Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami
● online 6282177400100
● online
- Keris Sinom Damar Murub Urubing Dilah
- Keris Tuban Mpu Bekel Jati
- Jual Keris Sinom Robyong Pamor Wengkon PB I Besi P
- Keris Nagasasra PB Sepuh
- Keris Tilam Upih Pamor Wahyu Tumurun Tangguh Pajaj
- Keris Jalak Dinding Pamor Wahyu Tumurun Tangguh HB
- Keris Tindih Sombro Putut Kuno Pamor Banyu Mili Pa
- Blawong Keris Isi 1 Ukiran Motif Burung Alusan
Keris Tundhung Medhiun Sengkelat Kuno
Rp 4.555.000| Kode | KAR539 |
| Stok | Habis |
| Kategori | Dhapur Sengkelat, Katalog Produk, Keris, Keris Luk 13, Keris Sepuh, Pamor Pedaringan Kebak, Tangguh Madiun, TOSAN AJI 1 |
- Dhapur (bentuk fisik) : Sengkelat Luk 13
- Pamor (motif lipatan besi) : Pedaringan Kebak
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Madiun Sepuh - Tundhung Medhiun (Abad XVI Masehi)
- Panjang Bilah : 36 cm
- Warangka : Ladrang Surakarta gandar iras bahan kayu Nagasari kuno
- Handle / Deder : Solo bahan kayu Kemuning Bang kuno
- Mendak : Khendit kuningan sepuh perak hias permata
- Pendok : Blewah Surakarta mamas kuno
Keris Tundhung Medhiun Sengkelat Kuno
Keris Tundhung Medhiun Sengkelat Kuno
Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan dari kata “medi” (hantu) dan “ayun-ayun” (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan “Babat tanah Madiun” terjadi banyak hantu yang berkeliaran.
Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya bukan dinamakan Madiun, tetapi Wonoasri.
- Sebelum berubah menjadi Madiun, nama yang dipakai ada beberapa versi:
Pada sejarah Kabupaten Madiun disebutkan 2 nama yaitu yaitu (desa/kabupaten) Wonorejo dan Purbaya. Sementara di Wikipedia muncul 2 nama yaitu Wonosari dan Purabaya - Nama Madiun baru digunakan sejak tanggal 16 Nopember 1590 Masehi (untuk menggantikan nama {Purbaya / Purabaya).
Ayah dari Pangeran Timur ini adalah raja ketiga Kesultanan Demak yang memerintah tahun 1521-1546. Ayah Pangeran Timur yaitu Sultan Trenggana adalah putra Raden Patah yang lahir dari permaisuri Ratu Asyikah.
Ratu Asyikah yang merupakan nenek dari Pangeran Timur adalah putri Sunan Ampel. Pangeran Timur memiliki kakak yaitu Sunan Prawoto yang menjadi raja kerajaan Islam Demak menggantikan Sultan Trenggono. Ratu Kalinyamat yang menjadi bupati Jepara. Ratu Mas Cempaka yang menjadi istri Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang.
Sejak awal Madiun merupakan sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Dalam perjalanan sejarah Mataram, Madiun memang sangat strategis mengingat wilayahnya terletak di tengah-tengah perbatasan dengan Kerajaan Kadiri (Daha). Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun. Seperti munculnya tokoh Retno Dumilah.
Satu catatan untuk sejarah Madiun, bahwa saat Mataram di bawah Sutowidjojo berusaha untuk memperluas dan menundukkan Purabaya di tahun 1586, kepemimpinan Kabupaten Purabaya telah diserahkan dari tangan Pangeran Timoer yang juga Panembahan Rama kepada putrinya Raden Ayu Retno Djumilah.
Putri Purabaya yang ternyata cukup tangkas ini bukan saja mendapat limpahan kepemimpinan sebagai Bupati Purabaya ke II di tahun 1586, tetapi juga bertindak sebagai Panglima Perang dari Kabupaten Purabaya. Panglima Perang Purabaya yang didukung oleh beberapa Bupati di kawasan Mancanagara, sekurang-kurangnya 15 daerah kabupaten di kawasan timur, ternyata sanggup mematahkan kekuatan lawan yang tak lain pasukan Mataram.
Mataram yang telah dua kali patah dalam serangannya ke Purabaya secermat itu memperhitungkan kembali rencana serangan yang ke tiga. Serangan Mataram ke tiga kalinya ke Purabaya dilakukan pada tahun 1590. Taktik yang sudah diperhitungkan sebelumnya oleh pasukan Mataram untuk menyusup dengan serangan pendadakan serta berhasil menyusup masuk pusat kota dan istana Wonorejo yang saat itu hanya dipertahankan oleh Manggalaning Perang – Raden Ayu Retno Djumilah.
Pasukan Purabaya lumpuh dan banyak jatuh korban, sementara yang lain lari ke arah timur. Pertempuran satu lawan satu tak dapat dihindarkan lagi antara Manggalaning Perang Purabaya Raden Ayu Retno Djumilah dengan pimpinan pasukan Mataram yang tak lain adalah Sutowidjojo. Manggalaning Perang Purabaya cukup gigih mempertahankan dengan senjata pusaka sebagai andalan panglima perang ini yang berupa sebilah keris bernama “Kyai Kala Gumarang”. pusaka ini juga sebagai pusaka andalan Kabupaten Purabaya atau juga disebut sebagai “Pusaka Tundung Madiun”.
