Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Keris Sengkelat Pamor Akhodiyat Meteorit Mataram S....
- Kerajinan Kayu Jati Palu Hakim....
- Blawong Tempat Pajangan Keris Tempel Dinding....
- Keris Sempono Bungkem Asli Sepuh....
- Dhapur Keris Sempaner Sempana Bener....
- Putut Sajen Luk 7 Majapahit Kuno....
- Keris Brojol Kinatah Emas Kolo Makoro Madura Sepuh....
- Jalak Ngore PB IV....
Keris Pulanggeni Sedayu Kyai Prawireng Keleng Hurap
Kode | K158 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Pulanggeni, Keris, Keris Luk 5, Keris Sepuh, Pamor Kelengan, Tangguh Sedayu, TOSAN AJI 3 |
Keris Pulanggeni Sedayu Kyai Prawireng Keleng Hurap
Pusaka Keris Pulanggeni Sedayu Kyai Prawireng Keleng Hurap
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Pulanggeni (Kyai Prawireng)
- Pamor (motif lipatan besi) : Kelengan (hurap dom kecer pasir emas)
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Sendang Sedayu Majapahit
- Panjang Bilah : 31,3 cm
- Pesi masih utuh panjang original tidak sambungan
- Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Cendana Wangi Ntt Gandar Iras
- Handle / Gagang : Kayu Kemuning Emas Unyeng Unyeng Serat Nyutro
- Pendok : Blewah Kuningan Mamas Kuno Ukiran Lung Lungan
- Mendak: Perak Kuno
- Kode: K158
Dialih rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Makna Filosofi Keris Pulanggeni Sedayu Kyai Prawireng Keleng Hurap
Keris Dhapur Pulanggeni
Pulanggeni merupakan alah satu bentuk dhapur keris luk lima yang cukup populer di dunia perkerisan di Pulau Jawa. Ukuran panjang bilah keris ini sedang. Permukaannya ada yang nglimpa, ada pula yang nggigir sapi karena memakai ada-ada di tengah bilahnya. Gandik-nya polos; ukurannya normal. Keris ini memakai sraweyan dan greneng lengkap (ada pula yang tanpa greneng). Selain itu, tidak ada ricikan lainnya.
Pulang Geni bermakna ratus, hio atau dupa atau juga kemenyan (keharuman yang bersifat religius), memberikan makna bahwa dalam kehidupan, banyaklah berbuat kebaikan agar jati diri menebar harum dan selalu dikenang walau hayat sudah tidak dikandung badan.
“Niyat ingsun ngobong dupo, kukuse dumugi angkoso, kang anggondo arum pinongko tali rasaningsun manembah dumateng Gusti Kang Akaryo Jagad.” ( Terjemahan bebas : Aku berniat membakar dupa, asapnya yang membubung ke angkasa, berasa harum sebagai tali yang mengikat rasaku untuk menyembah kepada Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta). Asap dari dupa yang bergerak ke atas juga sebagai perlambang bahwa niat penyucian batin kita untuk menghormati ataupun memuja yang “derajatnya lebih tinggi” daripada manusia. Keris dapur Pulang Geni, pada jaman dahulu kala umumnya banyak dimiliki oleh para pahlawan atau pejuang. Konon Panglima Besar Jendral Soedirman dalam gerilyanya selalu terselip sebuah keris Pulanggeni yang selalu setia dibawa kemanapun beliau pergi.
Pangeran Sedayu
Menurut cerita rakyat, di masa mudanya bernama Supa Mandrangi. Karena ketekunannya, ia menjadi empu yang mahir. Keris-keris buatannya selalu indah dan disukai banyak orang. Karena itu Supa Mandrangi dan adiknya yang bernama Supagati berniat untuk mengabdi pada Keraton Majapahit.
Kebetulan sewaktu ia datang ke keraton, saat itu Majapahit sedang geger. Pusaka kerajaan yang bernama Kanjeng Kyai Sumelang Gandring hilang dari tempat penyimpanannya di Gedong Pusaka. Ki Supa Mandrangi lalu dipanggil menghadap raja. Sang Raja bertitah, jika Empu Supa sanggup menemukan kembali keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring, maka raja akan berkenan menerima pengabdiannya di Keraton Majapahit, dan akan dianugerahi berbagai macam hadiah.
