Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Keris Nogo Rojo Luk 13 Kinatah Emas Kamarogan
- KERIS TERMAHAL!! Kyai Nogo Sosro Asli
- Keris Tangguh Mataram Senopaten
- Keris Pamor Banyu Mili Ilining Warih
- Keris Yudho Gati Sumenep Empu Citranala
- Keris Panji Nom Tangguh Hamengkubuwono HB V ISTIME
- Jual Blawong Tempat Keris Mentahan Bahan Kayu Jati
- Badik Rencong Aceh Kuno
Tilam Upih Pamor Wiji Timun HB V
Rp 8.555.000Kode | KAR523 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Tilam Upih, Katalog Produk, Keris, Keris Lurus, Keris Sepuh, Pamor Wiji Timun, Tangguh Mataram HB (Hamengkubuwono), TOSAN AJI 1 |
- Dhapur (bentuk fisik) : Tilam Upih
- Pamor (motif lipatan besi) : Wiji Timun
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram HB V (Hamengkubuwana Ke-5)
- Panjang Bilah : 35,7 cm
- Warangka : Gayaman Jogja dari bahan kayu Timoho kuno
- Handle / Deder : Jogja dari bahan kayu Kemuning Bang kuno
- Mendak : Parijata Kuningan
- Pendok : Blewah Mamas Yogyakarta
Tilam Upih Pamor Wiji Timun HB V
Tilam Upih Pamor Wiji Timun HB V
Tilam Upih adalah salah satu dhapur keris yang sederhana namun memiliki nilai filosofi yang tinggi. Tilam merupakan alas tidur. Anyaman dedaunan yang membentuk tikar. Dari sana, muncul filosofi bahwa keris tilam upih, sebagai simbol kebahagiaan, terutama kebahagiaan keluarga karena hidup serba selaras, ayem-tentrem. Sehingga keris berdhapur tilam upih ini nampak adem dan memberi ketentraman batin bagi pemiliknya.
Pamor wijin timun dalam bahasa Indonesia adalah biji mentimun. Pamor wiji tumun mempunyai filosofi tentang kerejekian. Yaitu biji mentimun yang banyak dan tidak dapat dihitung melambangkan kekayaan yang banyak dan berlimpah sampai tidak bisa terhitung. Hal inilah yang membuat keris ini diburu. Selain filosofinya, pamor wiji timun juga tergolong pamor yang cukup langka dan sudah jarang ditemui.
Soal Tangguh atau perkiraan era masa pembuatan, keris ini diperkirakan dibuat di era Hamengkubuwana Ke-5. Terlihat dari pasikutannya yang mrabu dan prawakannya yang ndemes. Ditambah lagi dengan pamor nyutra dan bahan material besi yang cukup bagus. Sehingga keris-keris tangguh Hamengkubuwana seringkali menjadi keris-keris idaman yang memiliki kelas menengah ke atas.
Tentu saja keris ini sangat layak koleksi dengan warangka model Gayaman Jogja dari kayu timoho selaras dengan tangguhnya. Lalu dilengkapi dengan pendok blewah mamas kuno yang cukup tebal dengan mendaknya model parijata dari bahan kuningan. Sudah cukup lengkap untuk menjadi sandangan keris yang mrabu dan memiliki sifat raja ini.
KERIS YOGYAKARTA, Masyarakat perkerisan sependapat, tangguh HB (Hobo) memang muncul bersamaan dengan lahirnya dinasti Hamengkubuwanan pada tahun 1755 setelah perjanjian Giyanti. Dalam perjanjian itu (Palihan Nagari), Mataram dibagi menjadi dua kerajaan kecil. Yogyakarta menggunakan gelar Kasultanan, sedangkan Surakarta tetap memilih Kasunanan. Dari sinilah kebudayaan kedua negeri ini mulai berbeda, termasuk soal bentuk keris. Disebutkan pula dalam beberapa pustaka, dinasti Pakubuwanan (PB) melakukan pencarian gagrak (gaya) kebudayaan baru atau membuat coraknya sendiri, sedangkan dinasti Hamengkubuwanan bertekad mewarisi dan meneruskan gagrak kebudayaan/tradisi lama (Mataram-nya Panembahan Senopati).
