Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin PusakaKeris.com
● online
Admin PusakaKeris.com
● online
Halo, perkenalkan saya Admin PusakaKeris.com
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka jam 08.00 s/d jam 23.00
Beranda » Kawruh Keris » Keris Tangguh Pakubuwono Surakarta
click image to preview activate zoom

Keris Tangguh Pakubuwono Surakarta

Stok
Kategori Kawruh Keris, Kawruh Tangguh Keris
Tentukan pilihan yang tersedia!
INFO HARGA
Silahkan menghubungi kontak kami untuk mendapatkan informasi harga produk ini.
Pemesanan lebih cepat! Quick Order
Bagikan ke

Keris Tangguh Pakubuwono Surakarta

Keris Tangguh Pakubuwono Surakarta

Keris Tangguh Pakubuwono Surakarta – Keris dengan tangguh surakarta atau sering disebut dengan keris PB (Pakubuwono).

Keris Surakarta itu sebenarnya hasil dari mutrani atau duplikasi keris yang ada pada tangguh-tangguh sebelumnya. Namun meskipun mutrani, titih garap-nya bisa berbeda, karena masing-masing zaman berbeda.

Masa hidupnya keris Solo ini berada di lima masa mulai periode tahun 1749, yaitu Pakubuwana IV, Paku Buwono V, Mangkubumen, Paku Buwono IX, dan Paku Buwono X. Sedangkan empu yang hidup pada masa-masa itu, antara lain Brajaguna, Brajasetika, Ki Tirtadangsa, R Ng Jayasukadga, RNg Japan, RNg Singawijaya, RNg Brajasetama, RNg Wirasukadga, dan Ki Mangunwalela.

Keris Brojoguno

Menurut Kanjeng Pangeran Haryo Adipati (KPHAdp) Sosronagoro, kerabat keraton, pada masa Paku Buwono II dan Paku Buwono IV dipenuhi dengan keris buatan Empu Brojoguna. Pada zaman itu, ciri keris Tangguh Surakarta antara lain pada pesi selalu ada tanda tambah (+), kemudian di tengah bilah (wilah) keris di dalamnya terdapat besi sebagai penguat. Karena itu, tidak heran jika keris Brojoguna bisa menembus koin logam. Perlu diingat, dapur keris Brojoguna itu sebagian besar lurus, jarang yang luk.

Kekhasan lainnya, ujung keris Solo itu mbuntut tuma. Pada masa PB IV hingga PB IX, bentuk keris Solo itu mbangkek atau mempunyai bangkekan (pinggang), atau nggodong andong. Namun pada zaman PB III, keris Tangguh Surakarta belum seperti itu. Masih lurus-lurus saja, tidak mbangkek.

Keris pada tangguh Surakarta juga dikenal lebih panjang, terutama mulai PB IV, sehingga sebutannya corok. Panjangnya kurang lebih antara 37 cm atau 38 cm, sedangkan untuk ganja-nya, gulu cecak keris Solotidak dalam, dan weteng cecak-nya tidak gemuk.

“Ini kebalikan dengan keris Yogyakarta yang mempunyai gulu cecak dalam dan weteng cecak gemuk. Tangguh Surakarta juga biasa disebut dengan rata bawang sebungkul,” katanya.

Sosronagoro menambahkan mulai PB IV sampai PB IX keris Solo itu fisiknya lebih panjang disbanding keris-keris pada tangguh sebelumnya, maka mulai zaman PB X keris Surakarta ukurannya kembali pendek, kurang lebih panjangnya 34 cm sampai 35 cm. Model ini mengambil cengkok Majapahit. Saya tidak tahu pasti sebabnya, tapi mungkin ini hanya soal selera Ingkang Sinuhun saja.

Kualitas Keris Tangguh Pakubuwono Surakarta

Materi keris Tangguh Surakarta juga lebih bagus dibanding keris-keris lain, karena memang wilayah Surakarta menyediakan besi, baja, dan meteor yang bagus secara kualitas. Beberapa jenis besi yang bagus itu, antara lain karang kijang, samboja,malela, dan balebang.

