Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Keris Anoman Mataram Sultan Agung TUS
- Pusaka Keris Sempana Pamor Jala Tunda
- Jual Mendak Keris Tembaga Model Kendit Gaya Suraka
- Keris Nogo Saliro Sepuh Warangka Cendana
- Jual Blawong Tempat Pajangan Keris Isi 1
- Pusaka Kujang Naga Primitif Tangguh Pajajaran Pamo
- Dhapur Keris Tumenggung
- Dhapur Keris Kanda Basuki
Pusaka Keris Tindih Jalak Budho Temuan
Rp 5.555.000Kode | PK490 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Bethok, Dhapur Jalak Budha, Katalog Produk, Keris, Keris Kuno, Keris Lurus, Tangguh Singosari, TOSAN AJI 3 |
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jalak Budha
- Pamor (motif lipatan besi) : Meteorit
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Singosari
- Warangka : Sandang Walikat, Kayu Jati
- Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno
- Mendak : Perunggu Kuno
Pusaka Keris Tindih Jalak Budho Temuan
Pusaka Keris Tindih Jalak Budho Temuan
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jalak Budha
- Pamor (motif lipatan besi) : Meteorit
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Singosari
- Warangka : Sandang Walikat, Kayu Jati
- Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno
- Mendak : Perunggu Kuno
Tentang Pusaka Keris Tindih Jalak Budho Temuan
Ing ngulet dadi satunggal/ warna telu dadi siji/ wus adate jaman Buda/ mengkono yen karya keris/ tan kaya jaman mankin/ dhewe-dhewe yen namasuh/mulane wijang-wijang/ pamor wesi waja pinggir/ nora kaya jaman Buda kaya malela ….
KERIS TEMUAN, dalam konteks ini adalah bukan berasal dari keris ‘proses tanduran’ (biasanya ditanam ke sungai dan dipanen selang beberapa waktu) pada masa-masa akhir ini. Namun benar-benar merupakan penemuan yang memiliki bentuk dan ciri-ciri yang khas. Keris-keris temuan ini adalah keris-keris yang secara ‘tidak sengaja’ ditemukan oleh para penambang pasir tradisional, pembuat bata dan petani, yang kemudian dikoleksi oleh para pecinta keris melalui para hunter atau pengepul keris dari daerah-daerah. Namun tidak dipungkiri memang ada segelintir masyarakat yang mengkhususkan dirinya berburu benda-benda kuno (pemburu harta karun). Sudah menjadi stereotip bahwa keris hasil penemuan-penemuan (sungai, area makam kuno, candi, persawahan dll) yang memiliki bentuk dan ciri yang khas ini oleh penggemar tosan aji digolongkan keris kabudhan untuk yang bentuknya lebar pendek berbadan lebar seperti kadga dan untuk yang bentuknya lebih ramping walaupun masih tampak dempak dan sangkuk (lebih miring) masuk era setelahnya (singosari). Keris-keris yang sudah ditemukan ada yang berpamor, akan tetapi banyak yang keleng (tanpa pamor), besinya berserat berwarna kelabu kehijauan. Yang bentuknya pendek dengan condong leleh (derajad kemiringan) tidak terlalu miring dan memakai sogokan rangkap biasa disebut Jalak Budha, sedangkan yang tanpa sogokan biasa disebut Bethok Budha.
Meski demikian terdapat dua kubu berbeda pandangan mengenai keris kabudhan ini, salah satunya apakah memang dibuat pada era tersebut? Inilah pertanyaan yang tidak mudah dijawab. Jagad perkerisan selama ini memang masih jauh dari sentuhan penelitian ilmiah – baik dari tinjauan arkeologi, sejarah ataupun metalurgi. Terlebih lagi kawruh padhuwungan yang ada lebih banyak berupa warisan pitutur atau ‘kulak dengar’ dari para ahli atau senior. Menurut pandangan pertama, istilah atau sebutan kabudhan adalah istilah yang merujuk untuk mendeferensiasi bentuk-bentuk keris dengan ciri fisik seperti yang dimaksud di atas – dan belum tentu berkaitan langsung dengan zamannya terlebih karena belum ada data pengidentifikasian secara ilmiah. Apalagi orang Jawa memang akrab menyebut zaman budho sebagai zaman baulah yang tidak terjangkau dengan perkiraan.
