Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Jual Jagrak Stand Tempat Keris Isi 5 Kayu Jati Uki
- Pusaka Keris Pandawa Kinatah Emas Asli Sepuh Kuno
- Keris Sempana Luk 9 Pamor Putri Kinurung Tangguh P
- Keris Nom-Noman
- Sinom Pancuran Mas Mataram Senopaten
- Keris Nogo Saliro Sepuh Warangka Cendana
- Keris Mangkubumi Sinom Robyong Pudak Sategal Pamor
- Jual Keris Carubuk Pamor Akhodiyat Meteor Tuban Ma
Jual Keris Nogo Sosro Kinatah Kamarogan Kamardikan
Kode | K210 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Nogo Sosro, Keris, Keris Luk 13, Pamor Ngulit Semangka, Tangguh Kamardikan, TOSAN AJI 3 |
Jual Keris Nogo Sosro Kinatah Kamarogan Kamardikan
Jual Keris Nogo Sosro Kinatah Kamarogan Kamardikan
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Nagasasra atau Nogososro Luk 13
- Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kamardikan (Garap Alusan Pesanan Khusus. Jarang Beredar Dipasaran)
- Panjang Bilah : 36 cm
- Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Sono Keling
- Handle / Gagang : Kayu Sono Keling
- Pendok : Bunton Surakarta Kuningan
- Mendak : Kuningan
- Kode: K210
Dialih rawatkan (dimaharkan) Keris Nogo Sosro Kinatah Kamarogan Kamardikan sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Tentang Sejarah Asal-Usul Keris Nogo Sosro
Asal usul Keris Nogososro, diriwayatkan keris Nogososro dibuat oleh Empu Supo Mandrani, yang hidup pada zaman kerajaan Majapahit. Tetapi versi lain menyebutkan bahwa pusaka ini, sesuai dengan namanya, tercipta dari lidah sesosok makhluk berbentuk ular naga yang sangat sakti. Namanya, Nogososro.
Alkisah, Pada zaman dahulu, seorang lelaki sakti mandraguna bernama Manggir terbang menggunakan selembar tikar permadani meninggalkan tanah kelahirannya dari Baqhdad. Dia berniat melakukan perjalanan menuju sebuah pulau yang terbuat dari reruntuhan gunung Himalaya dan berbentuk seperti naga. Pulau tersebut tak lain dan tak bukan adalah pulau Jawa.
Kedatangan Manggir di pulau Jawa bersamaan dengan turunnya patung Al-Atha dari India. Kedatangan patung ini diiringi awan kemupus dan kelompok orang yang memujanya. Dan bersamaan pula dengan itu, terjadi peristiwa alam yaitu gerhana matahari total.
Setelah beberapa lama tinggal di pulau Jawa, Manggir dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa di tempat yang baru ini terdapat banyak sekali gunung berapi, yang kapan saja bisa meletus dan membinasakan penduduknya. Karena itulah Manggir bermaksud untuk melakukan tapa brata, dengan tujuan mendinginkan gunung berapi yang ada di pulau ini.
“Aku akan pergi ke salah satu gunung berapi di pulau ini untuk bertapa. Bila sekiranya ada keturunanku yang ingin bertemu, suruh dia mencariku ke sana,” pesan Manggir kepada Ratu Perangin angin, isterinya.
Seorang pun tak ada yang mengetahui, di gunung berapi yang mana sebenarnya Manggir bertapa. Sebab di tanah Jawa ini, gunung berapi ada puluhan jumlahnya. Karena itu, hingga kini tetap misterius.
Dikisahkan, Manggir bertapa sampai ratusan tahun lamanva sampai mimpikan, dia dapat mengirimkan rohnya untuk sesekali menggauli isterinya, sehingga suatu ketika, Ratu Perangin-angin mengandung.
“Jika suamiku menguasai gunung dan daratan, sedangkan aku penguasa Laut Selatan, semoga anakku berkuasa atas keduanya,” doa Ratu pada suatu hari sambil mengelus-elus perutnya yang sedang hamil besar.
