Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami
● online 6282177400100
● online
- Keris Sengkelat Luk 13 Mataram Sultan Agung Pamor
- Jual Blawong Tempat Pajang Keris Tombak Kayu Jati
- Keris Sinom Robyong Kinatah Emas
- Sengkelat Luk 13 Mataram Senopaten
- Keris Tilam Sari PB IX
- Keris Kanjeng Kyai Pamor Sepuh
- Keris Brojol Pamor Rojo Gundolo Semar Kuno
- Keris Sempana Bungkem Tangguh Cirebon
Pusaka Keris Tindih Jalak Budho Temuan
Rp 5.555.000| Kode | PK490 |
| Stok | Habis |
| Kategori | Dhapur Bethok, Dhapur Jalak Budha, Katalog Produk, Keris, Keris Kuno, Keris Lurus, Tangguh Singosari, TOSAN AJI 3 |
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jalak Budha
- Pamor (motif lipatan besi) : Meteorit
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Singosari
- Warangka : Sandang Walikat, Kayu Jati
- Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno
- Mendak : Perunggu Kuno
Pusaka Keris Tindih Jalak Budho Temuan
Pusaka Keris Tindih Jalak Budho Temuan
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jalak Budha
- Pamor (motif lipatan besi) : Meteorit
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Singosari
- Warangka : Sandang Walikat, Kayu Jati
- Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno
- Mendak : Perunggu Kuno

Tentang Pusaka Keris Tindih Jalak Budho Temuan
Ing ngulet dadi satunggal/ warna telu dadi siji/ wus adate jaman Buda/ mengkono yen karya keris/ tan kaya jaman mankin/ dhewe-dhewe yen namasuh/mulane wijang-wijang/ pamor wesi waja pinggir/ nora kaya jaman Buda kaya malela ….
KERIS TEMUAN, dalam konteks ini adalah bukan berasal dari keris ‘proses tanduran’ (biasanya ditanam ke sungai dan dipanen selang beberapa waktu) pada masa-masa akhir ini. Namun benar-benar merupakan penemuan yang memiliki bentuk dan ciri-ciri yang khas. Keris-keris temuan ini adalah keris-keris yang secara ‘tidak sengaja’ ditemukan oleh para penambang pasir tradisional, pembuat bata dan petani, yang kemudian dikoleksi oleh para pecinta keris melalui para hunter atau pengepul keris dari daerah-daerah. Namun tidak dipungkiri memang ada segelintir masyarakat yang mengkhususkan dirinya berburu benda-benda kuno (pemburu harta karun). Sudah menjadi stereotip bahwa keris hasil penemuan-penemuan (sungai, area makam kuno, candi, persawahan dll) yang memiliki bentuk dan ciri yang khas ini oleh penggemar tosan aji digolongkan keris kabudhan untuk yang bentuknya lebar pendek berbadan lebar seperti kadga dan untuk yang bentuknya lebih ramping walaupun masih tampak dempak dan sangkuk (lebih miring) masuk era setelahnya (singosari). Keris-keris yang sudah ditemukan ada yang berpamor, akan tetapi banyak yang keleng (tanpa pamor), besinya berserat berwarna kelabu kehijauan. Yang bentuknya pendek dengan condong leleh (derajad kemiringan) tidak terlalu miring dan memakai sogokan rangkap biasa disebut Jalak Budha, sedangkan yang tanpa sogokan biasa disebut Bethok Budha.
Meski demikian terdapat dua kubu berbeda pandangan mengenai keris kabudhan ini, salah satunya apakah memang dibuat pada era tersebut? Inilah pertanyaan yang tidak mudah dijawab. Jagad perkerisan selama ini memang masih jauh dari sentuhan penelitian ilmiah – baik dari tinjauan arkeologi, sejarah ataupun metalurgi. Terlebih lagi kawruh padhuwungan yang ada lebih banyak berupa warisan pitutur atau ‘kulak dengar’ dari para ahli atau senior. Menurut pandangan pertama, istilah atau sebutan kabudhan adalah istilah yang merujuk untuk mendeferensiasi bentuk-bentuk keris dengan ciri fisik seperti yang dimaksud di atas – dan belum tentu berkaitan langsung dengan zamannya terlebih karena belum ada data pengidentifikasian secara ilmiah. Apalagi orang Jawa memang akrab menyebut zaman budho sebagai zaman baulah yang tidak terjangkau dengan perkiraan.