Mulai PB IX hingga PB XII bahan keris banyak yang menggunakan bale lumur, yaitu besi bekas kereta perang kerajaan Majapahit, besi dari meriam yang pecah atau Baltimore. Pada masa sebelum PB IX banyak empu yang menggunakan besi malela untuk bahan keris.

Mengenai pamor, pamor pada keris Tangguh Surakarta lebih jelas, lebih detil, dan lebih penuh di sepanjang wilah-nya. Pamor keris Surakarta juga banyak kreasinya. Hal ini karena Surakarta atau wilayah Solo mempunya cadangan pamor yang banyak, salah satunya adalah meteor yang jatuh di kawasan Prambanan pada zaman PB II.

Meskipun beragam, namun keris Tangguh Surakarta banyak yang memakai pamor pedaringan kebak, udan emas, dan wengkon isen. Terutama pada masa-masa PB IX dan sesudahnya. Hal itu mungkin karena pada saat itu bukan lagi zaman yang penuh peperangan, sehingga keraton mulai menata perekonomian. Oleh karena itu keris-keris dibuat dengan niat untuk kemakmuran, bukan lagi dengan niat untuk berperang.

Ady Sulistyono, Ketua Pasupati Solo , menyebut sesuai aturan main dimensinya, keris Tangguh Surakartaatau Tangguh Paku Buwono lebih berkiblat pada tangguh sepuh (Jenggala). Misalnya condong leleh yang mempunyai sudut kemiringan 80 derajad. Panjang keris Solo itu 4,5 kali panjang ganja, hasilnya sekitar 36 cm hingga 37 cm. Kalau tebalnya ya ideal dengan panjang bilahnya. Dibanding keris Yogyakarta atau tangguh-tangguh sebelumnya, keris Tangguh Surakarta memang lebih panjang sekitar 1 cm atau 2 cm.

Pamor Meteor Keris Tangguh Pakubuwono Surakarta

Bentuk keris Solo biasanya mbangkek. Sedangkan cirri-ciri lainnya, antara lain pamor memenuhi bulah, kemudian adanya gendakan (pola pamor akibat pola pukulan yang beraturan). Pamor wengkon isen banyak digunakan untuk keris Surakarta. Ujung keris Solo itu mucuk tuma, sedangkan dari segi slorok cenderung berwarna kehijauan. Kalau keris Yogyakarta cenderung kehitaman.

Materi keris Tangguh Surakarta umumnya sangat bagus, terutama karena adanya pamor yang jatuh di kawasan Prambanan itu. Selain itu, dalam proses pembuatannya, besi keris Surakarta tetap mengalami di-wasuh (dilipat-lipat). Pada bilahnya terdapat ada-ada, husen dan gula milir. Bilah keris Yogyakarta tidak mempunyai itu. Ciri lainnya, bentuk pesi (besi yang masuk ke ganja), dari pangkal hingga ujung, mempunyai ketebalan (diameter) yang sama.

Salah satu ciri khas keris Solo, terutama Brojoguna, adalah adanya besi yang diletakkan di dalam bilah. Besi ini berguna untuk memperkuat dan memperkokoh keris. Jadi benar kalau keris Brojoguna itu lebih kuat dari keris lain, bisa menembus logam. Hal itu bukan karena ujungnya runcing, tetapai karena bilahnya diisi besi sehingga kuat.

Mengenai pamor, keris dari Solo biasanya mempunyai jenis pamor mlumah, misalnya semu kulit semangka, wosing wutah. Tapi ada juga jenis pamor yang miring. Sedengkan Pada keris luk biasanya rengkal atau dalam, seperti ula nglangi (ular yang sedang berenang).

Jika keris Solo memakai kembang kacang, biasanya bentuknya nggelung wayang. Keris Solo jika memakai tungkakan, maka sudutnya mbueng (tidak lancip). Ganja keris Solo biasanya berpamor maskumambang, sedangkan ekor ganja melebar. Pada keris Tangguh Surakarta gandik-nya tidak terlalu miring, dan lekukan di atas gandik tidak terlalu dalam.

