Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami
● online 6282177400100
● online
- Dhapur Keris Jalak Ruwuh
- Keris Sinom Tindik Emas Asli Sepuh
- Keris Carita Genengan Pamor Banyu Mili
- Keris Tilam Upih Pamor Kulit Semangka Sepuh
- Keris Karno Tinanding Pudhak Sategal Luk 3 Kinatah
- Keris Gumbeng Pamor Banyu Mili Pajajaran Sepuh
- Keris Langka Madura Sepuh Empu Koso
- Sempaner Pamor Adeg Singkir
Parungsari Mataram Amangkurat
Rp 5.500.000| Kode | F195 |
| Stok | Tersedia (1) |
| Kategori | Dhapur Parungsari, Katalog Produk, Keris, Keris Luk 13, Keris Sepuh, Pamor Beras Wutah, Tangguh Mataram Amangkurat |
| Jenis | : Keris Luk 13 |
| Dhapur | : Parungsari |
| Pamor | : Wos Wutah |
| Tangguh | : Mataram Amangkurat |
| Warangka | : Ladrang Surakarta, Kayu Trembalo |
| Deder/Handle | : Yudawinatan, Kayu Trembalo |
| Mendak | : Parijata Bahan Kuningan |
| Pendok | : Blewah, Bahan Kuningan |
Parungsari Mataram Amangkurat
Parungsari Mataram Amangkurat
Keris Parungsari adalah pusaka yang berbicara dengan bahasa keheningan. Ia tidak hadir untuk menonjolkan kegagahan semata, melainkan menyampaikan pesan tentang kelapangan rasa, penerimaan hidup, dan kematangan batin. Dalam setiap lekuk luk-nya, tersimpan ajaran tentang perjalanan manusia: tentang naik dan turun, tentang keindahan yang justru tumbuh dari kerendahan hati. Parungsari bukan dhapur yang sekadar indah dipandang, tetapi indah untuk direnungi.
Disandingkan dengan Pamor Wos Wutah dan bertangguh Mataram Amangkurat, keris ini menjelma sebagai cermin zaman yang sarat ujian. Ia lahir dari era penuh gejolak politik dan spiritual, ketika kekuasaan diuji oleh perpecahan dan pengaruh asing. Namun justru dalam situasi seperti itulah pusaka-pusaka bermakna dalam ditempa—menjadi pengingat agar manusia tetap teguh menjaga budi, kepercayaan, dan keselarasan hidup.
Dhapur Parungsari
Parungsari adalah dhapur keris berluk tiga belas dengan ukuran bilah sedang, dilengkapi ricikan kembang kacang, lambe gajah dua, sogokan rangkap, pejetan, sraweyan, dan greneng. Secara bentuk, Parungsari sering disamakan dengan Sengkelat, namun perbedaan utamanya terletak pada dua lambe gajah yang menjadi ciri khas Parungsari.
Secara makna, parung adalah deretan bukit dan lembah, sedangkan sari bermakna bunga atau inti keindahan. Parungsari melambangkan keindahan yang tumbuh secara alami—tanpa dipaksa, tanpa dituntut. Ia mengajarkan laku hidup yang menerima keadaan apa adanya, namun justru dari penerimaan itulah muncul manfaat bagi sekitar. Parungsari adalah simbol keikhlasan budi: tidak merasa tinggi sehingga tak takut jatuh, tidak merasa mulia sehingga tak takut direndahkan. Seperti bunga di lereng parung, ia tumbuh sunyi namun meninggalkan kesan abadi.
Pamor Wos Wutah
Pamor Wos Wutah atau Beras Wutah ditandai oleh bercak-bercak pamor kecil yang tersebar di seluruh bilah, menyerupai beras yang tumpah. Dalam filosofi Jawa, beras adalah lambang kehidupan dan penghidupan. Ketika ia “wutah”, maknanya bukan sekadar kelimpahan rezeki, tetapi juga pengingat agar manusia mampu menjaga apa yang telah dimiliki.
Sebagai pameling dalam kehidupan berumah tangga, Wos Wutah mengajarkan kehati-hatian dalam sikap dan tutur. Beras tumpah jarang kembali ke takarannya—sebuah peribahasa yang menegaskan bahwa kepercayaan, jika retak, tidak mudah dipulihkan. Pamor ini menuntun pemiliknya untuk menjaga rasa hormat, kejujuran, dan kesetiaan, sebab kesejahteraan sejati berdiri di atas kepercayaan yang utuh.
