Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin PusakaKeris.com
● online
Admin PusakaKeris.com
● online
Halo, perkenalkan saya Admin PusakaKeris.com
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka jam 08.00 s/d jam 23.00
Beranda » Dhapur Parungsari » Keris Parungsari Pamor Pedaringan Kebak
click image to preview activate zoom

Keris Parungsari Pamor Pedaringan Kebak

Rp 2.555.000
KodeGT
Stok Habis
Kategori Dhapur Parungsari, Katalog Produk, Keris, Keris Luk 13, Keris Sepuh, Pamor Pedaringan Kebak, Tangguh Mataram Sultan Agung, TOSAN AJI 9 (GT)
Tentukan pilihan yang tersedia!
OUT OF STOCK
Maaf, produk ini tidak tersedia.
Bagikan ke

Keris Parungsari Pamor Pedaringan Kebak

Keris Parungsari Pamor Pedaringan Kebak

Keris Parungsari Pamor Pedaringan Kebak Tangguh Mataram Sultan Agung adalah pusaka yang menyimpan kekayaan filosofi dan keindahan seni tempa logam dari masa kejayaan Mataram. Dengan bilah berluk tiga belas yang ramping dan dihiasi pamor Pedaringan Kebak yang melambangkan kemakmuran, keris ini menghadirkan pesan tentang keikhlasan, keteguhan hati, dan kelimpahan rezeki. Dilengkapi dengan warangka Branggah Jogja dari kayu jati yang sederhana namun elegan, keris ini bukan hanya sekadar senjata, melainkan simbol dari nilai-nilai luhur dan kearifan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Dhapur Parungsari

Dhapur Parungsari adalah salah satu bentuk keris berluk tiga belas yang memiliki panjang bilah sedang. Keris ini dilengkapi dengan kembang kacang (dengan atau tanpa jenggot), dua lambe gajah, sraweyan, sogokan rangkap, pejetan, dan greneng. Sekilas, bentuknya mirip dengan dhapur Sengkelat, namun perbedaannya terletak pada jumlah lambe gajah, di mana Parungsari memiliki dua lambe gajah sementara Sengkelat hanya satu. Dhapur ini diyakini diciptakan pada masa pemerintahan Prabu Banjaransekar dari Pajajaran sekitar tahun Jawa 1170-an.

Secara filosofis, nama “Parungsari” berasal dari kata “parung” yang berarti deretan lereng bukit dan lembah, serta “sari” yang berarti bunga, melambangkan hamparan bukit berbunga yang indah. Ini merepresentasikan keindahan dan kerendahan hati yang membawa manfaat bagi lingkungan sekitar, seolah-olah hadir tanpa tuntutan tetapi tetap memberikan banyak kebaikan. Parungsari juga mengajarkan tentang keikhlasan, menerima keadaan apa adanya tanpa merasa tinggi atau takut jatuh, dan selalu meninggalkan kesan indah dalam hidup, sebagaimana filosofi “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.”

Pamor Pedaringan Kebak

Pamor Pedaringan Kebak merupakan motif pamor yang mencerminkan kemakmuran dan keberlimpahan. Nama “Pedaringan Kebak” sendiri merujuk pada peti beras yang penuh, melambangkan kelimpahan rezeki dan hasil dari kerja keras yang melimpah. Secara visual, pamor ini menyerupai motif Wos Wutah, namun dengan pola yang lebih kompleks dan menutupi seluruh permukaan bilah keris. Pamor ini dipercaya memiliki tuah yang lebih kuat dibandingkan pamor Wos Wutah, membawa keberuntungan dan kelimpahan, seolah-olah lumbung-lumbung rejeki selalu terisi penuh.

Tangguh Mataram Sultan Agung

Keris Parungsari dengan Tangguh Mataram Sultan Agung mencerminkan karakteristik pusaka dari era keemasan Kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, seni pembuatan keris berkembang pesat dengan kualitas yang sangat tinggi. Keris-keris dari periode ini dikenal dengan pasikutan yang tampan dan serat besi yang alami, serta pamor yang memikat. Sultan Agung memberikan kebebasan kepada para empu untuk menciptakan karya terbaik, menjadikan era ini sebagai masa kejayaan dalam dunia tosan aji. Keris-keris Tangguh Mataram sering kali tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam.

Warangka Branggah Jogja

Keris Parungsari Pamor Pedaringan Kebak ini dilengkapi dengan warangka model Branggah Gaya Jogja, yang dikenal dengan desainnya yang sederhana namun elegan. Warangka ini terbuat dari kayu jati yang memiliki kesan luwes dan “ndemes” (menarik), mencerminkan sikap prasaja namun tetap anggun. Dilengkapi dengan pendok bunton berbahan kuningan, warangka ini memberikan sentuhan klasik yang memperkuat karakter pusaka. Kombinasi ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung bilah, tetapi juga menambah nilai estetika dan filosofi pada keris, menjadikannya simbol kebijaksanaan dan kekuatan yang diwariskan dari masa lalu.

Tags: , , , ,

Keris Parungsari Pamor Pedaringan Kebak

Berat 1500 gram
Kondisi Bekas
Dilihat 65 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Mohon maaf, form diskusi dinonaktifkan pada produk ini.
Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
WhatsApp WhatsApp us