Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Keris Tangguh Pengging
- Keris Kolonadah Luk 5 Pamor Banyu Mili Sepuh Kuno
- Tilam Upih Gonjo Sumber Tuban Pineti
- Blawong Keris Isi 1 Ukiran Motif Burung Alusan
- Keris Tangguh Madura
- Keris Nogo Welang Luk 19 Kinatah Kamarogan Kamardi
- Keris Jangkung Luk 3 Keleng Sendang Sedayu Sepuh K
- Keris Pamor Kenanga Ginubah Tangguh Tuban Sepuh Ku
Dhapur Keris Mangkurat
Stok | |
Kategori | Kawruh Dhapur Keris |
Dhapur Keris Mangkurat
Dhapur Keris Mangkurat
Dhapur Keris Mangkurat – Ricikan Dhapur Keris Mangkurat: Sekar Kacang Pogok, Jenggot, Jalen, Lambe Gajah Kalih, Tikel Alis, Sraweyan, Greneng.
Makna Filosofi Falsafah Dhapur Keris Mangkurat
Mangkurat Mangkunagara adalah salah satu nama dhapur keris yang ‘abot sanggane’ (berat bawannya). Karena sebagai pusaka keris dianggap ‘hidup’ tak hanya karena daya gaibnya saja, tetapi dikarenakan pula oleh adanya nilai-nilai filosofi atau moral yang menjadi inspirasi sekaligus panutan atau tuntunan hidup bagi penyandangnya (formulasi jiwa luhur).
Mangkurat berasal dari kata mangku yang berarti menopang atau menyangga dan rat artinya adalah jagad atau dunia semesta. Sedangkan Mangkunagara juga berasal dari dua kata, mangku yang berarti menopang atau menyangga dan nagara berarti sebuah wilayah kekuasaan beserta segala sesuatu yang hidup dan tumbuh di atasnya.
Bahwa hidup orang jawa itu kiblatnya bukan untuk dirinya sendiri. Dhapur Mangkurat Mangkunegara, nama yang sarat makna dipilih bukan sekedar enak didengar, tetapi justru didoakan, dilantunkan dan diperjuangkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan nama itu menjadi gambaran setiap raja di dalam rumah. Bahwa selain ‘hamengku-memangkat‘ trah keluarga sendiri, untuk menjadi manusia yang unggul dan berderajad tinggi, juga hamengku, hamengkoni,hamemangku, menjunjung tinggi masyarakat yang ‘ngawula‘ kepadanya, serta masih pula berjuang demi kesejahteraan seluruh umat manusia. Pendek kata membuat dunia menjadi tempat yang semakin layak dihuni oleh manusia.
Dalam konsep budaya kepemimpinan jawa, kekuasaan bukan diperuntukkan bagi seorang pemimpin semata, akan tetapi lebih menekankan pada apa dampak baiknya bagi rakyat dan negara. Sebuah kekuasaan dianggap berhasil seperti ungkapan ‘Negara titi tentrem, nagari ingkang panjang punjung pasir wulir loh jinawi gemah ripah karta tur raharja‘ atau Negara yang aman tentram, terkenal karena kewibawannya, besar dan luas wilayahnya meliputi pegunungan sampai laut, hasil bumi yang melimpah, negara kaya dan rakyat sejahtera.
Falsafah Kepemimpinan Jawa sendiri sebenarnya dapat kita telaah dari ajaran Manunggaling Kawula Gusti, yang mengandung dua substansi, yakni kepemimpinan dan kerakyatan. Hal ini dapat ditunjukkan dari perwatakan patriotis Sang Amurwabumi (gelar Ken Arok) yang menggambarkan sintese sikap bhairawa-anoraga atau ‘perkasa di luar, lembut di dalam’.
Serat Pamarayoga, karya R. Ng, Ranggawarsita menjelaskan bahwa ratu, memegang pemerintahan atas utusan Hyang Agung. Ia dilindungi tri loka buwana, yaitu pinandhita, bathara dan satriya. Maksudnya, pemimpin dilindungi oleh pendeta (spiritualistik), dewa (pemberi berkah), dan kesatria (prajurit). Pemimpin harus berwawasan luas, memiliki ilmu kanuragan, kadigdayan dan kawicaksanan. Jati diri para pemimpin merupakan dharma (kewajiban) yang sangat berat, terbagi menjadi 8 hal, meliputi:
- Hanguripi, seorang pemimpin harus melindungi rakyat, menghormati dan menjaga perdamaian, sesuai undang-undang, sehingga timbul rasa percaya diri, untuk mencapai kehidupan yang layak.
