Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Vas Bunga Besar Motif Cukit Kayu Jati....
- Keris Tilam Upih Pamor Lintas Mas Langka....
- Pusaka Kujang Ciung Siliwangi Mata 4 Pajajaran Sep....
- Dhapur Keris Mahesa Nempuh....
- Pusaka Keris Tindih Putut Sajen Majapahit....
- Keris Tilam Pamor Kuto Mesir Tangguh Mataram TUS S....
- Dhapur Keris Jangkung Pacar....
- Jagrak Stand Keris Patrem....
Pusaka Keris Korowelang Kinatah Emas Asli Sepuh Kuno
Rp 4.750.000Kode | PK170 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Korowelang, Katalog Produk, Keris, Keris Luk 13, Keris Sepuh, Pamor Beras Wutah, Tangguh Mataram Sultan Agung, TOSAN AJI 3 |
Pusaka Keris Korowelang Kinatah Emas Asli Sepuh Kuno
Pusaka Keris Korowelang Kinatah Emas Asli Sepuh Kuno
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Korowelang Luk 13 (Kinatah Emas)
- Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung (Abad XVI)
- Panjang Bilah : 36 cm
- Warangka : Branggah Yogyakarta (Kayu Timoho)
- Handle / Gagang : Yogyakarta (Kayu Timoho)
- Pendok : Slorok Yogyakarta Mamas Ukiran
- Mendak : Perunggu Kuno
- Kode : PK170
Dialih rawatkan (dimaharkan) Pusaka Keris Korowelang Kinatah Emas Asli Sepuh Kuno sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Ulasan Pusaka Keris Korowelang Kinatah Emas Asli Sepuh Kuno
KOROWELANG, adalah salah satu bentuk dhapur keris luk tiga belas. Ukuran panjang dan lebar bilah keris ini sedang. Permukaan bilahnya nggigir lembu, karena memakai ada-ada. Keris ber-dhapur Korowelang memakai kembang kacang, lambe gajah-nya hanya satu, dan eri pandan. Selain itu tidak ada lagi ricikan lainnya pada keris ini. Menurut Buku Ensiklopedi Keris karangan Alm. Bambang Harsrinuksmo (2004) keris Korowelang tergolong keris yang langka.
CERITA RAKYAT, Pada zaman Majapahit, keris Prabu Brawijaya bernama Jalak Sumelang Gandring menghilang dari gedong pusaka kerajaan. Dalam sayembara yang diadakan Empu Supa Mandrangi menyanggupi untuk menemukan kembali pusaka kerajaan yang hilang dicuri tersebut. Ia kemudian pergi ke daerah Blambangan dan menyamar menjadi Ki Pitrang. Karena kepandaiannya dalam membuat keris, Ki Pitrang pun menjadi cepat terkenal. Suatu waktu Ki Pitrang dipanggil Adipati Blambangan yang bernama Siyunglaut, untuk membuat keris. Setelah sang Adipati mengeluarkan keris untuk diputrani, Ki Pitrang akhirnya tahu, bahwa keris tersebutlah yang sedang dicari. Ki Pitrang lalu menyanggupi untuk membuat putran keris tersebut. Kemudian dibuatlah sebanyak 2 (dua) bilah keris yang sama persis, dan aslinya disembunyikan. Kemudian 2 (dua) keris putran tersebut dihaturkan kepada Adipati Siyunglaut. Karena gembira hati, Sang Adipati memberikan ganjaran kepada Ki Pitrang putrinya yang bernama Retna Sugiyah. Putri ini sudah beberapa kali menikah, namun pernikahan tersebut tidak pernah lama, sang suami selalu meninggal. Ki Pitrang penasaran, rahasia apa yang sebenarnya terdapat pada sang Putri. Akhirnya rahasia tersebut diketahui, sebab pada kemaluan sang Putri terdapat ular welang, dimana ular tersebut keluar dan menggigit alat kelamin pria yang menyanggamainya. Oleh Ki Pitrang ular welang tersebut dicabut, dan kemudian ditanam di bawah pohon Koro (sejenis polong-polongan). Pada malam hari, ular welang yang ditanam itu hilang, yang tertinggal hanya sebilah keris luk tiga-belas. Oleh Ki Pitrang keris tersebut dinamakan Koro Welang.
