Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Keris Tilam Upih Tangguh Tuban Empu Suratman
- Pusaka Keris Betok Sombro Keleng Majapahit
- Pandawa Cinarita Pamor Gumbolo Geni Majapahit
- Pusaka Tombak Menur Pamor Pedaringan Kebak
- Keris Sengkelat Mataram Sultan Agung Full Pamor Pe
- Pusaka Tombak Korowelang Luk 11 Mataram Senopaten
- Keris Pamor Sumsum Buron
- Jagrak Stand Keris Pusaka Ukiran Naga Liong Unik I
Pusaka Keris Pandawa Cinarita Mataram Amangkurat
Rp 3.830.000Kode | K196 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Pandawa Cinarita, Keris, Keris Luk 5, Keris Sepuh, Pamor Ngulit Semangka, Tangguh Mataram Amangkurat, TOSAN AJI 3 |
Pusaka Keris Pandawa Cinarita Mataram Amangkurat
Pusaka Keris Pandawa Cinarita Mataram Amangkurat
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Pandawa Cinarita Luk 5
- Pamor (motif lipatan besi) : Ngulit Semangka Full Bilah Tanpa Putus
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Amangkurat (Kartasura)
- Panjang Bilah : 36 cm
- Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Cendana Wangi Kuno
- Handle / Gagang : Solo (Surakarta) Kayu Kemuning Kuno
- Pendok : Blewah Mamas Surakarta
- Mendak : Perunggu Kuno
- Kode: K196
Keistimewaan Pusaka Keris Pandawa Cinarita Mataram Amangkurat
PANDHAWA CINARITA, adalah salah satu bentuk dhapur keris luk lima. Bilahnya ada yang nglimpa, ada yang nggigir sapi; memakai ada-ada. Keris ini memakai kembang kacang; lambe gajah, sogokan rangkap, sraweyan dan greneng. Keris dhapur Pandawa Cinarita tergolong populer walaupun sekarang jarang dijumpai. Karena dianggap bertuah baik bagi orang yang mencari nafkah dengan cara bicara, keris berdhapur Pandhawa Cinarita ini dahulu banyak dimiliki oleh para Dalang. Hingga kini dhapur keris ini banyak diburu oleh mereka yang berprofesi sebagai Sales, MC, Motivator, Pembicara, Artis, Jaksa, Pengacara dan lain sebagainya. Salah satu pusaka milik keraton Kasultanan Yogyakarta yang berdhapur Pandhawa Cinarita adalah Kanjeng Kyai Mulyokusumo.
Menurut Kitab Centini, tentang asal-usul wayang purwa disebutkan bahwa kesenian wayang, mula-mula sekali diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Mamenang/Kediri menggunakan daun lontar. Seturut masuknya agama Islam di Jawa dan Bali, untuk menghilangkan kesan yang serba berbau Hindu Jawa (animisme dan dinamisme) serta kesan pemujaan terhadap arca/dewa, maka timbul gagasan baru untuk menciptakan wayang dalam wujud baru dengan menghilangkan wujud gambaran manusia.
Sunan Kalijaga atau Raden Syahid adalah salah seorang tokoh penyebar agama Islam (Wali) di Indonesia yang menggunakan seni pewayangan sebagai salah satu media dakwahnya. Untuk menghindari larangan agama waktu itu dan supaya lebih luwes untuk bisa diterima masyarakat luas, tokoh-tokoh tersebut dibuat serba pipih, ukuran tangan dibuat lebih panjang dari ukuran tangan manusia, sehingga sampai dikaki tidak persis seperti manusia biasa, dilukis hanya pada selembar kulit. Oleh Sunan Kalijaga tiap tokoh diubah ditatah sendiri-sendiri seperti yang kita jumpai sekarang. Uniknya, penokohan tersebut justru malah membuat makin tinggi estetika dan nilai seninya. Dalam pentasnya sudah mulai dimasukkan unsur dakwah, walaupun masih dalam bentuk lambang-lambang. Dipadukannya ajaran Islam dengan falsafah pewayangan membuat banyak rakyat biasa hingga bangsawan dan cendekiawan yang tertarik untuk menjadi pengikutnya.
FILOSOFI, dalam dunia pewayangan, rukun Islam oleh Sunan Kalijaga digambarkan melalui lima kesatria Pandawa. Para tokoh protagonis sekalipun dapat sekali-kali melakukan kesalahan. Sehingga bagaimanapun karakter diciptakan, akan tetap ‘manusiawi’. Berikut penjabarannya;
- Rukun Pertama, dijelmakan dalam tokoh tertua Raden Yudhistira alias Samiaji atau Puntadewa. Dengan senjata pamungkasnya Jimat Kalimosodo (Kalimat Syahadat), raja bijaksana itu tidak pernah kalah dan tidak pernah putus asa. Ia selalu sabar menghadapi musibah, senantiasa berbaik sangka kepada setiap orang, dan kalau perlu mengalah demi menjaga persatuan menuju kejayaan.
