Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin PusakaKeris.com
● online
Admin PusakaKeris.com
● online
Halo, perkenalkan saya Admin PusakaKeris.com
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka jam 08.00 s/d jam 23.00
Beranda » Katalog Produk » Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan
click image to preview activate zoom

Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan

Rp 900.000
KodePK166
Stok Habis
Kategori Katalog Produk, Kudi, Pamor Sanak, Tangguh Kabudhan, TOSAN AJI 3
Tentukan pilihan yang tersedia!
OUT OF STOCK
Maaf, produk ini tidak tersedia.
Bagikan ke

Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan

Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan

  • Dhapur (jenis bentuk pusaka) : Kudi
  • Pamor (motif lipatan besi) : Sanak Meteorit (Besi Nglempung)
  • Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kabudhan (Abad X)
  • Panjang Bilah : 19,3 cm
  • Warangka : Kayu Cendana Jawa
  • Handle / Gagang : Kayu Cendana Jawa
  • Kode : PK166

Dialih rawatkan (dimaharkan) Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.

Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan

Tentang Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan

KUDI, yang bentuknya agak mirip dengan kujang adalah salah satu jenis senjata tradisional yang khusus terdapat di Pulau Jawa dan Madura. Ragam bentuknya banyak, ada yang menyerupai kujang (senjata tradisional khas bumi parahyangan), tetapi kujang tergolong senjata genggam, sedangkan kudi sebagaian orang menganggap termasuk jenis dhapur tombak dengan tangkai pendek (65-85 cm). Sebagian yang lain, terutama di masyarakat Jawa Tengah bagian Selatan menganggap kudi bukan sebagai tombak, melainkan sebangsa alat pertanian (bendo). Di sisi lain, para kestaria atau pejabat di wilayah Jawa Tengah bagian barat menggunakannya sebagai senjata. Bahkan diyakini kalau lubang-lubang yang ada di senjata Kudi merupakan tanda kepangkatan. Dalam Babad Jawa cerita soal Kudhi sebagai benda pusakapun tak lepas dari sejarah berdirinya Mataram, dimana Ki Ageng Selo sebagai penurun raja-raja Mataram Islam, bermimpi membabad alas (merambah) hanya dengan berbekal sebuah kudhi.

Bentuk kudi menyerupai stilir bangau terbang. Bagian kepala dan pinggang biasanya diberi lubang-lubang. Bentuk warangka kudi tergolong unik, karena masuknya kudi ke dalam warangkanya bukan dari atas melainkan samping bilah. Membuat warangka kudi adalah pekerjaan yang sulit dan merepotkan. Karena itu dalam msyarakat Jawa terdapat pemeo yang mengatakan: “Ora kaya ngrangkani Kudi”, maksudnya: tidak sesulit membuat warangka kudi. Pada zaman dahulu bahkan masih bertahan hingga sekarang, daerah yang paling banyak terdapat kudi adalah Jawa Tengah sebelat barat dan selatan teruama di daerah Banyumas dan Cilacap.

Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan

Filosofi Kudi

FILOSOFI, Orang Jawa biasa menyebut Kudi dengan istilah gaman, yang diartikan serba bisa. Kudi ini merupakan suatu alat yang sifatnya serba bisa digunakan msyarakat pedesaan Jawa itu sendiri. Orang Jawa percaya dengan gaman ini akan bisa “nguripi” dalam arti menghidupi dalam segala situasi kondisi masyarakat pedesaan. Misalnya dengan kudi kita bisa mencari makan walau tidak mempunyai uang, Kudi bisa digunakan untuk mencari kayu bakar dan kemudian dijual. Dengan Kudi kita bisa melakukan dan berbuat segala hal, seperti mencari kayu, berburu, membentuk atau mengukir obyek bambu/kayu dan dijadikan sebagai senjata untuk membela diri.

Bentuk Kudi juga melambangkan unsur kehidupan, seperti yang kita lihat secara kasap mata bagian yang menonjol besar atau orang Jawa biasa menyebutnya dengan istilah “mlbenduk” melambangkan perut, kemudian dibagian paling atas agak membengkok melambangkan mulut. Bagian-bagian tersebut tidak hanya berfungsi sebagai alat pemotong semata, namun merupakan cermin dari karakter orang Jawa yang sesungguhnya.

Ujung yang lancip melambangkan mulut (lathi) dimana harga diri seseorang ditentukan antara ucapan dan perbuatannya. Bentuk perut menunjukan bahwa manusia hidup tidak hanya untuk memenuhi nafsu belaka namun ada hal yang lebih penting yaitu berusaha dan bekerja. Kemampuan perut kudi sangat besar untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang berat-berat seperti membelah atau memotong obyek yang besar. Karah disini menyimbolkan bahwa penampilan material ternyata tidak bisa dijadikan sebagai acuan baik buruknya sifat sesorang. Hal ini dimaksudkan bahwa tidak semua karah yang bagus dan berukir akan memiliki perut dan ujung yang tajam Sedangkan gagang merupakan pegangan dimana orang Jawa didalam menyikapi hidup harus punya keyakinan yang jelas.

Tags: , , , , , , , , , , , , ,

Pusaka Kudi Kabudhan Kuno Sepuh Tua Temuan

Berat 1500 gram
Kondisi Bekas
Dilihat 1.892 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
WhatsApp WhatsApp us