CERITA KEPAHLAWANAN, Selain itu terdapat juga kisah Keris Korowelang yang menjadi salah satu piyandel Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I, atau yang lebih akrab di telinga sebagai Pangeran Samber Nyawa yang hingga saat ini pusaka tersebut masih tersimpan di Tugu Ireng Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah. Keris pusaka ini dianggap ‘berjasa’ saat digunakan dalam peperangan melawan Belanda, dan dipercaya memiliki tuah untuk menangkal segala macam halangan dan rintangan yang menghadang. Pangeran Jawa satu ini memang tidak mengenal rasa takut. Sejak usia muda, ia sudah akrab dengan konflik. Pada satu titik dalam hidupnya ketika dewasa, ia harus melawan tiga musuh sekaligus: VOC (Belanda), Kasunanan Surakarta, dan Kesultanan Yogyakarta, sebelum tampil sebagai Mangkunegara I. Sepak-terjangnya susah dihentikan dan justru mengakibatkan banyak “makan” korban dari pihak lawan. Dari situlah ia dijuluki Pangeran Sambernyawa, bahkan sampai akhir perjuangannya tidak pernah dapat ditangkap Belanda.
Dalam bertempur, Pangeran Sambernyawa sendiri merupakan peletak dasar strategi perang gerilya. Yaitu sebuah siasat perang dengan menggunakan tiga teknik yaitu jejemblungan, dhedhemitan, dan weweludan. Jemblung bagai orang gila dan tidak punya rasa takut, dhemit atau hantu yang susah diraba keberadaannya, serta welud atau belut yang sangat licin ketika hendak ditangkap, juga berdasar pada pertimbangan kerahasiaan yang tinggi untuk mengecoh dan menguasai lawan. Secara garis besar, Pangeran Sambernyawa dan pasukannya adalah pasukan elite yang sangat taktis, lihai, dan sukar diendus gerakan maupun keberadaannya. Selain konsep gerilya, ternyata Samberyawa pun membagi pasukannya dalam tiga matra, yaitu matra darat, matra laut, dan matra gunung. Untuk pasukan masing-masing matra sengaja dipilih dari penduduk lokal per matra, sehingga menguasai teknis dan medan pertempuran sesuai karakter masing-masing. Strategi perang itu kemudian ditiru Panglima Besar Jenderal Sudirman, dan kemudian juga dipakai pasukan elite TNI hingga sekarang.
Murub Kumbul Kusumaning Bangsa, “Menyala menjulang kusuma bangsa”. Sudah menjadi rahasia umum, jika Pangeran Sambernyowo menjadi salah satu tokoh yang sangat dikagumi oleh mantan presiden ke-2 yakni Soeharto. Kini, makam Soeharto pun tidak jauh dari makam Pangeran Samber Nyawa. Semangat juang dan rasa kesetia-kawanannya juga sangat menonjol tercermin dalam semboyan perjuangan “Tijitibeh” atau “Mati Siji Mati Kabeh Mukti Siji Mukti Kabeh”, yaitu “Mati satu mati semua, mulia satu mulia semua”. Dapat dimaknai sebagai konsep kebersamaan antara seorang pemimpin dengan rakyat yang dipimpin. Sebuah konsep yang patut ditiru oleh pemimpin saat ini.
Pangeran Samber Nyawa ratusan tahun lalu melahirkan falsafah “Tri Dharma” bahwa dalam membela negara seluruh bangsa hendaknya rumangsa melu handarbeni (merasa memiliki), wajib melu hanggondeli (wajib ikut mempertahankan). Dan ajaran ketiga adalah mulat sarira hangrasa wani atau mawas diri. Falsafah Tri Dharma diajarkan untuk memotivasi rakyat mencintai dan loyal terhadap kerajaan/negerinya. Tidak mengherankan dhapur Koro Welang merupakan dhapur klangenan mereka yang berprofesi dalam kedinasan militer/polri.