Tangguh Mataram Amangkurat
Keris ini ditangguhkan sebagai Mataram Amangkurat, sebuah era pada abad ke-17 yang dikenal berat, kaku, dan penuh tekanan sejarah. Ciri-ciri tangguh ini tampak jelas: tantingan bilah yang berat dan nggindel, besi ngrasak dengan pamor kasap dan tlotor-tlotor, baja tebal dengan sepuhan tua, serta bentuk bilah yang corok dan terkesan adheg-kaku. Gonjo besar, gandik rendah, pejetan jarang namun dalam—semuanya mencerminkan watak zaman yang keras dan penuh konflik.
Era Amangkurat adalah masa Mataram menghadapi pergolakan internal serta tekanan kuat dari VOC. Di tengah situasi tersebut, pusaka tidak lagi sekadar simbol estetika, melainkan perlambang kekuatan batin dan keteguhan sikap. Keris Parungsari bertangguh Mataram Amangkurat menjadi saksi sejarah: bahwa di tengah kekuasaan yang diuji, manusia tetap diingatkan untuk memegang keindahan budi, menjaga kepercayaan, dan tidak kehilangan arah dalam menjalani hidup.
F195
Tags: keris luk 13, keris mataram, keris parungsari, keris sepuh
Parungsari Mataram Amangkurat
| Berat | 1500 gram |
| Kondisi | Bekas |
| Dilihat | 10 kali |
| Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Singo Manglar Kinatah Keris Singo Manglar Kinatah – Pusaka ini dilengkapi dengan warangka berukiran artistik khas Jawa Timuran. Pusaka ini memiliki dhapur Singo Manglar dengan kinatah Kuningan Sari. Pamornya keleng, menambah kesan angker dan berwibawa, sementara tangguhnya Kamardikan. Keris Singo Manglar merupakan pusaka yang menjadi simbol kekuasaan, kepemimpinan, kewibawaan, dan kadigdayan. Ornamen singa dengan… selengkapnya
Rp 1.500.000Tombak Pusaka Panggang Lele Pajajaran Dhapur / Jenis Bentuk Tombak : Panggang Lele (pesi pamengkang jagad) Tangguh / Masa Pembuatan : Pajajaran Sepuh Pamor / Motif lipatan besi : Kulit Semangka Panjang Bilah Tajam : 25 cm Panjang ujung Tombak sampai ujung pesi : 31 cm Warangka : Kayu jati Landeyan / gagang : kayu… selengkapnya
Hubungi AdminKeris Buto Ijo Pajajaran Kuno Keris Buto Ijo Pajajaran Kuno merupakan salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris kami. Keris ini termasuk dalam golongan jenis keris luk 9. Jika dilihat dari bentuk dan ricikannya, keris ini berdhapur Buto Ijo, salah satu dhapur keris yang sudah cukup langka dan jarang ditemui. Untuk pamor yang tergurat di sekujur… selengkapnya
Rp 1.190.000Keris Sangat Langka Dhapur Laler Mengeng Tangguh Mataram Sultan Agung Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Laler Mengeng (dhapur super langka) Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung Panjang Bilah : 36,1 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang… selengkapnya
Rp 7.555.000Keris Naga Siluman Luk 9 Ngemut Emas Original Asli Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Naga Siluman 9 (ngemut emas 21 karat asli) Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kasultanan Cirebon Panjang Bilah : 35,7 cm Warangka : Branggah Jogjakarta Kayu Timoho Handle / Gagang : Kayu… selengkapnya
Rp 25.550.000Keris Gumbeng Pamor Banyu Mili Pajajaran Sepuh Keris Gumbeng Pamor Banyu Mili Pajajaran Sepuh – Gumbeng adalah salah satu dapur Keris yang sangat sederhana. Memiliki ricikan seperti Kebo Lajer, tetapi bilahnya lebih lebar. Gandik panjang dan umumnya berasal dari tangguh sepuh seperti era Pajajaran atau Tuban. Istilah Gumbeng, selain untuk menyebut dapur Keris, juga merupakan… selengkapnya
Hubungi AdminPusaka Keris Kebo Lajer Gagah Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) :Kebo lajer / Maheso lajer Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Putri Kinurung Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Abad ke 16 masehi Panjang Bilah : 35 cm pesi utuh masih panjang original Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Gandar Iras… selengkapnya
Rp 2.555.000Keris Sempaner Pamor Rojo Gundolo Pajajaran Kuno Keris Sempaner Pamor Rojo Gundolo Pajajaran Kuno adalah salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris. Keris ini termasuk dalam golongan jenis keris lurus. Jika dilihat dari bentuk dan ricikannya, keris ini berdhapur Sempaner. Untuk pamor yang tergurat di sekujur bilahnya adalah pamor Wos Wutah dan pamor Rojo Gundolo pada bagian sor-sorannya. Warangka… selengkapnya
Rp 1.800.000


















WhatsApp us
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.