- Rukun kedua, salat (fardhu), diisyaratkan melalui Raden Werkudara atau Bima (Brathasena), yang tidak pernah duduk dan selalu siap dengan Kuku Pancanaka-nya. Artinya, salat lima waktu tidak boleh tidak mesti ditegakkan dalam keadaan apapun. Sedang sakit pun salat harus tetap dikerjakan seperti halnya Bima yang selalu berdiri kokoh setiap saat. Lewat pelaksanaan salat, derajat manusia adalah sama tidak dibeda- bedakan, termasuk antara orang kecil dan pembesar negara sekalipun. Hal itu diibaratkan sama dengan sikap Werkudara yang tidak pernah memakai bahasa halus kromo inggil dan tetap berbicara ngoko kepada semua orang, tanpa bermaksud kurang ajar.
- Rukun ketiga, puasa (dalam bulan Ramadan), menggunakan lambang Raden Arjuna (Raden Permadi), ksatria Pandawa yang paling tampan dan banyak digandrungi kaum hawa. Persis seperti orang berpuasa, godaan hawa nafsu akan tiba-tiba menjadi banyak sekali. Andaikata tidak kuat melawannya, pasti akan jebol pertahanannya.
- Rukun keempat dan kelima, zakat dan haji, digambarkan sebagai dua ksatria kembar, Raden Nakula dan Raden Sadewa. Mereka adalah tokoh yang tidak sering muncul, sebagaimana zakat dan haji yang hanya diwajibkan bagi orang-orang yang mampu. Akan tetapi, tanpa Nakula dan Sadewa, Pandawa akan rapuh dan tidak bisa berdiri tegak. Begitu pula umat Islam, jika tidak ada para hartawan yang sanggup membayar zakat dan menunaikan haji, fakir miskin akan terancam oleh kekafiran dan pemurtadan. Kesenjangan sosial antara orang kaya dan orang melarat tidak akan terjembatani.
TANGGUH MATARAM AMANGKURAT, beberapa orang perkerisan menyebutnya dengan tangguh Kartasura. Menurut Buku Keris & Tombak Jawa Dwipa (Sugiri Suganda, 2012) secara umum tangguh Amangkurat/Kartasura adalah sebagai berikut:
Tanting : berat, nggindel
Besi : ngrasak, kurang wasuhan
Pamor : kasap dan tlotor-tlotor
Baja : agak tebal, sepuhannya tua sekali
Bilah : corok (besar, tinggi) adhegnya kaku
Gonjo : besar, mbedog, huruf Dha greneng agal-agal
Gandik : besar dan agak rendah
Pejetan : jarang dan dalam
Sogokan : sempit, dangkal dan agak ngeri (menduri)
Ada-ada : seperti umumnya saja
Kruwingan : kaku dan tidak dalam
Luk : kaku
Wedidang : kebanyakan memakai ron dha nunut.
Apabila menatap secara sekilas, sangat tergambar dan kentara sekali jika keris pandhawa cinarito ini tampak lebih birawa (lebar, besar) dibandingkan keris-keris era mataram pada umumnya. Bentuk guwaya yang kaku seolah ingin mewakili perwatakan pemiliknya bukannya sosok sulit diatur, namun untuk sebuah prinsip yang dirasa benar merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar. Korosi alami di sepanjang lekuknya mempertontonkan kesan pasikutan yang galak, terlebih dengan karakter besi agak ngrasak dan warna pamornya yang agak keruh seolah ingin menunjukkan dominasi Amangkurat.
Keris-keris tangguh Amangkurat relatif sedikit dan jarang dijumpai sehubungan dengan banyaknya pergolakan (perebutan tahta) di jamannya. Pada umumnya masyarakat perkerisan mempercayai keris-keris tangguh Amangkurat memiliki tuah pemberani, tegas dan kadangkala menjadikan panasan (brangasan). Sangat cocok dimiliki oleh mereka yang terlahir sebagai pemimpin, yang memerlukan ketegasan.
PAMOR NGULIT SEMANGKA, Ngulit Semangka adalah salah satu motif atau pola gambaran pamor yang mirip dengan kulit buah semangka. Ia tergolong pamor tiban, yakni pamor yang bentuk gambarannya tidak dirancang lebih dahulu oleh sang empu. Sebagian pecinta keris percaya bahwa pamor ini mempunyai tuah yang dapat memperluas pergaulan pemiliknya. Pamor yang tergolong pamor mlumah ini tidak pemilih, bisa cocok untuk dimiliki oleh siapa pun.
Di antara gambaran pamor Ngulit Semangka kadang – kadang terselip pamor titipan semisal pamor Raja Gundala, slamet, atau pamor Sirat, yang oleh banyak penggemar keris dinilai tinggi. Itulah sebabnya, walaupun Ngulit Semangka adalah jenis pamor sederhana. Seperti pada pusaka keris ini yang terdapat pamor kuto mesir di bagian gonjonya.
