Makna Tuah dan Falsafah Luhur Keris Jangkung
Makna Tuah dan Falsafah Luhur Keris Jangkung
Jangkung, biasanya orang-orang perkerisan menyebut keris luk tiga yang memakai ricikan sederhana: sekar kacang baik yang memakai sogokan maupun tidak dengan sebutan keris Jangkung. Dhapur keris luk tiga (jangkung), umumnya dianggap membawakan sifat isi keris yang menunjang cita-cita, karena bentuknya membawa perlambang terhindar dari godaan (fokus pada tujuan). Dalam bahasa jawa sering diungkapkan : “sae kagem ingkang kagungan gegayuhan”. Baik bagi orang yang sedang memperjuangkan cita-cita. Jadi, lebih kurang sifat isi keris itu adalah untuk menambah ambisi dan semangat seseorang dalam meraih cita-citanya.
Dalam jawa jangkung dimaknai juga sebagai “Jinangkung” . Jinangkung artinya tercapai atau terkabul. Sehingga keris berdhapur jangkung memiliki makna tercapai atau terkabulnya sebuah doa harapan. Tentu doa dan harapan tidak akan dikabulkan dengan cara instan mak bedunduk. Karena Tuhan tidak mungkin menurunkan rejeki dengan cara mak petungul muncul di depan mata kita seketika. Butuh sebuah jalan, pintu hingga sarana agar rejeki sampai kepada hambanya. Maka dari itu, setelah kita berdoa meminta uang contohnya, tentu sudah selayaknya kita membuka pintu, membuat jalan dan mencari sarana agar uang itu bisa sampai kepada kita.
Pintunya adalah niat, tekad dan semangat. Jalannya adalah bekerja, berkarya dan bermitra. Sarananya adalah sebuah alat yang wujud kebendaan, seperti tangan, kaki, warung, toko, barang dagangan hingga sampai pada sebuah sarana yang bersifat spiritualitas. Setelah doa terpanjatkan, pintu terbukakan, jalan terbentangkan dan sarana terpenuhkan, maka Tuhan akan menyelipkan keberkahannya di sela-sela semangat hingga lelahnya kita dalam berusaha.
#PusakaKeris