Dari sinilah perbedaan kedua kerajaan sekandung yang memiliki pertalian darah itu menjadi semakin nyata. Termasuk pada pusaka-pusakanya. Hampir sebagian besar pusaka keraton Yogyakarta berbentuk sederhana, namun tak kehilangan unsur kewibawaan. Menurut para pemerhati keris, keris-keris Yogya memang dibabar tidak untuk pamer atau unjuk kemegahan. Kesederhanaan itu tidak hanya terlihat pada bilah dan pamornya, tetapi rata hampir keseluruhan hingga perabot yang disandangnya. Konsepnya adalah “ngayang batin”, menikmati keindahan yang maknawi, keselaran antara ragawi dan bungkus filosofis, maka kesederhanaan menjadi keindahan yang tak terukur.
Secara perlahan, tapi pasti gagrak Yogyakarta juga memiliki bentuk yang khas. Meskipun juga tak bisa disimpulkan secara gebyah uyah (merata sama), bersifat evolutif karena pada masing-masing pemerintahan Sultan Yogya I-IX itu mengeluarkan ciri-ciri tersendiri. Keris Yasan (dibuat atas perintah atau prakarsa) HB I misalnya, memiliki bentuk yang sangat mirip dengan tangguh Mataram, hanya ukurannya sedikit lebih besar karena masih membawa karakter Kartasura.
Kemudian pada zaman HB II, sama sekali tak sempat memperkerjakan empu-empu keris. Hal ini disebabkan selama HB II memerintah terjadi pergerakan politik kolonial (Belanda sempat tergusur Inggris) hingga menyebabkan HB II sempat naik turun tahta hingga tiga kali dan mengalami masa pembuangan.
Pada masa HB III yang memerintah dalam dua periode: 1810-1811 dan 1812-1814 juga tidak sempat yasan keris. Hal ini disebabkan selain usia pemerintahannya yang relatif pendek, juga dominannya tekanan politik dari pihak Belanda ke Keraton. Demiliterisasi keraton sedang gencar-gencarnya dijalankan oleh Belanda.
Kemudian HB IV yang juga memerintah dalam masa yang pendek. HB IV naik tahta pada usia 9 tahun di tahun 1814 dan dibunuh oleh antek Belanda pada tahun 1823. Karena itu saat ini, agak jarang bisa menemukan keris tangguh Hobo kaping pat. Namun tak kecil kemungkinan ada beberapa bilah yang lahir pada masa itu.
Kekosongan tahta kemudian diisi oleh putra mahkota yang masih berusia tiga tahun, Raden Mas Menol. Karena masih balita, HB V memerintah dengan didampingi oleh dewan perwalian, yang salah satu anggotanya adalah Pangeran Diponegoro. Pemerintahan HB V sempat terpotong 3 tahun karena diselingi pemerintahan kembali kakek buyutnya, HB II, yang didudukkan ke tahta kembali oleh Belanda pada tahun 1826 untuk meredam pemberontakan Pangeran Diponegoro. Baru setelah HB II wafat pada tahun 1828, HB V memerintah kembali – masih didampingi perwalian. Karena pemerintahannya cukup lama (1828-1855) maka sejak era HB V inilah keris tangguh Hobo mulai nampak jelas kekhasannya, bentuknya sudah mulai menipis, dan menyerupai tangguh Majapahit, namun sedikit lebih tebal. Jejeneng yang terkenal pada waktu itu adalah Raden Tumenggung Riyokusumo. Pembuatan keris pada waktu itu dilakukan di bangsal Sri Manganti. Oleh karena itu keris maupun tombak yang dihasilkan disebut keris Sri Manganti atau Riyokusuman.
Pada masa HB VI, bentuk kerisnya tak banyak berbeda, dan terus berkembang hingga masa puncak keemasan keris yogya terjadi pada masa HB VII (1877-1921). Pada zaman itu suasana politik dan keamanan relatif tenang dan tertib. Cirinya besar, lebih tebal lagi dan berhiaskan sedikit emas. Pada masa itu boleh dikatakan cukup revolusioner dengan munculnya pamor bonang Rinenteng, Udan Mas dan sebagainya dengan cak-cak an pamor ngawat (seperti pamor yang ditata), dan garis-garis pamornya besar momyor (semeblak).
Dan pada masa HB VIII, keris-kerisnya sedikit lebih kecil lagi, bilahnya agak tebal tapi pendek (ngadal meteng), serta kebanyakan pamor ngulit semangka. Sedangkan pada zaman HB IX, khasnya adalah karya Empu Djeno, model Mataram Ngentho-entho.
Kami alihrawatkan keris Tilam Upih Pamor Wiji Timun HB V dengan kode KAR523.