Keris Tangguh Pakubuwono dari PB I sampai PB XII

  • Keris Tangguh Pakubuwono I – Sunan Puger (1705-1719)

Tangguh Pakubuwono merupakan jenis keris bergaya Surakarta yang memiliki tampilan gagah. Keris tangguh ini juga memiliki ukuran yang lebih panjang disbanding tangguh lainnya, yaitu kurang lebih 38 cm. bilahnya berbentuk seperti daun singking dengan ukuran relatif lebar. Selain itu, tangguh pakubuwono I memiliki gulu meled yang sedang, ganjanya melengkung, dan sirah cecaknya yang lancip meruncing. Pamornya mubyar, agak rumit, dan lembut. Pamor yang banyak dijumpai pada keris tangguh ini seperti wos wutah, pandaringan kebak, lar gangsir, dsb. Dhapurnya juga beragam seperti naga, sengkelat, dan parungsari. Terlebih lagi, keris pakubuwono I memiliki gandik yang tidak terlalu miring dengan lekukan keris yang tidak terlalu rengkol.

  • Keris Tangguh Pakubuwono II (1725-1749)

Tangguh keris di masa pakubuwono II tidak memiliki perbedaan yang jauh dari tangguh sebelumnya. Keris ini juga tergolong jenis keris bergaya Surakarta. Oleh karena itu, dari segi ukuran, keris ini cukup panjang. Tangguh pakubuwono II dibuat pada abad 18 oleh beberapa empu seperti empu Brajaguna dan Tirtadangsa. Secara umum, ciri lainnya hampir sama dengan tangguh pakubuwono I seperti ujung keris yang meruncing, gulu meled sedang, ganja melengkung, pamor dan dhapur yang bermacam-macam, besi yang berwarna hitam dan putih mengkilat, dan model bilah yang kebanyakan lurus dan jarang memiliki luk. Ciri lainnya yaitu adanya tanda plus (+) pada pesi dan adanya besi didalam bilah keris.

Sebelum beralih ke tangguh pakubuwono III, sebenarnya ada tangguh lain yang ada di era setelah PB I dan sebelum PB II, yaitu tangguh Cirebon. Namun kita lewati dulu untuk tangguh cirebon dan kita lanjut ke PB III.

  • Keris Paku buwono III (1749-1788)

Paku buwono III (1749-1788) memimpin kerajaan surakarta setalah ayahanda pakubuwono II meninggal pada tahun 1749, pada masa itu pakubowono masih berumur muda karena lahir pada tahun 1732. Tetapi meskipun begitu raja pakubuwono III ini memiliki karisma yang sangat tangguh hingga menjadikan dirinya mampu memimpin dan menjadikan kerajaan surakarta dan rakyatnya nya makmur dan semakin berkemajuan. Perkembangan pada masa itu memang masih terisolir oleh aktifitas dari para orang asing yang masih dengan berbagai cara dalam mencari keuntungan dari alam yang dimiliki indonesia ini. Tetapi tetap sejak dahulu kala para pemimpin kerajaan yang ada di indonesia ini selalu memperjuangkan negara kesatuan hingga merdeka di kemudian hari pada masa itu.

  • Keris Paku buwono IV (1788-1820)

Paku buwono IV (1788-1820) menggantikan pakubuwono III dan tergolong sebagai raja muda nan tampan. Pada masa-masa ini termasuk masa-masa tersulit bagi indonesia karena semakin terpecah belah dari berbagai sudut baik itu sektor pertanian, harta dan wilayah. Perpecahan ini menimbulkan konflik untuk sama-sama menjatuhkan antara kerajaan surakarta dan yogyakarta. Keinginan untuk mempersatukan diri kembali muncul dari raja pakubuwono IV yang menginginkan kerjaan mataram akan kembali berjaya menjadi sebuah kerajaan yang disegani oleh semua kalangan. Tetapi memanglah hal ini sangat sulit untuk dilakukan karena mengingat saat itu sedang terjadi perebuatan negara indonesia ini oleh belanda dan inggris sehingga masa yang benar-benar sulit.