Pandangan kedua justru sebaliknya, mereka meyakini isitilah kabudhan berkaitan dengan prototype awal keris dan tentu saja berkaitan dengan agama Hindhu-Budha itu sendiri serta sejarahnya di Nusantara yang kala itu menjadi agama mayoritas. Terlebih misalnya dengan mengkaitkan dengan adanya prasasti Karang Tengah (824 M), prasasti Poh (904 M) menyebut “keris” sebagai bagian dari sesaji atau alat persembahan. Walaupun demikian juga masih bisa menimbulkan pertanyaan karena tidak diketahui apakah bentuk “keris” yang disebut dalam prasasti tersebut memang mengacu pada keris seperti yang dikenal sekarang. Juga bila dikaitkan misalnya dengan literatur atau manuskrip lawas, semisal Pustaka Raja Purwa yang ditulis sekitar Abad XII, dan Pratelan Dhuwung Saha Waos yang ditulis Singawijaya pada akhir abad XIX menyebutkan bahwa keris di Jawa pertama kali dibuat pada tahun anembah-warastraning-rat, yakni 230 M, di kerajaan Medang Kamulan oleh Mpu Ramadi pada masa pemerintahan raja Mahadewa Budha berupa dhapur lar ngatap, pasopati dan cundrik.
Kemudian secara kasat mata keris budha memiliki kemiripan bentuk dengan berbagai gambaran belati atau kadga yang terlihat pada relief candi-candi di Jawa diantaranya candi panataran dan candi borobudur. Belati atau kadga pada candi-candi ini masih memperlihatkan ciri-ciri senjata India, belum mengalami “pemribumian” (indigenisasi). Meskipun demikian, tidak ada bukti autentik mengenai evolusi perubahan dari belati gaya India menuju keris budha ini. Apapun itu dengan melihat kesederhanaan garap dan keunikan besinya, diyakini keris kabudhan adalah jenis tosan aji yang berasal dari tangguh sepuh sanget.
Dalam evolusi selanjutnya, keris-keris tangguh sepuh sanget (Jenggala, Kediri, Singosari) mulai menemukan bentuknya secara sempurna di masa ini. Bilah keris mulai memanjang, bentuk gonjo mulai melebar, memperjelas asimetri bilah dan berangsur-angsur menggantikan bentuk-bentuk bilah jalak budha dan bethok budha yang lebih sederhana. Walau umumnya memiliki tampilan bilah yang relatif tebal, namun bentuknya mulai meramping dan memanjang.
KERIS KABUDHAN SEBAGAI KERIS TINDIH, berasal dari kata ‘tetindhih’ yang menurut kitab Bausastra Jawa versi Poerwadarminta Tahun 1939 berarti lelurah atau pangarêp (penuntun), sedangkan secara arti atau makna harafiah adalah ‘menindih’. Keris tindih dipercaya mempunyai tuah yang baik bagi penggemar tosan aji selain tuah pokok keris juga memberikan tuah untuk menindih atau meredam pengaruh negatif dari benda-benda gaib lain. Tosan aji yang dipercaya masuk dalam kategori tindih kebanyakan keris dhapur lurus seperti; jalak budho, bethok, sombro, semar tinandu, semar betak, tombak banyak angrem dan lain-lain. Keris tindih biasanya adalah keris-keris yang dibuat pada tangguh (jaman) sepuh sanget, seperti jaman kabudhan, singosari, majapahit dan pajajaran. Sedangkan untuk pamor yang masuk kategori tindih antara lain pamor wengkon, rojo gundolo, rojo sulaiman, tambal, dan keleng dan lain sebagainya. Secara mata batin (spiritual) bakat, watak, karakter dan perbawa dari keris-keris tindhih dapat menjadi lelurah atau pamomong bagi tosan aji lainnya.
Menanting sendiri jalak budha ini, sejenak kita terhenyak, pikiran-pikiran mulai menerawang dan berimajinasi membayangkan jaman para kstaria-ksatria menjalani dharma-nya. Jaman dimana lelaki sejati berusaha menemukan takdirnya. Segalanya tidak mudah karena harus diperjuangkan dengan tetesan darah dan keringat hingga air mata. Sungguhlah beruntung kita sebagai anak cucu dapat merawat pusaka lintas generasi dengan kisah heroiknya tersendiri.
Bagi para pecinta tosan aji rasanya belum lengkap bila belum memiliki keris kabudhan. Alasannya, keris model ini adalah pusaka ‘klangenan‘ wajib yang mesti terpajang di gedong pusaka baik secara kelangkaan (nilai ekonomis dan investasi) juga kepercayaan dari sisi isoteri atau fungsi (keris tindih). Bentuknya yang sederhana, dan besinya yang korosif, sebenarnya bisa dikatakan keris jenis ini tak lagi utuh. Namun fanatisme pecintanya seperti tak pernah padam, tak lekang jaman, hingga kini terus ada dari waktu ke waktu.