Ketika lahir, ternyata anak yang dikandung Ratu bentuk fisiknya bak ular naga. Tak hanya itu, perkembangan tubuh si anak juga begitu cepat, sehingga dalam waktu yang relatif singkat telah menjelma menjadi seekor naga raksasa yang sangat ganas. Sesuai dengan keadaannya, si anak diberi nama Nogososro.
Dikisahkan, apabila Nogososro berjalan atau merayap, maka langkahnya menggetarkan permukaan bumi dan mengakibatkan banyak gunung terancam meletus.
Sampailah pada suatu hari Nogososro bertanya kepada ibunya, “Hai lbuku, tunjukkan di mana gerangan ayahku berada? Mengapa aku tidak seperti manusia biasa, sehingga tak seorangpun makhluk yang mau bergaul denganku? Aku akan mencari ayah dan meminta padanya agar tubuhku dirubah seperti manusia biasa.”
Ratu Perangin-angin tak dapat menjawab, karena dia sendiri merasa bahwa hal itu di luar kehendak dirinya. Dia sendiri tak dapat menjelaskan di mana keberadaan ayah dari anaknya, sebab dia tak tahu di gunung mana suaminya bertapa.
Karena jawaban sang ibu, akhirnya Nogososro dengan membawa perasaan yang sangat pilu, pergi mencari ayahnya. Setelah sekian lama mencari, akhirnya dia menemukan ayah yang dicarinya di sebuah gunung berapi di tepi pantai.
Melihat sosok anaknya, Manggir terkejut bukan kepalang. Namun bersamaan dengan itu, tiba-tiba kini terbuka olehnya tentang siapa Ratu Perangin-angin sebenarnya.
Wanita berparas jelita itu ternyata jelmaan dari Patung Al-Atha. Manggir baru menyadari bahwa telah mengambil langkah keliru, mencampurkan yang gaib dan yang kasar, dan yang putih dengan yang hitam.
Dan yang terjadi kini adalah suatu ancaman baru bagi seluruh penduduk pulau Jawa di masa mendatang. Ya, Nogososro adalah sumber dari ancaman itu.
Karena merasa sangat malu, Manggir enggan mengakui Nogososro sebagai anaknya. Namun dia tidak secara terang-terangan menyatakan hal itu, melainkan dengan sebuah taktik. Disuruhnya Nogososro melilitkan tubuhnya ke sekeliling gunung tempatnya bertapa. Dengan pesan, apabila ekornya bisa menyentuh kepalanya, maka dia akan diakui sebagai anaknya.
Kenyataannya, kepala dan ekor Nogososro tidak bisa saling menyentuh, meskipun sebahagian tubuhnya telah masuk ke dalam gunung karena kuatnya dia melilit.
Sambil menitikkan air mata, Nogosoro lalu menjulurkan lidahnya agar dapat mencapai ekor. Usahanya ini berhasil. Tetapi Manggir tidak bisa menerima kenyataan itu. Dia menganggap bahwa Nogososro telah berbuat curang. Manggir mencabut kerisnya, kemudian membabat lidah anaknya. Apa yang terjadi?
Sungguh luar biasa! Lidah Nogososro yang terputus mengeluarkan api seperti petir yang sangat dahsyat. Seketika Pulau Jawa bergoncang dengan hebatnya. Akibatnya, bagian timur pulau Jawa terputus-putus menjadi pulau-pulau kecil. Dan pulau Jawa yang tadinya berbentuk mirip seekor ular naga, kini berubah menjadi seperti harimau.
Seiring dengan itu, Nogososro yang sangat terkejut dengan tindakan ayahnya yang telah memutuskan lidahnya, serta merta mencengkeram lereng gunung sekuat-kuatnya sambil menahan amarah dan rasa sakit. Akibatnya, gunung tempat Manggir melakukan tapabrata meletus dengan teramat dahsyat.