Tags: Keris HB V, keris pamor wiji timun, Tilam Upih Pamor Wiji Timun HB V
Tilam Upih Pamor Wiji Timun HB V
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Bekas |
Dilihat | 619 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Tilam Upih Pamor Wahyu Tumurun Tangguh Pajajaran Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Wahyu Tumurun Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Gayaman Jogjakarta Kayu Timoho Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno Pendok : Bunton Jogjakarta Kuningan Ukir… selengkapnya
Rp 2.750.000Pusaka Keris Carubuk Luk 7 Pamor Singkir Geni Tangguh Blambangan Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Carubuk Luk 7 Pamor (motif lipatan besi) : Singkir Geni Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Blambangan Era Majapahit (Abad XIII) Panjang Bilah : 30 cm (Pesi Utuh Masih Panjang Original) Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Handle /… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Jalak Ngore PB VI Keris Jalak Ngore PB VI merupakan salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris kami. Keris ini termasuk dalam golongan jenis keris lurus. Jika dilihat dari bentuk dan ricikannya, keris ini berdhapur Jalak Ngore. Untuk pamor yang tergurat di bilahnya adalah pamor Segoro Muncar. Warangka memakai model Gayaman dari bahan kayu Timoho kuno asli bawaan bilah…. selengkapnya
Rp 12.000.000Carubuk Pamor Toya Mambeg Carubuk Pamor Toya Mambeg adalah salah satu keris yang banyak dicari para kolektor. Keris Carubuk merupakan keris luk 7 dengan ricikan memakai kembang kacang, lambe gajah satu, sraweyan dan greneng. Yang unik dari keris Carubuk yang satu ini adalah pada kembang kacangnya yang pogog yang membuat keris ini sangat mirip dengan… selengkapnya
Rp 7.777.000Pusaka Kudhi Kabudhan Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Kudi Pamor (motif lipatan besi) : Keleng Korosi Untuk Cacing Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kabudhan Purwacarita Era Candi Borobudur Panjang Bilah : 20,5 cm Warangka : Kayu Jati Handle / Gagang : Kayu Jati Kode: PK062 INFO SELENGKAPNYA Tentang Pusaka Kudhi Kabudhan Kuno Silahkan… selengkapnya
Rp 1.111.000Keris Langka Pamor Lawe Saukel Keris Langka Pamor Lawe Saukel adalah pusaka koleksi kami yang memang sudah sangat langka. Apalagi untuk keris-keris sepuh yang berusia ratusan tahun seperti ini. Keindahan pola pamor ini memang dibuat dengan keahlian khusus oleh Mpu yang sudah mumpuni. Pamor Lawe Saukel tergolong pamor rekan dengan teknik pembuatannya yang tergolong pamor… selengkapnya
Rp 6.555.000Keris Jalak Nguwuh Mpu Koso Madura Sepuh Keris Jalak Nguwuh Mpu Koso Madura Sepuh adalah salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris. Keris ini termasuk dalam golongan jenis keris lurus. Jika dilihat dari bentuk dan ricikannya, keris ini berdhapur Jalak Nguwuh. Untuk pamor yang tergurat di sekujur bilahnya adalah pamor Brahma Watu, yaitu salah satu pamor khas dari… selengkapnya
Rp 2.500.000Keris Kontemporer Panji Pengawak Wojo Kamardikan Antik Unik Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Panji Pengawak Wojo (Kontemporer) Pamor (motif lipatan besi) : Kelengan (baja asli, kuat dan tajam) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kamardikan Panjang Bilah : 28 cm Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Trembalo Handle / Gagang : Kayu Kemuning Pendok : Bunton… selengkapnya
Rp 1.100.000Keris Balebang Luk 7 Pamor Lar Gangsir Sepuh Keris Balebang Luk 7 Pamor Lar Gangsir Sepuh merupakan Pusaka koleksi kami yang sangat langka dan istimewa. Keris original sepuh dengan pamor begitu indah nan menawan ini merupakan keris yang menjadi banyak incaran para kolektor. Disamping pamornya yang langka, keindahan pamor Lar Gangsir menjadi nilai tersendiri dari… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminTombak Pusaka Kuno Pandawa Luk 5 Mataram Sultan Agung Dhapur (jenis bentuk tombak) : Pandawa Pamor (motif lipatan besi) : Beras Utah Meteorit Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung Panjang total tombak : 33,2 cm Warangka : Kayu Cendana Kuno Handle / Gagang/ Landeyan : Kayu Jati Kode : PK463 Filosofi Tombak Pandawa… selengkapnya
Rp 1.155.000
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.