Ki Supa menyatakan kesanggupannya. Dan setelah memohon petunjuk Tuhan, empu muda itu bersama adiknya berjalan ke arah timur, sesuai dengan firasat yang diterimanya. Selama dalam perjalanan Ki Supa menggunakan nama Empu Rambang. Nama ‘rambang’ berasal dari kata ‘ngelambrang’ yang artinya berjalan tanpa tujuan yang pasti. Beberapa bulan kemudian sampailai ia di Kadipaten Blambangan. (Sumber lain menyebutkan, sebelum Ki Supa alias Ki Rambang sampai di Blambangan, lebih dulu ia mampir ke Madura untuk menuntut ilmu pada empu Ki Kasa. Tetapi sumber yang lain lagi mengatakan bahwa Ki Kasa juga merupakan nama samaran atau nama alias Ki Supa).
Di Kadipaten Blambangan, lebih dahulu Ki Supa Mandrangi menjumpai Ki Luwuk, empu senior yang menjadi kesayangan Sang Adipati Menak Dadali Putih. Berkat jasa baik Ki Luwuk, akhirnya Ki Supa bisa diterima menghadap adipati itu. Pada saat itu Ki Supa mengaku bernama Pitrang, dan menyatakan ingin mengabdi pada Sang Adipati.
Ketika beberapa waktu kemudian Adipati Blambangan tahu hasil kerjanya, ia menyuruh Ki Pitrang membuat putran (duplikat) sebilah keris lurus yang indah. Setelah mengamati keris yang harus dibuatkan duplikatnya itu, Ki Pitrang segera tahu bahwa itulah keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring yang hilang dari Kerajaan Majapahit.
Ki Pitrang alias Ki Supa menyanggupi membuat putran keris itu dalam waktu 40 hari, dengan satu syarat, yaitu agar selama ia membuat keris putran itu, tidak seorang pun boleh memasuki besalen –nya. Adipati Blambangan menyanggupi syarat itu, bahkan ia akan menempatkan beberapa prajurit di sekitar besalen empu Pitrang, agar jangan ada orang yang masuk mengganggu kerjanya.
Di besalen-nya, Ki Supa bekerja hanya dibantu oleh adiknya, Ki Supagati, yang bertindak sebagai panjak-nya. Dalam waktu 40 hari itu Ki Supa bukan membuat sebilah, melainkan dua bilah keris putran, yang bentuk dan rupanya sama benar dengan keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring.
Setelah pekerjaan itu selesai, KK Sumelang Gandring yang aseli disembunyikan di balik kain di paha kirinya. Sedangkan kedua keris putran yang dibuatnya dibahwa menghadap Adipati Blambangan, dan diakukan sebagai keris yang putran dan yang aseli.
Karena sama bagusnya, sama indahnya, Adipati Blambangan tidak bisa lagi membedakan kedua keris itu. Mana yang aseli, dan mana yang putran. Padahal sebenarnya kedua keris itu merupakan keris putran.
Adipati Dadali Putih amat gembira melihat hasil karya Empu Pitrang. Karenanya, empu muda itu lalu dinikahkan dengan salah seorang adik perempuannya, dan diberi banyak hadiah.
Beberapa bulan kemudian Empu Pitrang berpamitan hendak pulang ke Majapahit. Ia berpesan pada istrinya yang sudah hamil, agar jika anaknya lahir kelak, jika laki-laki, agar diberi nama Jaka Sura. Setelah cukup besar, agar anak itu disuruh menyusulnya ke Majapahit.
Betapa gembira Raja Majapahit ketika ternyata Ki Supa berhasil menemukan dan mengembalikan keris pusaka keraton, Kanjeng Kyai Sumelang Gandring. Karena dianggap berjasa besar bagi kerajaan, Empu Ki Supa Mandrangi kemudian dinikahkan dengan salah seorang putrinya dan diangkat menjadi pangeran, serta diberi tanah perdikan (bebas pajak, otonom) di daerah Sedayu. Maka sejak itu Ki Supa lebih dikenal sebagai Empu Pangeran Sedayu. Itu pula sebabnya, mengapa keris buatan Ki Supa hampir serupa dengan keris buatan Pangeran Sedayu.
Walaupun telah hidup mulia sebagai pangeran dan kaya raya berkat kedududkannya sebagai penguasa tanah perdikan, Pangeran Sedayu masih tetap membuat keris. Bahkan keris buatannya makin indah, makin anggun.
Adapun keris buatan Pangeran Sedayu dapat ditandai dengan mengamati ciri-ciri sebagai berikut:
Ganjanya datar atau ganja wuwung, gulu meled-nya berukuran sedang, tetapi penampilannya memberi kesan kekar dan kokoh. Buntut cecak-nya berbentuk ambuntut urang atau mekrok. Jika membuat keris luk, maka loknya tergolong luk yang rengkol, atau sarpa lumampah.
