Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Jual Mendak Keris Kuningan Model Kendit Seling Mir....
- Keris Lurus Mataram Sultan Agung Pamor Pedaringan ....
- Pusaka Keris Sempaner Tangguh HB Sepuh....
- Jual Pisau Wedung Temuan Kuno Zaman Kabudhan....
- Keris Nogo Sosro Luk 13 Corok Full Kinatah Kamarog....
- Keris Gumbeng Pamor Banyu Mili Pajajaran Sepuh....
- Apa Itu Pamor Keris ?....
- Keris Langka Pamor Lawe Saukel....
Keris Jangkung Luk 3 Keleng Sendang Sedayu Sepuh Kuno
Kode | PK156 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Jangkung, Katalog Produk, Keris, Keris Luk 3, Keris Sepuh, Pamor Kelengan, Tangguh Sedayu, TOSAN AJI 3 |
Keris Jangkung Luk 3 Keleng Sendang Sedayu Sepuh Kuno
Keris Jangkung Luk 3 Keleng Sendang Sedayu Sepuh Kuno
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jangkung
- Pamor (motif lipatan besi) : Keleng (Besi Kehijauan)
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Sendang Sedayu (Abad XIV)
- Panjang Bilah : 35 cm
- Warangka : Ladrang Surakarta Capu Kayu Timoho Kuno
- Handle / Gagang : Model Surakarta Kayu Kemuning Kuno
- Pendok : Bunton Surakarta Kuningan Jeglok
- Mendak : Perunggu Kuno
- Kode : PK156
Dialih rawatkan (dimaharkan) Keris Jangkung Luk 3 Keleng Sendang Sedayu Sepuh Kuno sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Tentang Tangguh Sendang Sedayu
PANGERAN SEDAYU, Menurut cerita rakyat, di masa mudanya bernama Supa Mandrangi. Karena ketekunannya, ia menjadi empu yang mahir. Keris-keris buatannya selalu indah dan disukai banyak orang. Karena itu Supa Mandrangi dan adiknya yang bernama Supagati berniat untuk mengabdi pada Keraton Majapahit.
Kebetulan sewaktu ia datang ke keraton, saat itu Majapahit sedang geger. Pusaka kerajaan yang bernama Kanjeng Kyai Sumelang Gandring hilang dari tempat penyimpanannya di Gedong Pusaka. Ki Supa Mandrangi lalu dipanggil menghadap raja. Sang Raja bertitah, jika Empu Supa sanggup menemukan kembali keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring, maka raja akan berkenan menerima pengabdiannya di Keraton Majapahit, dan akan dianugerahi berbagai macam hadiah.
Ki Supa menyatakan kesanggupannya. Dan setelah memohon petunjuk Tuhan, empu muda itu bersama adiknya berjalan ke arah timur, sesuai dengan firasat yang diterimanya. Selama dalam perjalanan Ki Supa menggunakan nama Empu Rambang. Nama ‘rambang’ berasal dari kata ‘ngelambrang’ yang artinya berjalan tanpa tujuan yang pasti. Beberapa bulan kemudian sampailai ia di Kadipaten Blambangan. (Sumber lain menyebutkan, sebelum Ki Supa alias Ki Rambang sampai di Blambangan, lebih dulu ia mampir ke Madura untuk menuntut ilmu pada empu Ki Kasa. Tetapi sumber yang lain lagi mengatakan bahwa Ki Kasa juga merupakan nama samaran atau nama alias Ki Supa).
Di Kadipaten Blambangan, lebih dahulu Ki Supa Mandrangi menjumpai Ki Luwuk, empu senior yang menjadi kesayangan Sang Adipati Menak Dadali Putih. Berkat jasa baik Ki Luwuk, akhirnya Ki Supa bisa diterima menghadap adipati itu. Pada saat itu Ki Supa mengaku bernama Pitrang, dan menyatakan ingin mengabdi pada Sang Adipati.
Ketika beberapa waktu kemudian Adipati Blambangan tahu hasil kerjanya, ia menyuruh Ki Pitrang membuat putran (duplikat) sebilah keris lurus yang indah. Setelah mengamati keris yang harus dibuatkan duplikatnya itu, Ki Pitrang segera tahu bahwa itulah keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring yang hilang dari Kerajaan Majapahit.
