Bilah Handle / Gagang : Kayu… selengkapnya
Rp 6.555.000Keris Pamor Dwi Warna Tunggak Semi Wengkon Isen Keris Pamor Dwi Warna Tunggak Semi Wengkon Isen – Pamor adalah berkas atau guratan terang pada bilah senjata dari logam yang muncul akibat pencampuran dua atau lebih material logam yang berbeda. Karena pamor adalah proses penempaan yang dibuat oleh tangan Sang Empu bukan dari buatan mesin, membuat… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminPusaka Tombak Korowelang Luk 11 Mataram Senopaten Pamor Wos Wutah Meteorit Dhapur / Bentuk Tombak : Korowelang Pamor : Beras Wutah Meteorit Tangguh : Mataram Senopaten Panjang Bilah : 31 cm Panjang Pesi : 12,9 cm Warangka : Kayu Trembalo Kuno Landeyan : Kayu Jati 50 cm Kode : PK342
Rp 2.111.000
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.