  • Keris Paku buwono V (1820-1823)

Paku buwono V (1820-1823) yang nama aslinya ialah raden mas sugandi telah memimpin kerajaan surakarta dengan upaya yang penuh dengan perjuangan. Raja pakubuwono V ini memanglah sangat berbeda dengan para pendahulunya. Raja ini memiliki keunikan tersendiri yaitu mampu membuat sebuah pusaka berupa keris dan memiliki gelar sinuhun ngabehi yang artinya kaya harta dan kaya kesaktian. Memanglah pada masa itu seorang pemimpin sebuah kerajaan memiliki banyak sekali karomah yang diberikan dari tuhan hingga mampu mengendalikan wilayahnya dari gangguan orang yang memiliki niat jahat. Pada masa ini perpecahan dan permusuhan antara kerajaan yogyakarta tidaklah seperti pakubuwono IV tetapi namun demikian tetaplah masih dalam perjuangan memperjuangkan kedaulatan rakyat indonesia.

  • Keris Paku buwono VI (1823-1830)

Paku buwono VI (1823-1830) termasuk sebagai salah satu pahlawan nasional karean kegigihannya memperjuangkan tanah surakarta dari gangguan belanda pada masa itu. raja dengan nama asli raden mas sapardan ini memiliki jiwa patriotisme terbukti melakukan kerjasama dengan pengeran diponegoro dalam membebaskan dan menghancurkan dari penjajahan belanda. Raja paku buwono VI ini dijuluki sebagai sinuhun bangun tapa karena sering melakukan penyendirian diri dalam sebuah tempat yang padahal saat itu ingin terbebas dari pengintaian belanda. Dalam proses penyendirian ini digunakan oleh raja pakubuwono untuk berdiskusi dengan pangeran diponegoro yang pada masa itu saling bermusuhan dihadapan belanda. Namun pada masa perjuangannya harus berakhir dengan terbunuhnya raja pakubuwono VI ini ditangan belanda dengan bekas tembakan di dahi dari raja yang bijaksana ini yaitu raja pakubuwono VI.

  • Keris  Paku buwono VII (1830-1858)

Paku buwono VII (1830-1858) menggantikan ayahnya pakubuwono VI dengan nama asli yaitu raden mas malikis solikhin, pada masa kepemimpinannya ini tergolong ke era kejayaan dan keemasan dari sebuah peradaban sebuah kerajaan hingga mampu mengatur dan mengelola pemerintahan surakarta pada masa itu. Setelah ayahnya beserta pangeran diponegoro berjuang dalam mengalahkan dan mengusir penjajahan hingga setalah berhasil menjadikan suasana setelahnya pun damai dan aman dari gangguan belanda. Inilah masa-masa dimana pemerintahan kerajaan surakarta mulai berkembang dan mencapai puncak dari kejayaan ilmu dan ekonomi masyarakat. Dari masa ini kemudian muncullah berbagai terobosan dan cara terbaru yang menjadikan hidup rakyat pun terjamin dan terkelola dengan baik.

  • Keris Paku buwono VIII (1858-1861)

Paku buwono VIII (1858-1861) merupakan anak dari pakubuwono IV yang bernama asli raden mas kusen. Raja ini lahir tahun 20 april 1789 dan termasuk sebagai seorang raja dengan usia lanjut karena menggantikan keponakannya yaitu pakubuwono VII yang telah wafat sebulan sebelumnya. Raja pakubuwono VIII ini termasuk satu-satu raja yang hanya memiliki satu istri dan sangat berbeda sekali dengan pendahulunya yang sangat gemar memiliki pendamping hidup. Namun demikian dari sisi positif nya para raja mengutamakan kemakmuran dari rakyatnya. Kita ketahui jika pada masa-masa ini masih tergolong aman karena memang belanda mengetahui tentang kekuatan dari kerajaan surakarta yang masih kuat dan tidak terkalahkan.

  • Keris  Paku buwono IX (1861-1893)

Paku buwono IX (1861-1893) lahir di surakarta, 22 desember 1830 dan pada masa kehidupannya ini memiliki masa – masa keemasan dari sebuah kerajaan surakarta yang tidak terjadi perpecahan antara surakarta dan yogyakarta yang semakin kesini semakin memperkuat kekuatan dari setiap kerajaan untuk menjadikan negara ini makmur dan tidak terjajah. Pakubuwono IX ini memiliki konsep jika sebuah kerjasama yang kuat antara ras sejenis karena pada saat itu melihat semakin menggeliatnya orang belanda sehingg menimbulkan kekhawatiran bagi para raja sehingga muncullah ide untuk bersatu melawan penjajahan belanda agar tidak kembali lagi ke tanah jawa yang subur dan asri ini dengan berbagai sumber daya alamnya.