Ki Pitrang alias Ki Supa menyanggupi membuat putran keris itu dalam waktu 40 hari, dengan satu syarat, yaitu agar selama ia membuat keris putran itu, tidak seorang pun boleh memasuki besalen –nya. Adipati Blambangan menyanggupi syarat itu bahkan ia akan menempatkan beberapa prajurit di sekitar besalen empu Pitrang, agar jangan ada orang yang masuk mengganggu kerjanya.
Di besalen-nya, Ki Supa bekerja hanya dibantu oleh adiknya, Ki Supagati, yang bertindak sebagai panjak-nya. Dalam waktu 40 hari itu Ki Supa bukan membuat sebilah, melainkan dua bilah keris putran, yang bentuk dan rupanya sama benar dengan keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring.
Setelah pekerjaan itu selesai, KK Sumelang Gandring yang aseli disembunyikan di balik kain di paha kirinya. Sedangkan kedua keris putran yang dibuatnya dibahwa menghadap Adipati Blambangan, dan diakukan sebagai keris yang putran dan yang aseli.
Karena sama bagusnya, sama indahnya, Adipati Blambangan tidak bisa lagi membedakan kedua keris itu. Mana yang aseli, dan mana yang putran. Padahal sebenarnya kedua keris itu merupakan keris putran.
Adipati Dadali Putih amat gembira melihat hasil karya Empu Pitrang. Karenanya, empu muda itu lalu dinikahkan dengan salah seorang adik perempuannya, dan diberi banyak hadiah.
Beberapa bulan kemudian Empu Pitrang berpamitan hendak pulang ke Majapahit. Ia berpesan pada istrinya yang sudah hamil, agar jika anaknya lahir kelak, jika laki-laki, agar diberi nama Jaka Sura. Setelah cukup besar, agar anak itu disuruh menyusulnya ke Majapahit.
Betapa gembira Raja Majapahit ketika ternyata Ki Supa berhasil menemukan dan mengembalikan keris pusaka keraton, Kanjeng Kyai Sumelang Gandring. Karena dianggap berjasa besar bagi kerajaan, Empu Ki Supa Mandrangi kemudian dinikahkan dengan salah seorang putrinya dan diangkat menjadi pangeran, serta diberi tanah perdikan (bebas pajak, otonom) di daerah Sedayu. Maka sejak itu Ki Supa lebih dikenal sebagai Empu Pangeran Sedayu. Itu pula sebabnya, mengapa keris buatan Ki Supa hampir serupa dengan keris buatan Pangeran Sedayu.
Walaupun telah hidup mulia sebagai pangeran dan kaya raya berkat kedududkannya sebagai penguasa tanah perdikan, Pangeran Sedayu masih tetap membuat keris. Bahkan keris buatannya makin indah, makin anggun.
Adapun keris buatan Pangeran Sedayu dapat ditandai dengan mengamati ciri-ciri sebagai berikut:
Ganjanya datar atau ganja wuwung, gulu meled-nya berukuran sedang, tetapi penampilannya memberi kesan kekar dan kokoh. Jika membuat keris luk, maka loknya tergolong luk yang rengkol, atau sarpa lumampah.
Keris buatan Pangeran Sedayu selalu matang tempaan, besinya berwarna hitam kehijauan, nyabak, dan berkesan basah. Pamornya lumer pandes dan hampir selalu merupakan pamor tiban. Bahkan terkadang tanpa pamor sama sekali, yakni yang disebut keris keleng. Besi keris tangguh Pangeran Sedayu ini demikian prima, tahan karat, bahkan banyak di antaranya cukup diwarangi lima tahun sekali.
Secara keseluruhan penampilan keris buatan Pangeran Sedayu membawakan karakter seorang ksatria yang anggun, berwibawa, tetapi tidak galak, wingit, tetapi menyenangkan.