Pusaka Keris Tindih Jalak Budho Temuan
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Bekas |
Dilihat | 1.160 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Tangguh Tuban Empu Bekel Jati Kuno Keris Tangguh Tuban Empu Bekel Jati Kuno merupakan keris koleksi yang sangat kuno dan indah. Keris ini tentu saja sudah berusia ratusan tahun. Diperkirakan dibuat oleh seorang Empu yang sangat terkenal dari Tuban yaitu Empu Bekel Jati. Pamornya beras wutah terlihat memenuhi bilah sehingga nampak sangat indah dan… selengkapnya
Rp 3.777.000Keris Tilam Upih HB III Pamor Pedaringan Kebak Keris Tilam Upih HB III Pamor Pedaringan Kebak merupakan koleksi pusaka yang kesekian kalinya. Keris ini cukup istimewa karena dibuat pada era Hamengkubuwana ke-3. Secara maknawi, tilam upih, sangat mendalam. Tilam merupakan alas tidur. Anyaman dedaunan yang membentuk tikar. Dari sana, muncul filosofi bahwa keris tilam upih,… selengkapnya
Rp 4.333.000Keris Carita Keprabon Pamor Wos Wutah Pajang Mataram Keris Carita Keprabon Pamor Wos Wutah Pajang Mataram – Manusia bak lakon yang memainkan drama kehidupan sendiri dalam dunia fana. Dalam dunia yang tak tahu kapan berakhirnya ini manusia hanya pelaku yang bermain di atas kisaran waktu yang terus berputar dengan skenario atau jalan yang sudah ditulis… selengkapnya
Rp 5.500.000Pusaka Keris Tilam Upih Pamor Meteor Tangguh Tuban Sepuh Empu Suratman Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah (Pamor Putih Bersih Meteor, Besi Berserat) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Empu Suratman Panjang Bilah : 35,5 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Tilam Upih Pamor Tambal Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Tambal Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Majapahit Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Cendana Handle / Gagang : Solo, Kayu Trembalo Pendok: Blewah Surakarta Mamas Mendak : Kuningan Kode: JK503 Filosofi Pamor Tambal Pamor Tambal dibuat sebagai simbolik doa/harapan agar setiap… selengkapnya
Rp 7.000.000Keris Nogo Siluman Luk 13 Tangguh Kesultanan Cirebon Asli Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Nogo Siluman Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kesultanan Cirebon Panjang Bilah : 35,7 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Trembalo Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno Pendok… selengkapnya
Rp 7.777.000Keris Mundarang Pamor Meteorit Empu Guling Mataram Keris Mundarang Pamor Meteorit Empu Guling Mataram merupakan karya yang membanggakan dari Empu Ki Guling, seorang empu terkemuka pada masa kejayaan Kerajaan Mataram di bawah pemerintahan Raja Sultan Agung. Pada masa tersebut, keris-keris yang dihasilkan oleh Empu Ki Guling menjadi luar biasa karena penggunaan bahan pamor yang melimpah,… selengkapnya
Rp 66.000.000Keris Pamor Tejo Kinurung Tuban Mojo Sepuh Keris Pamor Tejo Kinurung Tuban Mojo Sepuh adalah keris dengan dhapur Tilam Upih yang memiliki bilah cukup merbawani. Keris ini diperkirakan tangguh Tuban era Majapahit abad ke-14 Masehi. Sehingga bisa dikategorikan keris ini sangat sepuh karena sudah berusia ratusan tahun. Keris Tilam Upih memiliki filosofi sebagai simbol kebahagiaan,… selengkapnya
Rp 3.500.000Keris Pamor Simbang Kurung Tuban Bekel Jati Keris Pamor Simbang Kurung Tuban Bekel Jati adalah salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris. Keris ini termasuk dalam golongan jenis keris lurus. Jika dilihat dari bentuk dan ricikannya, keris ini berdhapur Tilam Upih. Untuk pamor yang tergurat di sekujur bilahnya adalah pamor Wahyu Tumurun. Ditambah pada bagian sor-soran keris ini… selengkapnya
Rp 25.555.000Pusaka Keris Kyai Sabuk Inten Luk 11 Majapahit Pamor Meteorit Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Kyai Sabuk Inten Luk 11 Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah atau Beras Wutah (Pamor Ceprat Ceprit Akhodiyat Meteorit) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Majapahit (Abad XIII) Panjang Bilah : 36 cm (Pesi Utuh Panjang Original) Warangka :… selengkapnya
*Mahar Hubungi Admin
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.