  • Keris Paku buwono X (1893-1939)

Paku buwono X (1893-1939) lahir pada 29 november 1866 dengan nama asli ialah raden mas sayiddin malikul kusna. Pada masa ini mulai muncul pergerakan dan fitnah yang ditujukan kepada para pemuka kekuasaan kerajaan kasunanan surakarta hingga menjadikan goncangan pada kerajaan. Kita ketahui pada masa ini termasuk masa kritis negara indonesi antara persiapan kemerdekaan dengan pengusahaan mengembalikan dan memerdekakan negara indonesia. Bisa dibilang jika kerajaan pada masa pakubuwono X ini yang paling berat dibandingkan dengan raja sebelumnya yang masih harmonis. Namun demikian memang sejak kelahiran dari pakubuwono X ini telah di sangkakan jika kelak akan membawa sebuah masa yang sangat amat sulit tetapi bersama membangun dan berjuang dalam melakukan perlawanan terhadap penjajahan belanda.

  • Keris Paku buwono XI (1939-1944)

Paku buwono XI (1939-1944) dengan nama asli ialah raden mas antasena yang pada masa kekuasaan nya ialah tahun 1939-1944 menjelang kemerdekaan indonesia. Pada masa-masa ini bila digambarkan dengan lukisan pastilah akan sangat mengerikan karena pada masa in tidak hanya berperang terhadap sekutu belanda tetapi juga berperang dengan internal kerajaan kasunanan surakarta itu sendiri karena mulai muncul perpecahanan antara putra mahkota yang saling memiliki dan saling menguasai antara satu dengan lainnya. Pada masa ini fitnah amat sangat cepat terjadi sehingga ketidak mampuan untuk mengendalikan diri menjadikan awal mula kemunculan perpecahan akan sebuah kekuasaan dari kerajaan kasunanan surakarta hingga saat ini terjadi.

  • Keris Paku buwono XII (1944-sekarang)

Paku buwono XII (1944-sekarang) merupakan sebuah raja dengan lama kekuasaan terlama pada kerajaan kasunanan surakarta yaitu telah memimpin kerajaan selama 59 tahun. Pada masa kerajaan ini telah mengalami perubahan pemikiran dan konsep penataan kerajaan karena telah tunduk dan ikut akan sebuah pemerintahan dengan presiden soekarno pada masa itu. buah dari perjuangan membela kemerdekaan masih sangat kental terasa. Tetapi meskipun demikian perpecahan di kerajaan surakarta bertambah dan makin jadi sehingga menjadikan pada masa itu menurunkan kesolidan dari kerajaan surakarta. Paku buwono XII dengan nama asli raden mas surya guritna memiliki masa-masa antara kedamaian sebagai seorang pemimpin kerajaan dalam sebuah negara dan juga mengemban perpecahan yang akan menjadikan kerajaan ini runtuh pada masa selanjutnya karena telah terjadi antara putra mahkota yang saling memperebutkan kekuasaan dan hal ini pun terjadi di kerajaan yogyakarta.

Contoh Keris PB Tangguh Pakubuwana Surakarta

Keris Tangguh Pakubuwono Surakarta

  • Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jalak Ngore
  • Pamor (motif lipatan besi) : Keleng Berserat ( besi padat pulen nglempung istimewa)
  • Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Surakarta Pakubuwono V (PB V)
  • Panjang Bilah : 36 cm
  • Pesi utuh masih panjang original
  • Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Gembol Jati Kuno
  • Handle / Gagang : Kayu Tayuman Kuno
  • Pendok : Bunton Surakarta Ukir Cukit Kuningan
  • Mendak: Model Tumpuk Surakarta Tembaga Sepuh Emas

ANDA BERMINAT DENGAN KERIS TANGGUH MATARAM AMANGKURAT TERSEBUT??

SILAHKAN KLIK DISINI: Keris Pakubuwono Surakarta PB V

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Keris Tangguh Pakubuwono Surakarta

Berat 250 gram
Kondisi Baru
Dilihat 5.652 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah:

WhatsApp WhatsApp us