Pandangan kedua justru sebaliknya, mereka meyakini isitilah kabudhan berkaitan dengan prototype awal keris dan tentu saja berkaitan dengan agama Hindhu-Budha itu sendiri serta sejarahnya di Nusantara yang kala itu menjadi agama mayoritas. Terlebih misalnya dengan mengkaitkan dengan adanya prasasti Karang Tengah (824 M), prasasti Poh (904 M) menyebut “keris” sebagai bagian dari sesaji atau alat persembahan. Walaupun demikian juga masih bisa menimbulkan pertanyaan karena tidak diketahui apakah bentuk “keris” yang disebut dalam prasasti tersebut memang mengacu pada keris seperti yang dikenal sekarang. Juga bila dikaitkan misalnya dengan literatur atau manuskrip lawas, semisal Pustaka Raja Purwa yang ditulis sekitar Abad XII, dan Pratelan Dhuwung Saha Waos yang ditulis Singawijaya pada akhir abad XIX menyebutkan bahwa keris di Jawa pertama kali dibuat pada tahun anembah-warastraning-rat, yakni 230 M, di kerajaan Medang Kamulan oleh Mpu Ramadi pada masa pemerintahan raja Mahadewa Budha berupa dhapur lar ngatap, pasopati dan cundrik.
Kemudian secara kasat mata keris budha memiliki kemiripan bentuk dengan berbagai gambaran belati atau kadga yang terlihat pada relief candi-candi di Jawa diantaranya candi panataran dan candi borobudur. Belati atau kadga pada candi-candi ini masih memperlihatkan ciri-ciri senjata India, belum mengalami “pemribumian” (indigenisasi). Meskipun demikian, tidak ada bukti autentik mengenai evolusi perubahan dari belati gaya India menuju keris budha ini. Apapun itu dengan melihat kesederhanaan garap dan keunikan besinya, diyakini keris kabudhan adalah jenis tosan aji yang berasal dari tangguh sepuh sanget.
Dalam evolusi selanjutnya, keris-keris tangguh sepuh sanget (Jenggala, Kediri, Singosari) mulai menemukan bentuknya secara sempurna di masa ini. Bilah keris mulai memanjang, bentuk gonjo mulai melebar, memperjelas asimetri bilah dan berangsur-angsur menggantikan bentuk-bentuk bilah jalak budha dan bethok budha yang lebih sederhana. Walau umumnya memiliki tampilan bilah yang relatif tebal, namun bentuknya mulai meramping dan memanjang.
KERIS KABUDHAN SEBAGAI KERIS TINDIH, berasal dari kata ‘tetindhih’ yang menurut kitab Bausastra Jawa versi Poerwadarminta Tahun 1939 berarti lelurah atau pangarêp (penuntun), sedangkan secara arti atau makna harafiah adalah ‘menindih’. Keris tindih dipercaya mempunyai tuah yang baik bagi penggemar tosan aji selain tuah pokok keris juga memberikan tuah untuk menindih atau meredam pengaruh negatif dari benda-benda gaib lain. Tosan aji yang dipercaya masuk dalam kategori tindih kebanyakan keris dhapur lurus seperti; jalak budho, bethok, sombro, semar tinandu, semar betak, tombak banyak angrem dan lain-lain. Keris tindih biasanya adalah keris-keris yang dibuat pada tangguh (jaman) sepuh sanget, seperti jaman kabudhan, singosari, majapahit dan pajajaran. Sedangkan untuk pamor yang masuk kategori tindih antara lain pamor wengkon, rojo gundolo, rojo sulaiman, tambal, dan keleng dan lain sebagainya. Secara mata batin (spiritual) bakat, watak, karakter dan perbawa dari keris-keris tindhih dapat menjadi lelurah atau pamomong bagi tosan aji lainnya.
Menanting sendiri jalak budha ini, sejenak kita terhenyak, pikiran-pikiran mulai menerawang dan berimajinasi membayangkan jaman para kstaria-ksatria menjalani dharma-nya. Jaman dimana lelaki sejati berusaha menemukan takdirnya. Segalanya tidak mudah karena harus diperjuangkan dengan tetesan darah dan keringat hingga air mata. Sungguhlah beruntung kita sebagai anak cucu dapat merawat pusaka lintas generasi dengan kisah heroiknya tersendiri.
