Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami
● online 6282177400100
● online
- LANGKA!! Keris Omyang Jimbe Putut Kembar Pamor Ber
- Jual Blawong Tempat Keris Mentahan Bahan Kayu Jati
- Keris Sempono Luk 9 Pamor Ilining Warih Sepuh Kuno
- Tombak Pusaka Godong Pring Tejo Kinurung
- Pusaka Tombak Kinatah Emas Pamor Wengkon
- Keris Tangguh Segaluh Abad 12
- Keris Sabuk Inten Pamor Gajah Gelar Sepuh
- Keris Kyai Condong Campur Yang Asli
Keris Gumbeng Pamor Banyu Mili Pajajaran Sepuh
| Kode | KAR |
| Stok | Habis |
| Kategori | Dhapur Bethok Gumbeng, Katalog Produk, Keris, Keris Lurus, Keris Sepuh, Pamor Banyu Mili, Tangguh Pajajaran, TOSAN AJI 1 |
| Jenis | : Keris Lurus |
| Dhapur | : Gumbeng |
| Pamor | : Banyu Mili |
| Tangguh | : Pajajaran |
| Abad / Tahun | : XIV |
| Warangka | : Gayaman Jogja |
| Bahan Warangka | : Kayu jati kuno |
| Pendok | : Blewah mamas kuno |
| Mendak | : Widengan kuningan kuno |
| Panjang Bilah | : |
Keris Gumbeng Pamor Banyu Mili Pajajaran Sepuh
Keris Gumbeng Pamor Banyu Mili Pajajaran Sepuh
Keris Gumbeng Pamor Banyu Mili Pajajaran Sepuh – Gumbeng adalah salah satu dapur Keris yang sangat sederhana. Memiliki ricikan seperti Kebo Lajer, tetapi bilahnya lebih lebar. Gandik panjang dan umumnya berasal dari tangguh sepuh seperti era Pajajaran atau Tuban.
Istilah Gumbeng, selain untuk menyebut dapur Keris, juga merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional masyarakat Jogjakarta, terutama di wilayah Gunung Kidul, juga pernah berkembang di daerah Banyumas. Disebut rinding Gumbeng. Di Ponorogo juga dikenal istilah Gong Gumbeng. Keseluruhan kesenian tradisional ini memanfaatkan bambu sebagai alat instrumen. Pelaksanaan kesenian rinding Gumbeng ini bernuansa sakral dan sering dilakukan untuk berharap panen yang baik. Inti dari kesenian ini adalah ekspresi dari kesederhanaan, keluguan masyarakat yang bersahaja. Lebih jauh, melalui tradisi Gumbeng ini, manusia diharapkan mampu menjalani kehidupan sehari-hari dengan ulet, sederhana dan penuh kearifan baik dalam konteks vertikal (keTuhanan) dan horizontal (alam dan manusia) untuk mencapai suatu kemakmuran hidup bagi masyarakat (sosial-ekologis- kultural).
Rupanya tidak jauh berbeda dengan kesenian Gumbeng yang telah berkembang di masyarakat semenjak ratusan tahun lalu, keris dapur GUMBENG juga menunjukkan bentuk yang sederhana, lugu dan memiliki muatan sakral serta magis dan ada kaitannya dengan keselarasan manusia dengan alam. Dalam budaya keris, Gumbeng secara harfiah bermakna “tingkat kesadaran tertentu pada saat bersemedi”.
Semedi (meditasi, red), adalah salah satu bentuk meditasi yang dilakukan oleh manusia untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan alam semesta. Berusaha mencapai keselarasan pikir, hasrat dan daya-rasa-cipta pada diri manusia dengan Tuhan dan alam. Dalam tataran tertentu, ketika bersemedi, manusia akan melalui suatu batas antara kesadaran pikir dalam tataran manusia dengan kesadaran hakiki atas makna keTuhanan dan alam semesta. Semedi, juga menjadi semacam metode penyucian batin (tazkiyatun nafs) serta berusaha mengelola energi alam.
Dalam bersemedi, manusia bisa jadi akan mengalami seperti apa yang dialami oleh Bima ketika berusaha menjalankan titah mencari Tirta Pawitra dalam cerita Dewa Ruci. Melalui sebuah batas dari tataran syariat, tarekat, hakikat dan makrifat yang disimbolkan dengan beberapa warna cahaya sampai pada batas pencapaian (Kala Bintulu). Atau dalam budaya Jawa dikenal sebagai laku raga, laku budi, laku manah, dan laku rasa. Atau menurut ajaran Mangkunegara IV seperti disebutkan dalam Wedhatama, empat tahap laku ini disebut : sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, dan sembah rasa.