Begitu dahsyatnya letusan tersebut sehingga seluruh puncak gunung serta dasarnya terlempar ke Laut Selatan, dan lubang bekasnya kemudian terisi air laut, membentuk sebuah teluk dengan kedalaman lebih dari 5 km. Teluk itu yang kemudian dikenal dengan nama Teluk Pelabuhan Ratu.
Sementara itu Manggir dan Nogososro, keduanya sempat terpental ke angkasa. Namun karena kesaktian mereka tak ada yang mengalami cidera walau sedikitpun. Meskipun demikian, karena mereka lebur bersama lahar dan batu, kini tubuh ayah dan anak itu berubah wujud secara total. Manggir rnenjelma menjadi patung batu, yang terkadang berpindah tempat dari satu gunung ke gunung yang lain.
Sementara itu, Nogososro yang tubuhnya sangat besar dan panjang, menjadi naga batu yang terbentang hingga saat ini. Demikian pula tangannya yang mencengkeram gunung berapi tempat Manggir bertapa, sampai sekarang masih bisa dilihat.
Dengan adanya perubahan wujud tersebut, bahaya dari tangan kanan Nogososro memang telah berlalu. Tetapi bahaya dari lidahnya yang terputus, masih mempengaruhi manusia sampai saat ini. Konon, lidah yang putus tersebut turun bersama petir Liwe Muser, tempat pertemuan lima buah sungai. Akibatnya di tempat itu rnenjelma lubuk yang dalamnya mencapai lima batang bambu lebih. Sementara tanah disekitar sungai rekah-rekah, membentuk lima buah goa.
Di tempat itulah lidah Nogososro berubah menjadi sebilah keris berbentuk lidah naga, terbuat dari logam yang tidak dikenal oleh siapapun. Untuk mengamankan lidah Nogososro, Manggir yang masih bertapa di atas punggung anaknya yang telah menjadi gunung batu di Pelabuhan Ratu, terus memanjatkan doa. Dia berharap selalu ada orang yang mengiring jalannya lidah tersebut. Dan dapat menghentikan akibat-akibat buruk yang ditimbulkannya.
Kata seorang ahli supranatural, bila suatu saat kita melakukan rekreasi ke Pelabuhan Ratu, jangan lupa memandang ke puncak gunung Jayanti. Katanya, itu sebenarnya adalah kepala Nogososro.
Bila kerabat akarasa ingin melihat tangan kanan sang naga, bisa datang ke Goa Gedong Manik Taman Srimegan dari Patugurun. Adapun tempat putusnya lidah Nogososro, tepat di Sungai Cimandiri sekarang, di suatu tempat yang disebut Bagbagan.
Dari kedua versi kisah di atas, tentang asal-usul keris Nogososro, manakah yang benar? Entahlah! Yang jelas, pusaka Nogososro hingga sekarang banyak diburu orang, terutama para pejabat. Tetapi, tentu saja tak sembarang orang yang dapat memilikinya. Bahkan kabarnya, pusaka ini hanya bisa diperoleh oleh mereka yang benar-benar berjodoh untuk memilikinya.
Bung Karno adalah tokoh yang disebut-sebut pernah memiliki keris Nogososro. Demikian pula halnya dengan Soeharto. Konon, mereka dapat memiliki keris sakti tersebut setelah melakukan suatu ritual yang sangat berat. Benarkah kisah ini? Sekali lagi, semuanya masih menjadi teka-teki yang sulit dicarikan jawabannya.
