Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami
● online 6282177400100
● online
Dhapur Keris Jalak
| Stok | |
| Kategori | Kawruh Dhapur Keris |
Dhapur Keris Jalak
Dhapur Keris Jalak
Dhapur Keris Jalak merupakan salah satu bentuk dapur keris lurus yang ukurannya bilahnya lebar, panjangnya sedang. Bagian sor-soran keris ini biasanya agak tebal, gandik-nya polos,pejetan-nya dangkal, memakai sogokan rangkap. Dibandingkan sogokan pada keris lain, sogokan keris dapur jalak tergolong sempit. Tidak ada ricikan lainnya.

Dapur Jalak tergolong dapur yang tua. Beberapa keris Buda yang ditemukan, ber-dapur Jalak. Selain itu Jalak juga merupakan sebutan bagi setiap keris lurus yang gandik-nya polos, tanpa sogokan, memakai tikel alis. Dua pusaka Keraton Kesultanan Yogyakarta yang berdapur Jalak adalah Kanjeng Kyai Gutuk Api dan Kanjeng Kyai Sura Lasem.
Di kalangan penggemar tosan aji kadang terdapat sedikit perbedaan dalam penyebutan dhapur Jalak Sangu Tumpeng dan Jalak. Bagi beberapa penggemar tosan aji khususnya dari Jogja ricikan Jalak Sangu Tumpeng “wajib” hukumnya memiliki tingil, sedangkan beberapa penggemar lain mempercayai keris dengan dua sogokan sudah bisa disebut Jalak Sangu Tumpeng, karena bagian tingil kadang rawan terhadap korosi, selain itu menurut mereka dhapur Jalak biasanya bagian sor-soran wajib hukumnya lebih tebal dan wilah lebih pendek dibandingkan keris dhapur lainnya. Perbedaan yang ada menambah keanekaragaman budaya keris.
Filosofi Dhapur Keris Jalak Sebagai Pesan Perlindungan Untuk Rakyat
Burung Jalak yang kerap bertengger di atas punggung kerbau telah memberi inspirasi pertama kali kepada para empu untuk menciptakan keris dhapur Jalak. Konon penciptaan dhapur Jalak, diawali dengan titah Prabu Sri Samarotungga dari kerajaan Mataram Budha di Jawa bagian tengah, yang mendapatkan wangsit melalui hasil perenungannya. Disebutkan sejak muda, sang Raja gemar berkelana mengelilingi seluruh penjuru pelosok negeri. Dalam kontemplasi tentang segala hal yang dilihat sang Raja sehari-hari, Baginda menyimpulkan, agar rakyat di kerajaannya bisa hidup makmur dan sejahtera, maka harus memuliakan burung Jalak – yang saat itu memang dianggap sebagai burung yang dekat dan banyak membantu kaum petani.
Baginda kemudian meminta para empu keraton untuk menciptakan keris dengan mengambil bentuk maknawi burung Jalak. Melalui proses pengendapan batin yang dalam, maka terciptalah sebuah keris dhapur Jalak – yang nantinya disebut Jalak Budha. Seperti apa bentuk maknawi burung Jalak dalam keris? Ini jelas terlihat dari ricikan yang tertera pada bilahnya, yang bersama-sama menggambarkan profil kepala burung Jalak. Pejetan menggambarkan bagian dahi, sogokan bagian depan melukiskan paruh atas, sedangkan sogokan bagian belakang membentuk paruh bawah dan leher burung jalak.
Singkat cerita Raja Kerajaan Mataram Budha itu sangat menyukai sekali keris karya para empu keraton itu. Sejak itu, sang Prabu mencanangkan keris pancer dhapur Jalak Budha sebagai keris pusaka negara. “Reungeunta i sakweh kita, sun amule Sang Jalak Budha dadyeka raksa ri nagara.” titah Prabu Sri Samarottungga pada tahun 820 M, yang artinya – kurang lebihnya : “Dengarkanlah olehmu semua, aku muliakan Sang jalak Budha menjadi penjaga negara”. Sejak saat itu banyak empu pandhe yang membuat putran dari pusaka Sang Jalak Budha itu. Ciri khas yang menonjol pada Jalak Budha – selain sogokan rangkap yang tipis, gandik polos dan pejetan dangkal, adanya pametuk (semacam gelang bersusun di bawah ganja). Jadi keris Jalak Budha, bila dipasangi deder atau ukiran (hulu), tidak perlu menggunakan mendak diantaranya.