Posisi bilah pada ganja agak tunduk, tidak berkesan galak, tetapi anggun berwibawa. Kembang kacang-nya dibuat ramping nggelung wayang. Sogokan-nya agak melengkung di bagian ujung, menyerupai paruh burung. Janur-nya serupa lidi. Tikel alis-nya tergurat jelas. Begitu pula ron da-nya juga dibuat jelas.
Keris buatan Pangeran Sedayu selalu matang tempaan, besinya berwarna hitam kebiruan, nyabak, dan berkesan basah. Pamornya lumer pandes dan hampir selalu merupakan pamor tiban. Bahkan terkadang tanpa pamor sama sekali, yakni yang disebut keris kelengan. Besi keris tangguh Pangeran Sedayu ini demikian prima, tahan karat, bahkan banyak di antaranya cukup diwarangi lima tahun sekali.
Secara keseluruhan penampilan keris buatan Pangeran Sedayu membawakan karakter seorang ksatria yang anggun, berwibawa, tetapi tidak galak, wingit, tetapi menyenangkan.
Pendek kata, segalanya dibuat serasi. Seluruh bagian keris termasuk ricikan-nya digarap dengan cermat, rapi, ayu, dan sempurna. Begitu rapinya keris buatan Pangeran Sedayu, sampai sampai tepi bagian sogokan-nya berkesan tajam. Oleh kebanyakan pecinta keris, buatan Pangeran Sedayu dianggap sebagai keris yang paling sempurna dari semua keris yang ada.
Salah satu tanda yang mencolok dari keris buatan Empu Pangeran Sedayu adalah besinya yang selalu merupakan jenis pilihan, dan matang wasuhan.
Selain tetap berkarya sebagai empu, Pangeran Sedayu juga mendidik orang-orang di daerahnya yang berminat belajar menjadi empu. Mula-mula mereka dijadikan panjak, dan setelah mahir disuruh membuat keris sendiri. Akhirnya para panjak itu pun dapat mandiri bekerja sebagai empu. Hasil karya mereka oleh orang yang hidup masa kini disebut keris Panjak Sedayu, yang kualitasnya hampir menyamai keris buatan Pangeran Sedayu.
Filosofi Pamor Keleng
Dari segi pamor, keris pamor keleng biasa juga disebut dengan keris pangawak waja . Dalam keris keleng ini tidak nampak pamor putih seperti halnya keris-keris lain. Keris ini jika diwarangi hanya terlihat hitam kehijauan, kebiruan atau keabu-abuan. Kadang dalam masih terlihat sedikit warna pamor sanak, akan tetapi banyak yang mengatakan warna tersebut muncul akibat dari lipatan besi. terlepas dari hal-hal tersebut, justru keris keleng ini banyak memiliki keistimewaan. Penempaan keris ini biasanya sangat matang, sehingga memiliki pesona tersendiri bagi penikmat tosan aji.
Keris keleng lebih mengutamakan kematangan tempa juga kesempurnaan garap. Garap di sini yang dimaksud adalah meliputi keindahan bentuk bilah, termasuk di dalamnya ricikan. Keris Keleng juga bisa menjadi bahasa untuk memahami tingkat kematangan Si Empu, secara lahir maupun batin. Secara lahir bisa dilihat kesanggupan Si empu dalam mengolah besi untuk menjadi matang dan presisi. Dalam penggarapan keris tersebut juga dibutuhkan kecermatan dan kedalaman batin. Kedalaman batin Empu diterjemahkan dalam pamor yang hitam polos tidak bergambar. Empu sudah menep (mengendap) dari keinginan nafsu duniawi. makna yang disampaikan harus diterjemahkan dengan kedalaman rasa yang bersahaja. Efek yang ditimbulkan dari sugesti terhadap keris keleng tersebut adalah, bahwa keris tersebut mampu menjadi tolak bala. Ada juga yang beranggapan bahwa keris keleng tersebut memiliki kekuatan secara isoteri lebih multifungsi, dibanding dengan keris yang berpamor.