Pendek kata, segalanya dibuat serasi. Seluruh bagian keris termasuk ricikan-nya digarap dengan cermat, rapi, ayu, dan sempurna. Begitu rapinya keris buatan Pangeran Sedayu, sampai sampai tepi bagian sogokan-nya berkesan tajam. Oleh kebanyakan pecinta keris, buatan Pangeran Sedayu dianggap sebagai keris yang paling sempurna dari semua keris yang ada.
Salah satu tanda yang mencolok dari keris buatan Empu Pangeran Sedayu adalah besinya yang selalu merupakan jenis pilihan, dan matang wasuhan.
Selain tetap berkarya sebagai empu, Pangeran Sedayu juga mendidik orang-orang di daerahnya yang berminat belajar menjadi empu. Mula-mula mereka dijadikan panjak, dan setelah mahir disuruh membuat keris sendiri. Akhirnya para panjak itu pun dapat mandiri bekerja sebagai empu. Hasil karya mereka oleh orang yang hidup masa kini disebut keris Panjak Sedayu, yang kualitasnya hampir menyamai keris buatan Pangeran Sedayu.
Besi Katub Warna Hitam Kehijauan
Jika dicermati warna besi sebilah keris jangkung kelengan ini warnanya nampak mengkilat hitam kehijauan. Hal ini menunjukan kematangan tempa dan sekaligus salah satu ciri khas dari keris tangguh Sendang Sedayu. Keris seperti ini biasanya dibuat dari bahan besi jenis besi katup.
Besi Katub adalah besi yang urat-uratnya seperti rambut, warnanya hitam kehijauan, mengkilat; kalau dijentik bunyinya: Kung, ambrengengeng seperti Iebah terbang. Tuahnya yakni untuk kekebalan dan baik untuk pedagang.
Keris Jangkung Keleng (Tanpa Pamor)
Memandang keris jangkung ini memang tidak kita temukan warna pamor yang tergambar di bilahnya alias tanpa pamor. Keris dengan tanpa pamor seperti ini biasanya disebut dengan keris Keleng atau Kelengan.
Kêlêng dalam bahasa Jawa berarti hitam (cenderung glossy). Istilah pamor Keleng biasanya digunakan untuk menyebut suatu bilah keris, tombak, pedang atau tosan aji lain yang pamornya tak nampak sama sekali. Pada keris-keris keleng muda (nom-noman), memang tidak diselipi bahan pamor hanya baja (pengawak waja) tetapi pada keris-keris tangguh tua masih mengandung bahan pamor walau tidak terlihat karena kerapatan penempaan yang dibuat ratusan kali bahkan ribuan kali lipatan, menyatu dan luluh dalam bilahnya. Sehingga tampak seperti urat halus atau serat saja.
Keris-keris keleng selain mengutamakan kematangan tempa juga menitik-beratkan kesempurnaan garap. Garap yang dimaksud disini meliputi keindahan bilah, termasuk detail ricikan-nya. Sehingga banyak digemari oleh para penikmat garap. Keris keleng juga bisa menjadi bahasa tingkat kematangan lahir dan batin sang Empu. Kedalaman batin diterjemahkan dalam bilahnya yang berwarna hitam polos tanpa putihnya “bedak” pamor, mengisyaratkan jika sang Empu sudah menep (mengendap) hatinya dari pencemaran duniawi. Pamor keleng mampu menjadi inspirasi tentang sebuah ketulusan atau keikhlasan. Tuahnya susah dibaca, hanya mereka yang mengetahui ilmu esoteri saja yang bisa membaca. Namun ada juga yang beranggapan keris keleng mempunyai kekuatan esoteri yang lebih multifungsi.
