Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin PusakaKeris.com
● online
Admin PusakaKeris.com
● online
Halo, perkenalkan saya Admin PusakaKeris.com
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka jam 08.00 s/d jam 23.00
Beranda » Dhapur Carita Genengan » Keris Carita Genengan Luk 11
click image to preview activate zoom

Keris Carita Genengan Luk 11

Rp 2.110.000
Stok Habis
Kategori Dhapur Carita Genengan, Katalog Produk, Keris, Keris Luk 11, Keris Sepuh, Pamor Beras Wutah, Tangguh Pajajaran, TOSAN AJI 1
  • Dhapur (bentuk fisik) : Carita Genengan Luk 11
  • Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah
  • Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran
  • Panjang Bilah :
  • Warangka : Branggah Jogja, Kayu Trembalo
  • Handle / Deder : Kayu Kemuning
  • Mendak : Rujakwuni Kuningan
  • Pendok : Bunton Kuningan Ukir
Tentukan pilihan yang tersedia!
OUT OF STOCK
Maaf, produk ini tidak tersedia.
Bagikan ke

Keris Carita Genengan Luk 11

Keris Carita Genengan Luk 11

Keris Carita Genengan Luk 11 mungkin adalah keris koleksi kedua kami dengan dhapur Carita Genengan. Dhapur keris ini tergolong sangat langka, dari ratusan keris yang kami miliki, kami hanya pernah memiliki keris berdhapur ini dua kali. Selebihnya adalah dhapur-dhapur umum lainnya.

Keris ini juga memiliki pamor yang cukup bagus, yaitu pamor Wos Wutah atau Beras Wutah. Lingkaran-lingkaran pola pamor Wos Wutah sendiri juga membentuk pola pamor Udan Mas, yang sebagian pecinta keris tosan aji menyebut keris ini berpamor udan mas tiban. Marujuk pada sebuah literatur budaya tosan aji, bahwa konon dulu pamor Beras Wutah seperti ini disebut pamor Udan Mas Tiban.

Untuk tangguhnya sendiri, keris ini diperkirakan dibuat pada era Kerajaan Pajajaran kuno. Kerajaan Pajajaran merupakan sebuah kerajaan Hindu yang diperkirakan beribukota di Pakuan (Bogor) di Jawa Barat. Dalam nasjah-naskah kuno nusantara, kerajaan ini sering pula disebut dengan nama Negeri Sunda, Pasundan, atau berdasarkan nama ibukotanya bernama Pakuan Pajajaran. Menurut Prasasti Sanghyang Tapak, Kerajaan Pajajaran didirikan oleh Sri Jayabhupati pada 923 M. Kerajaan ini berhasil mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi (1482-1521 M).

Filosofi Keris Carita Genengan Luk 11

Carita Genengan berasal dari dua kata yaitu “Carito” dan “Genengan”. Carita artinya adalah sesuatu yang sedang berjalan atau sesuatu peristiwa, atau gambaran sifat dan lakon manusia dalam kehidupan manusia sehari hari. Manusia dalam hidupnya memainkan alur cerita (jawanya;carito) dan lakonnya sendiri-sendiri. Hidup yang kita jalani sekarang adalah hasil dari pemilihan seseorang tentang keputusan dan peran kehidupan yang hendak dijalaninya.

Genengan / Gunungan adalah salah satu wayang kulit yang berbentuk kerucut (lancip ke atas) melambangkan kehidupan manusia. Semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, manusia harus semakin mengkerucut (golong gilig) manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya dalam kehidupan (semakin dekat kepada Sang Pencipta).

Gapura dan dua penjaga Gunungan Wayang Kulit (Cingkoro Bolo & Bolo Upoto), lambang hati manusia baik maupun buruk. Tameng dan godho yang dipegang oleh raksasa tersebut diterjemahkan sebagai penjaga alam juga terang.

Pohon besar yang tumbuh menjalar ke seluruh bagian badan dan puncak gunungan melambangkan segala budi-daya serta perilaku manusia harus tumbuh dan bergerak maju (dinamis) sehingga bermanfaat juga mewarnai dunia dan alam semesta. Selain itu, pohon besar yang ada pada gunungan juga melambangkan bahwa Tuhan memberi pengayoman serta perlindungan bagi manusia yang hidup di dunia.

Burung melambangkan manusia harus membuat dunia dan alam semesta menjadi indah dalam spiritual dan material.

Benteng pada gunungan melambangkan manusia harus kuat, lincah, ulet, dan tangguh. Sedangkan kera melambangkan sifat manusia harus seperti kera mampu memilih dan memilah baik-buruk, manis-pahit, karena kera mampu memilih buah yang baik, matang dan manis. Harapannya, manusia dapat memilih perbuatan baik dan buruk.

Harimau di alam liar digambarkan sebagai raja hutan, namun pada gunungan harimau dilambangkan bahwa manusia harus menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri (punya jati diri), harus mampu bertindak bijaksana dan mampu mengendalikan nafsu serta hati nurani untuk menjadi manusia yang lebih baik, yang pada akhirnya bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain juga lingkungan sekitar.

Rumah joglo (gapuran) melambangkan suatu rumah atau Negara yang didalamnya memiliki kehidupan aman, tenteram nan bahagia.

Tags:

Keris Carita Genengan Luk 11

Berat 1500 gram
Kondisi Bekas
Dilihat 669 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
WhatsApp WhatsApp us