Keris Sang Jalak melambangkan kebersamaan Raja beserta para penggerak negara selaku pelindung seluruh rakyat petani beserta kehidupan agrarisnya, selayaknya burung jalak yang selalu mengajarkan kepada seluruh jajaran negara, mulai dari pangeran, patih, adipati, mantri, dhyaksa, akuwu, demung, buyut, hingga para luruh dan bekel untuk menjiwai tauladan dari kehidupan burung jalak. Keris Sang Jalak adalah penjaga negara, karena melambangkan dinasti kerajaan Mataram Budha yang bersumpah menegakkan tugasnya sebagai pengayom para kawula tani. Seperti titah Prabu Sri Samarotungga, bahwa jika ada bangsawan dan priyayi yang semulia Dewa Brahma, sepandai Dewa Wishnu, sesakti Dewa Shiwa, ataupun sekaya Dewa Kuwera, namun ia tidak mengayomi para kawula, melainkan hanya menyia-nyiakannya saja, maka tak lain hanya benalu parasit, yang lebih hina dari lalat dan serangga nakal yang suka menganggu kerbau. Dalam salah satu relief di Candi Borobudur, Jawa Tengah, tergambarkan sesosok tokoh orang agung yang menggenggam keris dhapur Jalak Budha, bahkan dengan tambahan gambar burung jalak yang bertengger di ujung pucuk bilahnya. Inilah salah satu gambaran bukti kebesaran Raja Mataram Budha yang arif dan bijaksana. Suatu kearifan pesan raja, yang diabadikan oleh Mpu Gunadharma, sang arsitek Candi Borobudur, dalam salah satu reliefnya.
Belakangan, muncul berbagai varian dhapur keris dengan nama yang berbau Jalak Pula, seperti Jalak Ngore, Jalak Nyucup Madu, Jalak Sangu Tumpeng dan lain sebagainya. Kesemua dhapur tersebut walaupun memliki ricikan-ricikan baru seluruhnya tetap terinspirasi bentuk kepala burung jalak – sebagai simbol dari fungsi tugas bangsawan dan priyayi jawa.
Dhapur Keris Jalak Sebagai Simbol Simbiosis Mutualisme Dalam Bersosial
Belajar dari Kerbau dan Burung Jalak, ‘Kerbau dan burung jalak’ bisa kita sebut ayat kauniah tentang bagaimana berinteraksi dan berkomunikasi dengan di luar kita. Entah itu saudara, teman, tetangga atau bahkan anonymous sekalipun. Dalam berhubungan seharusnya terjadi simbiosis mutualisme atau bahasa kita take and give. Hubungan dilandaskan atas kesukarelaan dan keikhlasan akan menghantarkan pada sebuah kepastian. Karena pondasi yang dibangun bukan material, tetapi immaterial: sukarela dan ikhlas. Pondasi material, pada suatu waktu akan habis dengan sendirinya dan pada saat itulah hubungan merenggang kemudian berakhir. Kerbau, dengan sukarela dan tanpa beban, “mempersilahkan” burung jalak menungganginya. Demikian pula burung jalak, dengan tanpa paksaan, makan santai di atas kerbau. Hubungan seperti ini bisa disebut hubungan sukarela penuh ikhlas. Take and give berada dalam proposional. Memberi tanpa meremehkan yang meminta dan meminta tanpa memaksa kehendak memberi. Dengan bahasa kita, beramal tanpa pamrih. Demikian seharusnya kita berhubungan.
Tags: asal usul keris jalak tilam, ciri ciri keris dhapur jalak, ciri keris jalak ngore, Dhapur Keris Jalak, filosofi keris dhapur jalak, harga keris jalak, jual keris dhapur jalak, keris brojol, keris jalak kuno, keris jalak ngoceh, keris jalak pasopati, keris jalak sepuh, keris jalak sumelang gandring, keris jalak tilam sari, ricikan keris, ricikan keris dhapur jalak
Dhapur Keris Jalak
| Berat | 250 gram |
| Kondisi | Baru |
| Dilihat | 5.686 kali |
| Diskusi | Belum ada komentar |
Dhapur Keris Sepang Ricikan Dhapur Keris Sepang: Gandik Lugas, Pejetan Lajeng, Ganja Wilut Sepang merupakan salah satu bentuk dhapur keris lurus. Ukuran panjang bilahnya sedang, tetapi bilah keris ini relatif tipis karena tanpa ada-ada. Keris itu tanpa gandik; bentuk sor-sorannya hampir simetris, tanpa pejetan, penampang ganja depan belakang sama (tanpa sirah cecak) juga tidak memakai… selengkapnya