- Hangrungkebi, bahwa seorang pemimpin harus berani berkorban jiwa, raga dan harta demi kesejahteraan bangsa. Mukti wibawa sebagai abdi masyarakat menjadi tanggung jawab yang harus diemban. Menghimpun kekuatan untuk membela rakyat dengan sasanti ‘bersatu kita teguh bercerai kita runtuh’.
- Hangruwat, berarti memberantas berbagai masalah yang mengganggu jalannya pemerintahan demi ketenteraman negara, misalnya mengurangi kemiskinan, memberikan pendidikan keterampilan para pemuda, revolusi mental, meningkatkan ketakwaan, dengan harapan mendapatkan ampunan, membersihkan diri, agar Tuhan memberikan kemudahan dan solusi.
- Hanata, berarti ’menata’ bahwa para pemimpin harus menghayati falsafah njunjung drajating praja, berdasarkan konsep ’nata lan mbangun praja’, menegakkan kedisiplian, kejujuran, dan loyalitas, demi kesejahteraan rakyat, dengan sasanti ‘ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani‘, memberikan contoh, membangkitkan semangat karja dan berwibawa di depan rakyat, berpengaruh seperti dilansir dalam kepemimpinan Pancasila. Rakyat diberikan kesempatan untuk memanfaatkan potensi alam milik negara, sesuai dengan amanat UUD 45.
- Hamengkoni, ’memberi bingkai’, agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga. Pemerintah memberikan kemerdekaan (kebebasan bertangung jawab), kepada rakyat untuk berusaha memanfaatkan potensi dalam negeri, dan menjalin bekerja sama dengan negara lain tanpa intervensi.
- Hangayomi, ayom berarti ’lindung’, ’teduh’ atau berarti memberikan perlindungan kepada rakyat, agar merasa aman, bebas mencari nafkah di bawah naungan wahyu Ilahi. Untuk menjaga kewibawaan bangsa pemimpin berkewajiban melindungi rakyat.
- Hangurubi, membangkitkan semangat kerja kepada rakyat, untuk mencapai kesejahteraan hidup. Rakyat berharap kesejahteraan terpenuhi, berpegang pada perilaku adil, jujur dan setia membela kebenaran. Rasa asih dan asuh menyertai dalam membina hubungan dengan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan, tatap berpegang pada sabda pandhita ratu. Bahwa seorang pemimpin harus setia pada ucapannya.
- Hamemayu, menjaga ketenteraman negara, dengan keselarasan dan keharmonisan berlandaskan saling percaya menjauhkan diri dari sifat curiga, demi memperbaiki tatanan pemerintahan.