Tags: cara menggunakan keris pendowo limo, filosofi keris kebo dengen, jual keris mataram amangkurat, jual keris pandawa, jual keris pandawa cinarita, jual keris pandawa kuno, jual keris pandawa luk 5, jual keris pandawa sepuh, kegunaan keris luk 5, keris luk 5 majapahit, keris pandawa cinarito, keris pandawa lare, keris pandawa lare majapahit, manfaat keris pandawa luk 5, sejarah keris pandawa lima
Pusaka Keris Pandawa Cinarita Mataram Amangkurat
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Baru |
Dilihat | 8.384 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Pusaka Panji Anom Mataram HB I Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Panji Anom / Panji Nom Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah / Beras Wutah (Full Bilah) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram HB I Panjang Bilah : 36 cm (pesi utuh masih panjang original) Warangka : Ladrang Surakarta (kayu gembol jati)… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Jalak Ngore PB IV Pamor Pedaringan Kebak Keris Jalak Ngore PB IV Pamor Pedaringan Kebak – Keris-keris era Pakubuwana itu memiliki prawakan yang gagah dan mewah di setiap sentuhannya. Mulai dari garap, bahan material, rancang bangun hingga pamornya seolah dibuat dengan sempurna. Oleh sebab itulah keris-keris pusaka era Pakubuwana begitu tinggi mas kawinnya. Selain… selengkapnya
Rp 25.000.000Keris Tumenggung Pamor Ganggeng Kanyut Sepuh Keris Tumenggung Pamor Ganggeng Kanyut Sepuh adalah salah satu keris dengan pamor yang cukup indah dan langka. Pamor Ganggeng Kanyut, menghadirkan makna yang kaya akan simbolisme, menggabungkan dua kata khas Jawa, yaitu “Ganggeng” dan “Kanyut.” “Ganggeng” merujuk pada ganggang yang meliuk-liuk menahan arus air, sementara “Kanyut” memiliki arti hanyut… selengkapnya
Rp 75.000.000Parungsari Amangkurat Ricikan Lengkap Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Parungsari (ricikan lengkap) Pamor (motif lipatan besi) : Wengkon Isen Kulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Amangkurat Panjang Bilah : 35,1 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno Pendok : Blewah Mamas Kuno Mendak :… selengkapnya
Rp 15.333.000Pusaka Keris Pamor Udan Mas Asli Sepuh Kuno Tua Salah satu pamor keris yang paling dicari dan disukai adalah Keris Pusaka Udan Mas, karena selain sulit dalam proses pembuatannya juga jarang dijumpai. Selain itu pamor udan mas memiliki makna filosofi yang cukup dalam, yaitu melambangkan simbol butiran-butiran emas yang berpola seperti jatuhnya hujan yaitu 2-1-2…. selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Pamor Bendo Segodo Tangguh Tuban Sepuh Keris Pamor Bendo Segodo Tangguh Tuban Sepuh adalah salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris kami. Keris ini berdhapur Tilam Upih, merupakan dhapur keris lurus yang sederhana dengan ricikan tikel alis dan pejetan. Untuk pamor yang tergurat di sekujur bilahnya adalah pamor Bendo Segodo. Sedangkan dari penilaian material bilah,… selengkapnya
Rp 4.100.000Pusaka Tombak Pleret PB IX Pamor Segoro Muncar Dhapur / Jenis Bentuk Tombak : Pleret Biring Lanang Tangguh / Masa Pembuatan : Surakarta Pakubuwono Ke 9 Pamor / Motif lipatan besi : Segoro Muncar meteorit Prambanan (warna pamor khas seperti kaca) Panjang Bilah Tajam : 23,3 cm Panjang Pesi : 13,7 cm Warangka : Kayu… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Mangkurat Pamor Pedaringan Kebak Nginden Kawung Gelar : Kanjeng Kyai Gumelar Mangkurat Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Mangkurat Pamor (motif lipatan besi) : Pedaringan Kebak Nginden Kawung Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kamardikan Istimewa (pesanan khusus) Warangka : Gayaman Yogyakarta Handle / Gagang : Yogya, Kayu Kemuning Bang Kuno Pendok: Slorok Kemalo Merah Mendak :… selengkapnya
Rp 6.500.000Keris Sengkelat Pamor Beras Wutah Mataram TUS Utuh Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) :Sengkelat Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah / Wos Wutah Kebak FUll Bilah Tanpa Putus (ada pamor junjung derajad tiban dibagian sor soran) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Abad Ke 17 Masehi Panjang Bilah : 35 cm… selengkapnya
Rp 3.555.000Jual Keris Singo Barong Pandawa Kamardikan Patrem Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Singobarong Luk 5 Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kamardikan Alusan Panjang Bilah : 25 cm Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Sono / Rose Wood Handle / Gagang : Kayu Sono / Rose Wood Pendok :… selengkapnya
Rp 1.750.000
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.