TERMAHARDhapur Keris Jalak Ngore Dhapur Keris Jalak Ngore – Ricikan Dhapur Keris Jalak Ngore: Gandik Lugas, Pejetan, Tikel Alis, Sraweyan, Greneng. Dapur Jalak Ngore memiliki bilah ukuran standar yang menampilkan ‘ada-ada‘ yang terlihat jelas hingga ke ujung bilah. Gandik itu polos dan sederhana. Jenis dapur ini juga dilengkapi dengan pejetan, tikel alis, sraweyan dan greneng…. selengkapnya
TERMAHARDhapur Keris Yuyu Rumpung Dhapur Keris Yuyu Rumpung – Ricikan Dhapur Keris Yuyu Rumpung: Adegipun Mbengkuk, Kados Dapur Brojol, Ganja Kelap Lintah. Dhapur Keris Yuyu Rumpung Dhapur Keris Yuyu Rumpung Dalam kepustakaan lama, tercatat ada dua versi mengenai bentuk keris dapur Yuyu Rumpung ini. Pertama bilahnya berukuran sedang, gandiknya panjang dan di atas gandik ada… selengkapnya
TERMAHARDhapur Keris Ron Teki Dhapur Keris Ron Teki – Ricikan Dhapur Keris Ron Teki: Sekar Kacang Pogok, Jalen, Lambe Gajah Kalih, Pejetan, Gandik Panjang Sogokan. Keris dengan dhapur ron teki disebut juga dengan nama Roning Teki. Filosofi Dhapur Keris Ron Teki Ron Teki berati daun rumput teki, yang kadang dimetaforakan sebagai gambaran wong cilik, bahkan… selengkapnya
TERMAHARDhapur Keris Condong Campur Dhapur Keris Condong Campur – Dhapur Condong Campur dapat dengan mudah dikenali dari sogokannya yang panjang, sedangkan ukuran keseluruhan bilahnya adalah keris ukuran standar. Ricikan Dhapur Keris Condong Campur terdiri dari Sekar Kacang, Jalen, Lambe Gajah Kalih, Sogokan Lajeng Dumugi Pucuk, Tikel Alis, Greneng, Gusen. Tentang Dhapur Keris Condong Campur Dalam… selengkapnya
TERMAHARDhapur Keris Kalanadah Dhapur Keris Kalanadah, keris Luk 5 dengan ricikan Sogokan depan mengisyaratkan kepada manusia bahwa tujuan di dunia ini adalah menerima waktu (kala=waktu, nadah=menerima), manusia yang dapat menerima dan memanfaatkan waktu adalah manusia yang akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akherat kelak. Sejarah mencatat hanya empu-empu pilihan yang dipekerjakan untuk mengabdi di dalam… selengkapnya
TERMAHARDhapur Keris Jalak Sumelang Gandring Dhapur Keris Jalak Sumelang Gandring – Ricikan Dhapur Keris Jalak Sumelang Gandring: Gandik Lugas, Tikel Alis, Pejetan, Sraweyan, Ri Pandan Susun Jalak sumelang gandring merupakan salah satu dari banyaknya jenis keris yang memiliki pamor beras wutah gebagan yang didirikan sejak abad ke 17. Asal usul dari keris jalak sumelang gandring… selengkapnya
TERMAHARDhapur Keris Patrem Dhapur Keris Patrem – Patrem dari kota Yogyakarta merupakan sebilah Keris yang ukurannya lebih kecil dari keris pada umumnya. Biasanya berukuran sekitar 15 cm sampai 25 cm. Sehingga senjata ini lebih fleksibel jika dibawa ke mana-mana. Beberapa literatur menyebutkan bahwa Dhapur Keris Patrem sering dianggap sebagai Kris khusus wanita. Mengapa demikian? Karena… selengkapnya
TERMAHARDhapur Keris Kalamisani Dhapur Keris Kalamisani – Ricikan Dhapur Keris Kalamisani: Sekar Kacang, Jalen, Lambe Gajah Kalih, Sogokan, Tikel Alis, Sraweyan, Greneng, Gusen. Dapur Kalamisani, atau ‘Kala Misani‘ umumnya memiliki ricikan berikut; kembang kacang, dua lambe gajah, tikel alis, gusen, kruwingan dan greneng. Biasanya juga memiliki fitur ada-ada. Dhapur Keris Kalamisani merupakan salah satu benda… selengkapnya
TERMAHARDhapur Keris Semar Betak Dhapur Keris Semar Betak – Ricikan Dhapur Keris Semar Betak: Adegipun Celak Wiyar, Gandik Katatah Tiyang, Wesi Bolong, Pawakan Anglimpa. Dapur Semar Petak kadang-kadang juga disebut sebagai ‘Semar Betak‘ atau ‘Semar Getak‘. Ini memiliki pisau pendek tapi lebar dengan permukaan yang halus. Jenis dapur ini biasanya menampilkan desain pamor yang sederhana…. selengkapnya
TERMAHAR

WhatsApp us
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.