Keris Nagasasra Wahyu Tumurun Kinatah Kamarogan Silih Asih
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Nagasasra Luk 13
- Pamor (motif lipatan besi) : Wahyu Tumurun (pamor membentuk badan ular)
- Kinatah: Kamarogan Silih Asih (emas dan perak)
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kamardikan Kelas Premium
- Panjang Bilah : 37,1 cm
- Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Galeh Nagasari
- Handle / Gagang : Kayu Galih Nagasari
- Pendok : Blewah Surakarta Kemalo Hitam
- Mendak : Tembaga Sepuh Emas Hias Permata
- Kode : PK471
Filosofi Keris Nagasasra Luk 13
Keris Kamardikan adalah keris yang dibuat setelah tahun 1945 atau setelah Indonesia merdeka. Oleh sebab itu tangguh keris ini juga disebut tangguh indonesia. Kekuatan kharismatik keris kamardikan dengan dhapur Nagasasra Luk 13 ini sangat nampak pada hasil garapnya. Kinatah kamarogan silih asih dengan ornamen naga yang sangat detail, pamornya yang sangat indah yang hanya muncul pada bagian tubuh naga, dan pasikutannya yang gagah birawa adalah sebuah hasil garap dari tangan seorang Empu yang cukup mumpuni.
Keris berdhapur Nagasasra sendiri merupakan salah satu keris yang paling terkenal. Segalanya cukup tinggi nilai, mulai dari sejarah, esoteris keris hingga pada nilai-nilai estetikanya. Nagasasra sebagai lambang kewibawaan tertinggi dengan nilai esoteris sebagai pelindung dan penjaga. Oleh sebabnya keris ini sering dijadikan ageman seorang pemimpin dan tokoh masyarakat. Seperti pada filosofinya yang membawa kewibawaan dan kekuatan yang digunakan sebagai perlindungan, penjaga dan pengayom. Layaknya seorang pemimpin yang sangat berwibawa, memiliki kekuatan namun tetap menjadi pengayom, pelindung juga penjaga untuk siapapun yang ia pimpin. Sehingga dalam kepemimpinannya amat dekat dengan kemakmuran dan kesejahteraan dari semua yang ia pimpin.