Daya dorong kearah positif dan negatif harus, diselaraskan, diharmoniskan dan selalu dijaga keseimbangannya. Jika daya nafsu bisa kita kendalikan dengan baik, akan sama artinya kita telah bergerak untuk menyatukan diri dengan Tuhan, Hyang Moho Tunggal. Menyatukan disini dalam pengertian ini bukan menyatunya dzat manusia dengan Dzat Tuhan. Manusia tidak perlu menyatukan dirinya dengan Dzat Tuhan, karena Tuhan keberadaan-Nya sudah meliputi segala sesuatu. Yang perlu disatukan adalah “Sifat, Asma dan Af’al “ manusia, agar selaras dengan sifat, asma dan af’al Tuhan yang telah diberikan kepada semua manusia sebagai Kodrad dan Irodad yang sudah ada dalam diri setiap manusia. Jadi tugas manusia hanyalah “menyelaraskan dan menyerasikan“ dengan Kodrad dan Irodad Tuhan. Inilah batas yang ada dalam semedi. Semedi tanpa menyadari adanya batasan diri akan menyebabkan manusia menjadi “owah”. Berubah cara pikir dan perasaan terhadap lakuning urip lan kesejatian.
Untuk bisa menyatukan diri dengan Tuhan, manusia dalam berbagai cara melakukan diantaranya adalah dengan cara Semedi yang dalam hal ini manusia harus bisa menyatukan segenap perasaan dan pikiran dengan nafasnya dalam bermeditasi. Puncak dari adanya penyatuan ini biasanya dalam ukuran minim yang bisa terasa adalah timbulnya “ketenangan Jiwa“ dan tentramnya Qalbu. Hanya dengan “mengingat“ Tuhan lah qalbu/hati bisa menjadi tenang.
Salah satu “semedi” dalam situasi, ajaran dan bentuk yang lain adalah Puasa. Puasa atau Poso diserap dari dua kata Sansekerta, yaitu “upa” = dekat dan “wasa” = berkuasa. Jadi “upawasa” biasa dilafalkan sebagai Poso atau puasa, merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Bahasa Arabnya shaum atau shiam. Dalam bahasa Inggris “fasting” yang diserap dari kata Jerman kuno “fastan” = menggengam. Puasa dalam bahasa Ibrani tsum, tsom dan “inna nafsyo” yang berarti merendahkan diri dengan berpuasa, sedangkan dalam bahasa Yunani = nesteuo, nestis atau asitia/asitos.
Orang melakukan puasa, bukan hanya karena kewajiban atau karena ketentuan agama saja, bisa juga untuk tujuan politik, seperti yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi ataupun Martin Luther King Jr dengan demontrasi mogok makan. Begitu juga kita sering diwajibkan puasa demi kesehatan misalnya sebelum melakukan test laboratorium atau pada saat melakukan detoksifikasi ataupun para penderita diabetes. Begitu juga banyak orang melakukan puasa karena diet, hal ini banyak dilakukan oleh para teenager. Orang berpuasa juga untuk menyatakan rasa duka ataupun karena ingin meraih satu tujuan tertentu. Ada juga orang yang berpuasa sebagai persiapan diri menghadapi suatu tugas khusus misalnya merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu.
Puasa dapat disebut doa dengan tubuh, karena menyangkut seluruh orang dan tingkah laku rohaninya. Puasa dapat memberikan kemantapan dan intensitas pada doa, karena dapat mengungkapkan rasa lapar akan Tuhan dan kehendak-Nya dan dapat bermakna mengorbankan kesenangan dan keuntungan sesaat, dan dengan Puasa menolong orang untuk menghindari keserakahan dan bisa merupakan tanda penyesalan, pertobatan. Puasa juga mempunyai akar psikologis yang mendalam, yakni sebagai usaha pemurnian dan sebagai prasyarat mempermudah pemusatan perhatian waktu semedi dan berdoa.
Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari puasa. Sekurang-kurangnya, kita diingatkan kembali oleh Sang Pencipta arti penting hidup bersama dengan manusia lainnya. Dengan kata lain, makhluk sosial ini tidak akan bisa hidup tanpa ada hubungan baik dengan sesamanya. Ketika puasa, kita dapat merasakan pahit getir menahan lapar dan dahaga. Padahal penderitaan ini hanya sesaat, yaitu sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari. Buat fakir miskin kesengsaraan ini dijalani sepanjang hayatnya. Melalui cara ini, mata batin kita akan peka, naluri ingin menolong akan semakin sensitif dan kepedulian kita kepada semua manusia akan semakin baik. Semoga, dengan Puasa, kita bisa terlahir kembali menjadi sesosok insan yang memahami adanya “batas”. Batas pencapaian tujuan, batas hidup, batas kemampuan dan batas diri lainnya. Juga memahami bahwa hidup di dunia ini hanya sesaat karena kesejatian hidup adalah ketenangan jiwa yang mengarah pada pendekatan diri terhadap Sang Khaliq.