Tags: gambar keris nogo sosro sabuk inten, harga keris nogo sosro, jual keris kamardikan, Jual Keris Naga Sasra, Jual Keris Nogo Sosro, Jual Keris Nogo Sosro Kinatah Kamarogan Kamardikan, kegunaan keris nogo sosro, keris nogo sosro berdiri, keris nogo sosro luk 5, keris nogo sosro sabuk inten luk 13, pamor keris nogo sosro, perbedaan keris nogo sosro dan nogo rojo
Jual Keris Nogo Sosro Kinatah Kamarogan Kamardikan
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Baru |
Dilihat | 4.186 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Jual Keris Kamardikan Nogo Manglar Bersayap Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Lar Monga / Naga sayap Luk 11 Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Pamor Nggajih Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kamardikan Alusan Pesanan Khusus. Jarang Beredar Dipasaran Panjang Bilah :36 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu SOno Keling Handle / Gagang :… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Parungsari Pamor Pulo Tirto Warisan Kerajaan Mataram Keris Parungsari: Simbol Keindahan dan Keikhlasan Keris Parungsari adalah pusaka yang sarat akan makna filosofis dan nilai budaya. Parung, yang berarti lereng bukit dan lembah, serta Sari, yang berarti bunga, melambangkan hamparan keindahan alami yang memancarkan kesejukan dan kedamaian. Nama ini menggambarkan sebuah lanskap yang menawan, tempat… selengkapnya
Rp 6.500.000Keris Kuno Pandowo Cinarito Majapahit TUS Pamor Adeg Singkir Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Pandawa Cinarita Luk 5 Pamor (motif lipatan besi) : Adeg Singkir (besi nyekrak nglempung) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Majapahit Madya Panjang Bilah : 32,3 cm Warangka : Gayaman Jogjakarta Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang… selengkapnya
Rp 7.555.000Keris Sinom Pamor Wos Wutah Mataram Keris Sinom Pamor Wos Wutah Mataram merupakan keris koleksi kami yang tergolong sepuh dan kuno. Keris ini diperkirakan dibuat pada era Kerajaan Mataram abad ke-17 Masehi. Dhapur keris ini adalah Sinom. Dhapur keris Sinom sendiri melambangkan kepercayaan diri, karakter yang kuat, dan penuh ketegasan, sehingga keris ini cocok dimiliki… selengkapnya
Rp 2.450.000Keris Jaran Guyang Yang Asli Keris Jaran Guyang Asli Sepuh – Keris Jaran Guyang adalah salah satu dhapur Keris luk 7 dengan ukuran panjang bilah normal. Bentuk Keris ini tampak sangat sederhana karena tidak memiliki banyak ricikan atau ukiran yang rumit. Gandhiknya polos dan hanya terdapat pejetan serta ri pandan saja. Keris Jaran Guyang Asli… selengkapnya
Rp 3.777.000Keris Berkelas Super Istimewa Naga Liman Lar Monga Kinatah Kamarogan Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Naga Liman / Lar Monga Pamor (motif lipatan besi) : Pedaringan Kebak Segoro Muncar (kinatah tembaga lapis emas) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kamardikan Alusan (Dipesan Secara Khusus) Panjang Bilah : 38,1 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Galih… selengkapnya
Rp 11.555.000LANGKA!! Keris Betok Sombro Putut Pandito Semedi Tangguh Jenggala Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Betok Putut Pandita Semedi Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Jenggala (Abad XI) Masuk Kategori Pusaka Tindih Panjang Bilah : 22,7 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Trembalo Gandar Iras Kuno Handle / Gagang… selengkapnya
Rp 3.999.000Keris Jaran Guyang Luk 7 Asli Pamor Wengkon Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jaran Guyang Luk 7 Pamor (motif lipatan besi) : Wengkon Tepen Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Era majapahit Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Gayaman Solo Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang : Kemuning Bang Kuno Pendok… selengkapnya
Rp 3.750.000Keris Nogo Siluman Luk 9 Kamardikan Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Naga Siluman Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kamardikan Panjang Bilah :36 cm Warangka : Gayaman Solo Kayu Jati Handle / Gagang : Kayu Jati Pendok : Bunton Solo Kuningan Mendak : Kuningan Kode Produk: PK183 INFO… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminTilam Upih Pamor Wiji Timun HB V Tilam Upih adalah salah satu dhapur keris yang sederhana namun memiliki nilai filosofi yang tinggi. Tilam merupakan alas tidur. Anyaman dedaunan yang membentuk tikar. Dari sana, muncul filosofi bahwa keris tilam upih, sebagai simbol kebahagiaan, terutama kebahagiaan keluarga karena hidup serba selaras, ayem-tentrem. Sehingga keris berdhapur tilam upih… selengkapnya
Rp 8.555.000
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.