Tags: jual keris kinatah emas, Jual Keris Kuno, jual keris luk 13, jual keris sengkelat, Jual Keris Sepuh, kegunaan tombak korowelang luk 13, keris kinatah emas asli, keris korowelang luk 7, keris sengkelat, keris sengkelat asli majapahit, keris sengkelat kinatah emas, keris sengkelat sepuh, khasiat keris nogo welang, manfaat keris koro welang, Pusaka Keris Sengkelat Kinatah Emas Asli Sepuh Kuno, tombak korowelang luk 5, tuah keris dapur korowelang, tuah keris pamor korowelang, tuah pamor korowelang
Pusaka Keris Korowelang Kinatah Emas Asli Sepuh Kuno
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Bekas |
Dilihat | 2.809 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Pusaka Keris Tilam Upih Pamor Tetesing Warih Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Tetesing Warih Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Abad Ke 14 Masehi Panjang Bilah : 36 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang kuno Pendok :… selengkapnya
Rp 2.560.000Keris Nogo Siluman Primitif Kinatah Pamor Tirta Teja Keris Nogo Siluman Primitif Kinatah Pamor Tirta Teja merupakan keris kamardikan yang sangat gagah, merbawani dan unik. Dapur Nogo Siluman Primitif menjadi nilai yang sangat estetik. Berbeda pada bentuk ganan pada dapur nogo siluman biasanya. Keris ini memiliki bentuk ornamen naga yang lebih abstrak namun atraktif. Berkinatah… selengkapnya
Rp 4.550.000Keris Sengkelat Luk 13 Mataram Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sengkelat Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Islam Abad Ke 17 Masehi Panjang Bilah : 36,3 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Kuno Pendok : Blewah Surakarta… selengkapnya
Rp 3.333.000Keris Pamor Langka Toya Mambeg Sepuh Keris adalah senjata tradisional Indonesia yang tidak hanya memiliki nilai sejarah dan budaya, tetapi juga memiliki berbagai macam pamor yang memiliki makna simbolis. Salah satu pamor yang cukup dikenal adalah Pamor Toya Mambeg, yang secara harfiah berarti “Air Menggenang” atau “Air yang terhenti dan tidak mengalir”. Pamor ini menggambarkan… selengkapnya
Rp 15.555.000Keris Sempana Mataram Sultan Agung Keris Sempana Mataram Sultan Agung adalah salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris. Keris ini termasuk dalam golongan jenis keris luk 9. Jika dilihat dari bentuk dan ricikannya, keris ini berdhapur Sempana. Untuk pamor yang tergurat di sekujur bilahnya adalah pamor Wos Wutah. Warangka memakai model gayaman dari bahan kayu timoho dengan pendoknya… selengkapnya
Rp 3.500.000Pusaka Keris Sengkelat Luk 13 Gonjo Wilut Pamor Maskumambang Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sengkelat Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Abad Ke 17 Masehi Panjang Bilah : 36 cm Warangka : Ladrang Surakarta Gandar Iras Kayu Kemuning Kuno Handle / Gagang :… selengkapnya
Rp 3.333.000Pusaka Tombak Daradasih Luk Dhapur Tombak: Daradasih Pamor: Meteorit Pedaringan Kebak Tangguh: PB Kode: PK140 INFO SELENGKAPNYA Tentang Pusaka Tombak Daradasih Luk Silahkan Hubungi Kami Melalui Whatsapp/Telp/SMS: 082177400100
TERMAHARPusaka Keris Tilam Sari Pamor Kuto Mesir Mataram Amangkurat Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Sari Pamor (motif lipatan besi) : Kuto Mesir (Pamor Langka) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Amangkurat (Abad XVIII) Panjang Bilah : 36 cm Warangka : Gayaman Surakarta (Kayu Timoho Kuno) Handle / Gagang : Surakarta (Kayu Kemuning Bang… selengkapnya
Rp 2.555.000Keris Sepuh Jangkung Mataram Sultan Agung Pamor Wahyu Tumurun Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jangkung Luk 3 Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Wahyu Tumurun (pamor ngebyar meteorit) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung Panjang Bilah : 36,2 cm Warangka : Gayaman Jogjakarta Kayu Timoho Handle / Gagang : Kayu Kemuning… selengkapnya
Rp 4.555.000
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.