Tags: bentuk keris jangkung mangkurat, dapur keris langka, Dhapur Keris Mangkurat, filosofi keris dapur kebo dengen, fungsi keris jangkung mangkurat, gambar dapur keris, gambar keris jangkung mangkurat, gambar keris jawa, jenis keris lurus dan gambarnya, jenis keris mahal, Jual Keris Mangkurat, keris mangkunegaran, pamor keris terbaik, pamor keris yang paling dicari
Dhapur Keris Mangkurat
Berat | 250 gram |
Kondisi | Baru |
Dilihat | 3.258 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Dhapur Keris Mahesa Nempuh MAHESA NEMPUH, menurut buku Dhapur yang disalin dari Buku Gambar 164 keris dan 52 tombak Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Susuhunan Pakubuwana X mempunyai ricikan ; luk tiga, gandik lugas, sogokan, tikel alis, sraweyan, greneng. FILOSOFI, Mahesa = kerbau jantan. Kerbau dalam masyarakat jawa tampaknya mempunyai kedudukan kasta yang tinggi. Salah satu… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Jalak Tilam Sari Ricikan Dhapur Keris Jalak Tilam Sari: Gandik Lugas, Pejetan, Ri Pandan, Tikel Alis, Sraweyan. Dhapur Keris Jalak Tilam Sari tergolong dhapur keris lurus. JALAK TILAM SARI, adalah salah satu bentuk dhapur keris lurus, dengan ricikan: gandik lugas, pejetan, tikel alis, sraweyan dan thingil atau ri pandan. Sepintas akan dibingungkan dengan… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Semar Betak Dhapur Keris Semar Betak – Ricikan Dhapur Keris Semar Betak: Adegipun Celak Wiyar, Gandik Katatah Tiyang, Wesi Bolong, Pawakan Anglimpa. Dapur Semar Petak kadang-kadang juga disebut sebagai ‘Semar Betak‘ atau ‘Semar Getak‘. Ini memiliki pisau pendek tapi lebar dengan permukaan yang halus. Jenis dapur ini biasanya menampilkan desain pamor yang sederhana…. selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Tilam Sari Ricikan Dhapur Keris Tilam Sari: Gandik Lugas, Pejetan, Ri Pandan, Tikel Alis, Sraweyan. Dhapur Keris Tilam Sari merupakan jenis keris luk lurus. TILAM SARI, adalah salah satu bentuk Dhapur keris lurus yang cukup banyak dijumpai di Pulau Jawa. Bentuk keris itu sangat serupa dengan keris dhapur Tilam Upih. Ricikan-nya adalah: Gandik… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Condong Campur Dhapur Keris Condong Campur – Dhapur Condong Campur dapat dengan mudah dikenali dari sogokannya yang panjang, sedangkan ukuran keseluruhan bilahnya adalah keris ukuran standar. Ricikan Dhapur Keris Condong Campur terdiri dari Sekar Kacang, Jalen, Lambe Gajah Kalih, Sogokan Lajeng Dumugi Pucuk, Tikel Alis, Greneng, Gusen. Tentang Dhapur Keris Condong Campur Dalam… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Marak Dhapur Keris Marak jika dilihat dari fisiknya, bilanya berukuran sedang dan gandiknya polos juga memakai satu sogokan dibagian depan dan terdpat greneng lengkap tanpa ada ricikan lainya. Marak dari kata Jawa yang berarti ‘datang menghadap’. Istilah marak bisa berarti datang menghadap kepada seorang raja, pemimpin, orang yang pangkatnya lebih tinggi atau kepada… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Kelap Lintah Dhapur Keris Kelap Lintah – Kelap Lintah merupakan salah satu bentuk dapur keris lurus yang sangat jarang dijumpai. Ricikan : hampir sama dengan ricikan dhapur brojol, yakni gandiknya polos, pejetan tanpa ricikan lain. Tanda khususnya adalah ganjanya yang berbentuk kelap lintah. Ujung-ujungnya ganjanya mencuat ke atas. Dhapur kelap lintah ini dulunya… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Jalak Nyucup Madu Dhapur Keris Jalak Nyucup Madu – Dhapur Jalak Nyucup Madu atau Jalak Ngucup Madu adalah salah satu varian keris Jalak yang sering ditemui selain Jalak Sangu Tumpeng, ricikannya adalah gandik polos, pejetan, tikel alis dan sebuah sogokan di depan. Dalam kesederhanaan ricikan dan penampilannya, ternyata menyimpan suatu ajaran makrifat yang… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminApa Itu Dhapur Keris ? Apa Itu Dhapur Keris ? Dhapur Keris adalah penamaan ragam bentuk atau tipe keris, sesuai dengan ricikan yang terdapat pada keris itu dilihat dari jumlah luknya. Penamaan dapur keris ada patokannya, ada pembakuannya. Dalam dunia perkerisan, patokan atau pembakuan ini biasanya disebut pakem dapur keris. Misalnya, keris yang bentuknya lurus,… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminDhapur Keris Mayat Miring Dhapur Keris Mayat Miring – Pusaka Keris ini hampir sama dengan kebanyakan Keris Luk Lurus lainya akan tetapi sangat terlihat dari ganja pada bilahnya yang agak membungkuk, gandiknya polos dan memakai pejetan serta sogokan hanya satu di bagian belakang juga memakai gusen. Bila posisi bilanya tidak terlalu membungkuk biasanya orang menyebutnya… selengkapnya
*Mahar Hubungi Admin
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.