Kang sinedyo tineken Hyang Widi… (Yang diinginkan dikabulkan oleh Tuhan) Kang kinasara dumadakan keno… (Yang dikehendaki tiba-tiba didapat) Tur sisihan Pangerane… (dan dikasihi oleh Tuhan) Nadyan tan weruh iku… (Meskipun dirinya tidak tahu) Lamun nedyo muja semedi… (Akan tetapi ketika dia hendak melakukan semedi)Sesaji neng segoro… (Dia memberikan sesajian di Samudera/Hati/Qalbu) Dadya ngumbaraku… (Jadilah pengembaraan itu) Dumadi sariro tunggal… (Untuk menjadi satu diri) Tunggal jati swara aowr ing Hartati… (Satu kesejatian suara yg ada dalam Qalbu) Kang aran Sekar Jempina… (Itulah yang disebut Bunga Jempina )
Tags: Keris Gumbeng, keris pajajaran, keris sepuh
Keris Gumbeng Pamor Banyu Mili Pajajaran Sepuh
| Berat | 1500 gram |
| Kondisi | Bekas |
| Dilihat | 736 kali |
| Diskusi | Belum ada komentar |
Pusaka Keris Santan Pamor Setro Banyu Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Satan Luk 11 Pamor (motif lipatan besi) : Setro Banyu Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Abad ke 14 masehi Panjang Bilah :34 cm Warangka : Ladrang SUrakarta Gandar Iras Kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Kemuning Bang Kuno Pendok : Blewah… selengkapnya
Rp 2.500.000Keris Singo Barong Kinatah Emas Mataram Sepuh Keris Singo Barong Kinatah Emas Mataram Sepuh memang sudah sangat langka dan jarang dijumpai. Kebanyakan yang beredar adalah keris Singo Barong berkinatah dengan tangguh Kamardikan. Meskipun dari tangguh Kamardikan itu sendiri ada yang memang memiliki kualitas yang bagus. Namun untuk mendapatkan keris berdhapur Singo Barong dan berkinatah emas… selengkapnya
Rp 15.555.000Keris Pamor Rojo Abolo Rojo Dhapur Carubuk Mataram Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Carubuk Luk 7 Pamor (motif lipatan besi) : Raja Abala Raja (pamor gonjo maskumambang) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Abad Ke 17 Masehi Panjang Bilah :35,7 cm Warangka : Gayaman Jogjakarta Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang : Kayu… selengkapnya
Rp 3.515.000Keris Putut Sajen Sepuh Keris Sajen atau Seking, atau keris Majapahit, adalah penamaan umum untuk keris-keris sederhana dengan panjang sekitar sejengkal, yang hulunya kebanyakan menyatu dengan bilahnya. Hulu keris juga terbuat dari bahan logam yang sama seperti bilahnya, sering kali berupa gambaran manusia yang disimbolisasi. Keris-keris yang dikategorikan sebagai sajen kebanyakan hanya memiliki pamor keleng,… selengkapnya
Rp 960.000Keris Tilam Upih Pamor Wahyu Tumurun Tangguh Pajajaran Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Wahyu Tumurun Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Gayaman Jogjakarta Kayu Timoho Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno Pendok : Bunton Jogjakarta Kuningan Ukir… selengkapnya
Rp 2.750.000Pusaka Tombak Sepuh Kuno Tua Dhapur: Tombak Pamor: Tambal Wengkon Kode: PK151 INFO SELENGKAPNYA Tentang Pusaka Tombak Sepuh Kuno Tua Silahkan Hubungi Kami Melalui Whatsapp/Telp/SMS: 082177400100
Hubungi AdminSingo Barong Luk 5 Mataram Senopaten Banyak beredar Keris Singo Barong PALSU!! Lalu, bagaimana sebenarnya bentuk Keris Singo Barong yang asli? Jangan sampai tertipu! Simak ini sampai habis. Saya akan menunjukkan salah satu Keris Singo Barong original dari era Kerajaan Mataram Senopaten! Keris Singo Barong bukan sekadar pusaka, tapi juga lambang kebesaran dan kewibawaan. Ia… selengkapnya
Rp 35.555.000Tombak Pusaka Cipir Totog Singosari Keleng Dhapur / Jenis Bentuk Tombak : Cipir Totog Tangguh / Masa Pembuatan : Singosari Pamor / Motif lipatan besi : Keleng Hurap berserat Panjang Bilah Tajam : 28 cm Panjang pesi : 10,7 (bentuk Pesi kotak menandakan tombak dibuat zaman sebelum majapahit) Warangka : Kayu jati Landeyan / gagang… selengkapnya
Hubungi AdminPusaka Keris Kebo Lajer Tebu Kineret Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Kebo Lajer Pamor (motif lipatan besi) : Tebu Kineret Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Era Mataram Abad XVII Panjang Bilah : 36,5 cm Pesi masih utuh panjang original tidak sambungan Warangka : Gayaman Yogyakarta Kayu Pandan Laut Kuno Handle / Gagang… selengkapnya
Hubungi AdminKeris Sengkelat Luk 13 Mataram Sultan Agung Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : sengkelat Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah Kebak Meteorit Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung Panjang Bilah : 35,7 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Songgo Langit Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang… selengkapnya
Rp 4.113.000





WhatsApp us
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.