Tags: ciri2 keris sedayu, empu pitrang, jual keris jangkung, jual keris kelengan, Jual Keris Kuno, Jual Keris Pamor Keleng, Jual Keris Sepuh, Jual Keris Tangguh Sendang Sedayu, keris jangkung asli, keris jangkung luk 3, Keris Jangkung Luk 3 Keleng Sendang Sedayu Sepuh Kuno, keris jangkung mangkunegara, keris jangkung mini, keris tangguh sendang sedayu, tuah keris pamor pitrang
Keris Jangkung Luk 3 Keleng Sendang Sedayu Sepuh Kuno
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Bekas |
Dilihat | 2.428 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Keleng Slorok Kehijauan Tangguh Sendang Sedayu Majapahit Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Keleng Hurap (Besi slorok kehijauan dan hitam pekat khas tangguh sedayu) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Sedayu era Majapahit Panjang Bilah : 34 cm Warangka : Gayaman Surakarta Gandar Iras Kayu Trembalo… selengkapnya
Rp 2.555.000Keris Sabuk Inten Pamor Meteorit Tangguh Guling Mataram Sultan Agung Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sabuk Inten Pamor (motif lipatan besi) : Pedaringan Kebak Meteorit Akhodiyat (Kanjeng Kyai Pamor) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung (Guling Mataram) Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Ladrang Surakarta Gandar Iras Kayu Timoho Bosokan Kuno… selengkapnya
Rp 7.555.000Jual Keris Sinom Robyong Pamor Wengkon PB I Besi Purosani Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sinom Robyong Pamor (motif lipatan besi) : Wengkon / Tepen (besi basah kehijauan/ purosani) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : PB I Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang : Kemuning Bang… selengkapnya
Rp 3.977.000Keris Sabuk Inten Pamor Gajah Gelar Sepuh Keris Sabuk Inten, sebuah artefak budaya yang kaya akan sejarah dan legenda, menempati posisi istimewa dalam warisan budaya Indonesia. Dalam legenda dan sejarahnya, keris ini tidak hanya menjadi lambang kemuliaan, tetapi juga simbol kemakmuran bagi sebuah kerajaan. Dikisahkan bahwa Keris Sabuk Inten muncul pada zaman peralihan antara Majapahit… selengkapnya
Rp 1.111.000Pusaka Keris Betok Putut Sajen Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Putut Sajen Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Majapahit Abad Ke 13 masehi Panjang Total putut : 29,8 cm Warangka : Sandhang Walikat Kayu Sono Keling Kode: PK078 INFO SELENGKAPNYA Tentang Pusaka Keris Betok Putut Sajen Silahkan… selengkapnya
Rp 2.500.000Keris Singo Barong Pandawa Luk 5 Kinatah Kamarogan Pamor Keleng Istimewa Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Singo Barong Luk 5 / Singa Pandawa Pamor (motif lipatan besi) : Keleng (Kinatah Kamoragan Tembaga Sepuh Emas) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Putran Mataram Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Gayaman Jogjakarta Kayu Timoho Handle /… selengkapnya
Rp 2.555.000Pusaka Keris Sabuk Inten Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sabuk Inten Luk 11 Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah Lintang Kemukus Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Senopaten (Abad XV) Panjang Bilah : 33 cm (pesi utuh masih panjang original) Warangka : Ladrang Surakarta Handle / Gagang : Solo (Surakarta) Pendok :… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminPusaka Keris Sabuk Inten Warangka Ladrang Jogja Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sabuk Inten Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah + Tunggul Kukus Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Senopaten (Abad XV) Panjang Bilah : 35,5 cm Warangka : Ladrang Jogja Kayu Nagasari Handle / Hulu: Model Jogja Kayu Nagasari Pendok : Bunton… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminPusaka Keris Betok Sombro Pejetan Dhapur Keris (penyebutan bentuk keris) : Betok Sombro Pejetan Pamor Keris (motif lipatan besi tempa) : Mrambut Tangguh (perkiraan masa pembuatan): Pajajaran Panjang Bilah : 21 cm Warangka (sarung keris) : kayu cendana jawa Handel keris : Kayu cendana jawa Kode: PK087 INFO SELENGKAPNYA Tentang Pusaka Keris Betok Sombro Pejetan… selengkapnya
Rp 1.555.000Keris Pamor Junjung Derajat Sepuh Keris Pamor Junjung Derajat Sepuh bukan sekadar pusaka, melainkan simbol perjuangan dan harapan dalam meraih kemuliaan hidup. Terukir dengan pamor yang melambangkan perjalanan menuju puncak, keris ini menjadi pengingat akan pentingnya ketekunan, keuletan, dan usaha yang tidak kenal lelah. Dengan warisan sejarah yang panjang dan penuh makna, keris ini tidak… selengkapnya
Rp 4.111.000
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.