Pertarungan satu lawan satu antar dua pemimpin pasukan ini berjalan cukup seru dan berlangsung di sekitar sebuah Sendang tidak jauh dari Istana Kabupaten Wonorejo. Kelenggahan yang berakibat pindahnya pusaka andalan dari Panglima perang Retno Djumilah ke tangan Sutowidjoyo menyebabkan bertekuk lututnya Wanita Perkasa yang Bupati dan bertindak sebagai Panglima Perang Pusaka andalan Kyai Kala Gumarang yang dalam detik kelenggahan berpindah tangan meruntuhkan kekuatan wanita perkasa ini dan “menyerah kalah” ke hadapan Sutowidjojo.
Panglima Perang yang juga Bupati ke II Purabaya ini menjadi tawanan perang. Oleh Sutowidjojo panglima perang yang sudah menyerah ini kemudian dibawa masuk ke Istana Mataram sebagai “tawanan perang”. Dikemudian nanti Panglima Perang yang juga Bupati dan Wanita Perkasa mi akhirnya dipersunting sebagai permaisuri Mataram. Kekalahan Retno Djumilah dalam perang dan laga satu lawan satu itu terjadi pada 16 Nopember 1590 yang kemudian menyebabkan bergantinya nama Purabaya menjadi Madiun. Penggantian nama PURABAYA menjadi MADIUN terjadi pada : Hari JUMAT LEGI tanggal 16 Nopember Tahun 1590 M. atau Hari JUMAT LEGI Tanggal 21 Sura Tahun Dai 1510 Jawa.
Beberapa peninggalan Kadipaten Madiun salah satunya dapat dilihat di Kelurahan Kuncen, dimana terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun, Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak disekeliling masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.
Agar kebudayaan terus lestari dan banyak orang ikut merawat dan memiliki serta merasakan manfaatnya, maka Keris Tundhung Medhiun Sengkelat Kuno dengan kode KAR539 kami alihrawatkan kepada siapa saja yang berkenan. Keris ini hanya ada satu, sehingga hanya bisa dimiliki oleh satu orang yang berjodoh saja.
Tags: keris madiun, Keris Tundhung Medhiun Sengkelat Kuno, Pusaka Tundung Madiun
Keris Tundhung Medhiun Sengkelat Kuno
| Berat | 1500 gram |
| Kondisi | Bekas |
| Dilihat | 1.172 kali |
| Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Karno Tanding Kinatah Keris Karno Tanding Kinatah memang sangat fenomenal. Selain bentuknya yang berbeda dengan keris lain, keris ini juga menyimpan cerita yang cukup melegenda. Yaitu suatu babak pertempuran terbesar Baratayudo di Padang Kurusetra. Pertempuran dua senopati pilih tanding yaitu Arjuno dari kesatrian Madukoro sebagai panglima perang Negara Amarta melawan Adipati Basukarno dari Awonggo… selengkapnya
Rp 3.600.000Pusaka Keris Carubuk Luk 7 Pamor Singkir Geni Tangguh Blambangan Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Carubuk Luk 7 Pamor (motif lipatan besi) : Singkir Geni Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Blambangan Era Majapahit (Abad XIII) Panjang Bilah : 30 cm (Pesi Utuh Masih Panjang Original) Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Handle /… selengkapnya
Hubungi AdminJual Senjata Primitif Petel Kapak Kabudhan Kuno Dhapur / Bentuk : petel kapak primitif Pamor : Sanak Metorit/ Besi nglempung Tangguh : Kabudhan / setara dengan candi borobudur panjang bilah : 10,5 cm warangka : kayu cendana jawa handle : kayu cendana jawa senjata primitif nusantara karya adilihung asli unik untuk menambah koleksi anda Kode… selengkapnya
Rp 555.000Keris Jalak Sangu Tumpeng Mataram Sepuh Jalak Sangu Tumpeng dapat diartikan Burung Jalak Berbekal Tumpeng. Bahkan kerap kali ditemui keris dapur Jalak Sangu Tumpeng disimpan sebagai pusaka keluarga yang kadang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, ketika hendak pergi merantau mencari nafkah. Keris dapur Jalak Sangu Tumpeng dipercaya sebagai pusaka yang mempunyai tuah kerejekian atau… selengkapnya
Rp 3.000.000Keris Pamor Miring Toya Mambeg Tangguh Blambangan Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Toya Mambeg (Tergolong Jenis Pamor Miring) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Blambangan (Abad XIII) Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Ladrang Yogyakarta Kayu Timoho Handle / Gagang : Model Yogya Kayu Timoho Pendok… selengkapnya
Rp 7.777.000Keris Brojol Pamor Brahma Watu Langka Tangguh Tuban Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Brojol Pamor (motif lipatan besi) : Brahma Watu (pamor Langka) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Mataram Abad Ke 17 Masehi Panjang Bilah : 32,5 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Galeh Asem Handle / Gagang : Kayu kemuning Bang… selengkapnya
Rp 1.888.000Pusaka Keris Sengkelat Pamor Beras Wutah Mataram Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sengkelat Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah Putih Ndeling (besi padat) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Panjang Bilah : 34,5 cm Pesi masih utuh panjang original tidak sambungan Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Pelet Kendit Asli… selengkapnya
Rp 3.750.000Pedang Kuno Suduk Maru Pamor Banyu Mili Dhapur/ Nama bentuk Pedang : Suduk Maru Pamor / Motif Lipatan Besi : Banyu Mili & Kulit Semangka Tangguh : Mataram Kartasura Panjang bilah tajam : 57,8 cm Panjang Total Ketika Disarungkan : 81 cm Warangka : Kayu Cemara Kate Berhias Tembaga Handel / Gagang Pedang : Kayu… selengkapnya
Hubungi Admin






WhatsApp us
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.