Tags: jual keris keleng, jual keris kelengan, jual keris pulanggeni, jual keris tangguh sedayu, keris besi hurap, keris empu keleng, keris hurap, keris keleng luk 5, keris kyai sedayu, keris pulanggeni angling dharma, keris pulanggeni gamane raden, keris pulanggeni luk 5, keris pulanggeni majapahit, keris pulanggeni sedayu, Keris Pulanggeni Sedayu Kyai Prawireng Keleng Hurap, khasiat keris pulanggeni, khodam keris pulanggeni, manfaat keris pulanggeni, pamor keleng, sejarah keris pulanggeni arjuna
Keris Pulanggeni Sedayu Kyai Prawireng Keleng Hurap
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Baru |
Dilihat | 3.685 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Pamor Meteorit Pedaringan Kebak Byor Ndeling Tuban Empu Suratman Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Pedaringan Kebak (Putih Ndeling Meteorit) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban (Empu Suratman) Panjang Bilah : 34,2 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang : Kayu Cendana Kuno… selengkapnya
Rp 1.777.000Keris Pamor Pandita Bala Pandita Keris merupakan senjata tradisional Indonesia yang penuh dengan nilai seni dan filosofi mendalam. Salah satu pamor keris yang menarik untuk dibahas adalah Pamor Rojo Abolo Rojo atau yang juga dikenal dengan nama Pandita Bala Pandita. Membicarakan pamor ini seolah-olah otomatis membahas tiga pamor lain yang serupa, yakni pamor Ujung Gunung,… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminTombak Pusaka Biring Lanang Pamor Banyu Mili Dhapur / Jenis Bentuk Tombak : Biring Lanang Tangguh / Masa Pembuatan : Mataram Sultan Agung Pamor / Motif lipatan besi : Banyu Mili / Ilining Warih / Setro Banyu Panjang Bilah Tajam : 23,6 cm Warangka : Model seken Kayu jati Landeyan / gagang : kayu jati… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminLAYAK KOLEKSI!! Keris Tumenggung HB V Pamor Meteorit Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tumenggung Pamor (motif lipatan besi) : Pedaringan Kebak (meteor Nginden Ngawat) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : HB V / Hamengkubuwono ke 5 (Abad XVIII) Panjang Bilah : 36 cm Warangka : Branggah Jogjakarta Kayu Timoho Handle / Gagang : Kemuning Bang… selengkapnya
Rp 12.555.000Keris Koso Madura Sepuh Dhapur Brojol Pamor Nggajih Dhapur: Brojol Pamor: Brahma Watu – Nggajih Tangguh: Madura Sepuh (Empu Koso) Warangka: Gayaman Surakarta Kayu Timoho Hulu/Deder: Yudawinatan Kayu Kemuning Bang Mendak: Parijata Bahan Kuningan Pendok: Blewah Bahan Kuningan Mamas Pusaka sepuh dari abad ke-15 Masehi ini lahir di tanah Madura, sebuah mahakarya yang ditempa oleh… selengkapnya
Rp 3.500.000Keris Nogososro Sabuk Inten Luk 11 Keris Nogososro Sabuk Inten Luk 11 adalah salah satu koleksi keris kamardikan yang sesuai pakem keris ini sebenarnya bernama Nogososro saja. Imbuhan Sabuk Inten di belakangnya adalah trend penyebutan nama keris Nogososro luk 11. Keris Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten adalah dua benda pusaka berbeda. Nagasasra adalah nama salah… selengkapnya
Rp 2.300.000Keris Naga Siluman Kinatah Emas Asli Sepuh Keris dhapur Naga Siluman kinatah emas, berpamorkan wengkon isen, tangguh Hamengkubuwana V. Bisa dibilang, pusaka ini adalah salah satu masterpiece dalam koleksi kami. Dari tampilannya saja, kita sudah bisa melihat betapa istimewanya keris ini. Naga Siluman sendiri merupakan salah satu dhapur keris yang dahulu pernah dimiliki oleh Pangeran… selengkapnya
Rp 75.500.000DHAPUR LANGKA!! Keris Ron Teki Pamor Tunggak Semi Pajajaran Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Ron Teki Pamor (motif lipatan besi) : Tunggak Semi (Besi istimewa berserat padat menandakan ribuan kali lipatan tempa) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Awal (Abad XII) Panjang Bilah : 33 cm Warangka : Gayaman Solo Kayu Timoho Kuno… selengkapnya
Rp 2.555.000Pusaka Keris Jalak Sangu Tumpeng Sepuh Mataram Sultan Agung Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jalak Sangu Tumpeng Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah / Wos Utah Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung Panjang Bilah : 35,6 cm Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang… selengkapnya
Rp 2.555.000Keris Sabuk Inten Pamor Putih Byar Tangguh Mataram Sultan Agung Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sabuk Inten Luk 11 Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah (Pamor Putih Full Byar) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Ladrang Surakarta Gandar Iras Kayu Trembalo Kuno Handle /… selengkapnya
Rp 3.111.000
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.