Bagi para pecinta tosan aji rasanya belum lengkap bila belum memiliki keris kabudhan. Alasannya, keris model ini adalah pusaka ‘klangenan‘ wajib yang mesti terpajang di gedong pusaka baik secara kelangkaan (nilai ekonomis dan investasi) juga kepercayaan dari sisi isoteri atau fungsi (keris tindih). Bentuknya yang sederhana, dan besinya yang korosif, sebenarnya bisa dikatakan keris jenis ini tak lagi utuh. Namun fanatisme pecintanya seperti tak pernah padam, tak lekang jaman, hingga kini terus ada dari waktu ke waktu.
Pusaka Keris Tindih Jalak Budho Temuan
| Berat | 1500 gram |
| Kondisi | Bekas |
| Dilihat | 1.447 kali |
| Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Jalak Ngore Pamor Tejo Kinurung HB VII Keris Jalak Ngore Pamor Tejo Kinurung HB VII merupakan salah satu keris yang memiliki material dan garap yang cukup mumpuni. Ditambah pamornya Tejo Kinurung yang tergolong sulit dibuat, hanya empu yang sudah berpengalaman yang bisa membuatnya. Keris ini berdhaput Jalak Ngore dengan langgam yang meniru gaya dari… selengkapnya
Rp 3.577.000Keris Sabuk Inten Panji Wilis Kinatah Emas 3 Wedono Mataram Senopaten Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sabuk Inten Luk 11 Pamor (motif lipatan besi) : Pedaringan Kebak Akhodiyat Meteorit (Kinatah Emas Kuno 3 Wedono Eks Gajah Singa) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Senopaten Abad XV Panjang Bilah : 35 cm Warangka :… selengkapnya
Rp 17.110.000Pusaka Keris Tilam Upih Gonjo Iras Pamor Lafadz Allah Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Gonjo Iras Pamor (motif lipatan besi) : Lafad Allah ( rojo Gundolo) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Sepuh Panjang Bilah : 30 cm pesi utuh masih panjang original Warangka : Ladrang Kayu Timoho Kuno Original Bawaan Bilah… selengkapnya
Rp 2.999.000Keris Tilam Sari HB V Pamor Wahyu Tumurun Meteorit ISTIMEWA Dhapur Keris (Jenis Bentuk Keris) : Tilam Sari Pamor (Motif Lipatan Besi) : Wahyu Tumurun Meteorit Tangguh (Perkiraan Masa Pembuatan) : HB V (Hamengkubuwana ke-5 ) Panjang Bilah : 34,7 cm Warangka : Ladrang Kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno… selengkapnya
Rp 7.555.000LAYAK KOLEKSI!! Keris Tumenggung HB V Pamor Meteorit Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tumenggung Pamor (motif lipatan besi) : Pedaringan Kebak (meteor Nginden Ngawat) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : HB V / Hamengkubuwono ke 5 (Abad XVIII) Panjang Bilah : 36 cm Warangka : Branggah Jogjakarta Kayu Timoho Handle / Gagang : Kemuning Bang… selengkapnya
Rp 12.555.000Jual Keris Carang Soka Pajajaran Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Carangsoka Luk 9 Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Awal Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Kuno Pendok : Mamas Kuno Mendak : Perunggu Kuno… selengkapnya
Rp 1.300.000Keris Carito Gandu Pamor Adeg Sapu Singkir Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Carito Gandu Luk 11 Pamor (motif lipatan besi) : Adeg Sapu / Singkir / Banyu Mili Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kerajaan Demak Panjang Bilah :34 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning… selengkapnya
Rp 3.111.000Keris Tindih Bethok Putut Pandito Semedi Pamor Melati Sinebar Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Bethok Putut Pandito Semedi Pamor (motif lipatan besi) : Melati Sinebar Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Sepuh Panjang Bilah : 25,6 cm Warangka : Gayaman Jogja Kayu Timoho Kuno Original Bawaan Bilah Handle / Gagang : Kayu… selengkapnya
Rp 6.555.000Putut Sajen Luk 7 Majapahit Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Putut Luk 7 Pamor (motif lipatan besi) : Singkir Mrambut Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Majapahit Panjang Bilah : 27 cm Warangka : Sandang Walekat Kayu Kemuning Kuno Handle / Gagang : – Pendok : – Mendak : – Kode : PK529
Rp 3.555.000Tongkat Komando Isi Tombak Godong Pring Pamor Beras Wutah Majapahit Dhapur / Bentuk Tombak : Godong Pring Pamor : Beras Wutah Meteorit Tangguh : Majapahit Panjang Bilah : 23 cm Warangka : Model Stik Tongkat Komando Ukiran Garuda Kayu Galeh Jati Gembol Kode : PK324
Rp 1.111.000
WhatsApp us
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.