Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin PusakaKeris.com
● online
Admin PusakaKeris.com
● online
Halo, perkenalkan saya Admin PusakaKeris.com
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka jam 08.00 s/d jam 23.00
Beranda » Dhapur Carita Keprabon » Keris Carito Keprabon Luk 11 Kesultanan Cirebon
click image to preview activate zoom

Keris Carito Keprabon Luk 11 Kesultanan Cirebon

Rp 4.111.000
KodeKAR
Stok Tersedia (1)
Kategori Dhapur Carita Keprabon, Katalog Produk, Keris, Keris Luk 11, Keris Sepuh, Pamor Pedaringan Kebak, Tangguh Cirebon, TOSAN AJI 1
Jenis : Keris Luk 11
Dhapur Carita Keprabon
Pamor Pedaringan Kebak
Tangguh : Kesultanan Cirebon
Abad / Tahun : XVI
Panjang Bilah :
Warangka : Ladrang
Bahan Warangka : Kayu Trembalo Gandar Iras Kuno
Pendok : Blewah Mamas Kuno
Mendak : Wajikan Kuningan
Tentukan pilihan yang tersedia!
Pemesanan lebih cepat! Quick Order
Bagikan ke

Keris Carito Keprabon Luk 11 Kesultanan Cirebon

Keris Carito Keprabon Luk 11 Kesultanan Cirebon

Keris Carito Keprabon Luk 11 Kesultanan Cirebon merupakan salah satu koleksi keris pusaka dari peninggalan era Kesultanan Cirebon. Dengan usianya yang sudah ratusan tahun keris ini menjadi bukti sejarah sekaligus warisan dari kejayaan Kerajaan Cirebon pada kala itu. Dengan garap yang cukup bagus yang bisa jadi merupakan keris Yasan Dalem Keraton dan pamor Pedaringan kebak yang putih mubyar meteorit sebagai bukti kejayaan era Kesultanan Cirebon kala itu.

Cirebon, sebuah kota pelabuhan dan kerajaan pesisir yang dulunya megah dan terkenal, kini sering terlupakan di bayangan orang. Meskipun jejak kejayaannya di masa lalu mengilhami banyak kisah, pandangan masyarakat modern lebih sering tertuju pada elemen-elemen mistis yang melekat pada wilayah yang pernah mendominasi dengan pesona dan pengaruh besar.

Di tengah kisah-kisah yang terkadang dibumbui dengan nuansa mistis, pusaka-pusaka bersejarah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan Keraton Cirebon. Raja Kasultanan Cirebon, dengan ciri khasnya yang misterius, tidak selalu menjelaskan secara rinci mengenai pusaka-pusakanya. Kerajaan ini memiliki warisan berupa keris, tombak, hingga kujang dari para leluhurnya. Berbeda dengan tradisi di keraton lain, di Keraton Cirebon, pusaka tidak digunakan sebagai simbol legitimasi dalam suksesi kekuasaan, seperti halnya keris KK Joko Piturun di Keraton Yogyakarta.

Meski demikian, jejak kejayaan Cirebon dapat ditemukan dalam pusaka yang tersisa. Kacirebonan, meskipun tidak kaya akan pusaka-pusaka, memiliki keunikan tersendiri. Pusaka-pusaka Kacirebonan tidak terkonsentrasi di keraton, melainkan tersebar di tengah masyarakat. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1960, saat UU Swapraja diberlakukan dan Keraton Kacirebonan merasa akan dibubarkan, langkah antisipatif diambil. Warisan, termasuk tanah keraton (sultan ground) dan pusaka-pusakanya, dibagi-bagikan sebagai upaya untuk mempertahankan warisan berharga tersebut.

Dengan demikian, di balik kerumitan dan kerahasiaan pusaka-pusaka Cirebon, terdapat kisah-kisah menarik yang memperkaya warisan budaya Indonesia. Pusaka yang ditempatkan di museum keraton menjadi jendela yang membuka rahasia masa lalu, sementara pusaka-pusaka di tangan masyarakat menjadi saksi bisu perjalanan kota yang kini mungkin terlupakan namun tetap hidup dalam sejarah.

Filosofi Keris Carito Keprabon

Kehidupan manusia seperti lakon dramatis yang terpampang di atas panggung dunia, bermain dalam skenario yang telah tertulis oleh Sang Pencipta. Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, manusia tampil sebagai pemeran utama, menari di atas lingkaran waktu yang terus berputar. Carita, dalam konteks ini, melambangkan peristiwa atau gambaran sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu mengarang alur cerita (carito) dan menjadi aktor utama dalam lakon kehidupannya sendiri.

Hidup yang kita jalani saat ini adalah hasil dari pilihan dan peran yang kita pilih untuk dijalani. Dalam filosofi Carita Keprabon, yang berasal dari kata “Prabu” yang artinya Raja/Ratu, kita menemukan cerminan kepemimpinan yang sejati, bukan sekadar kekuasaan yang dipuja.

Menurut cerita lisan, pada masa lalu, hanya mereka yang memiliki garis keturunan biru atau ningrat yang berhak memiliki dan merawat keris luk sebelas dengan dhapur Carita Keprabon dan Carita Daleman. Keris dengan dhapur tersebut dianggap sebagai lambang kebangsawanan, milik para priyayi. Sebuah kepercayaan unik menyebutkan bahwa pemilik keris ini diwajibkan memelihara burung Gelatik Jawa sebagai pasangan atau klangenan untuk “sang mbahurekso” keris mereka.

Angka sebelas, yang merujuk pada konsep kemanunggalan dengan Tuhan, memiliki makna mendalam. Jika dijumlahkan, angka ini menghasilkan dua, menciptakan keseimbangan dan keselarasan. Filosofi angka dua dari penjumlahan sebelas juga mencerminkan bahwa kehidupan manusia dipengaruhi oleh efek sebab-akibat dari perbuatannya sendiri, atau yang dikenal sebagai karma. Dalam Keris Carita Keprabon, tersiratlah pesan tentang kehidupan yang penuh drama, di mana setiap tindakan membentuk alur cerita yang tak terduga namun sejalan dengan prinsip keseimbangan dan karma.

Tags: , , , ,

Keris Carito Keprabon Luk 11 Kesultanan Cirebon

Berat 1500 gram
Kondisi Bekas
Dilihat 84 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah:

WhatsApp WhatsApp us