Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Keris Tilam Upih Pamor Byor Tuban Kuno
- Keris Panimbal Luk 9 Majapahit Gonjo Wilut
- Keris Pamor Bendo Segodo Tuban Kuno
- Keris Tangguh Pakubuwono Surakarta
- Jual Mendak Cincin Keris Kendit Surakarta
- Tempat Lilin 1 Set Ulir Kayu Jati
- Jual Jagrak Stand Tempat Keris Isi 5 Dari Kayu Jat
- Keris Pasupati Pamor Pedaringan Kebak Kamardikan
Jangkung Pacar Madiun Sepuh
Rp 3.333.000Kode | KAR534 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Jangkung, Katalog Produk, Keris, Keris Luk 3, Keris Sepuh, Pamor Ngulit Semangka, Tangguh Madiun, TOSAN AJI 1 |
- Dhapur (bentuk fisik) : Jangkung Luk 3
- Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Madiun Abad Ke XVI Masehi
- Panjang Bilah : 32 cm
- Warangka : Gayaman Surakarta kayu Timoho kuno (Phelet Motif Mbelang Sapi Unik)
- Handle / Deder : Solo dari bahan kayu Trembalo kuno
- Mendak : Khendit hias permata bahan kuningan
- Pendok : Blewah mamas Surakarta kuno
Jangkung Pacar Madiun Sepuh
Jangkung Pacar Madiun Sepuh
Jangkung Pacar Madiun Sepuh – Jangkung Pacar merupakan salah satu dhapur keris luk tiga, yang ukuran panjang bilahnya sedang, permukaan bilahnya nglimpa. Keris ini menggunakan pejetan, tikel alis, sraweyan, kembang kacang, jalen, lambe gajah, greneng, sogokan rangkap (kadang dibagian depan berukuran panjang, ada yang sampe ke tengah bilah kadang sampai ke puncak). Keris dhapur Jangkung Pacar tergolong langka.
Filosofi Jangkung Pacar Madiun Sepuh
Jangkung panganggenya, kudu jinangkung dèn-eling… Dhapur Jangkung mengandung arti agar dalam hidupnya manusia untuk selalu “eling” memohon dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Esa dengan sumarah, sumeleh serta mituhu” agar hidupnya jinangkung-jinampangan (dilindungi dan diberkati oleh Yang Maha Kuasa).
Sumarah berarti berserah atau pasrah dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena kita mengetahui betapa Maha Kuasa-Nya Allah sekaligus memahami betapa tidak berharga dan tidak berdayanya kita manusia di hadapan Allah. Bahwa DIA lah yang mengatur segala sesuatunya dan akan memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita. Di saat kita menghadapi cobaan hidup maka kita bekeyakinan bahwa Allah telah punya rancangan-Nya sendiri bagi kita.
Sumeleh bukan berarti menyerah. Manusia sebagai hamba hanyalah bisa berusaha dan apapun hasilnya tergantung ridho-Nya. Maka dengan sumeleh manusia di harapkan tak mudah putus asa dan teguh dalam usahanya, termasuk ikhlas menerima yang tidak dikehendaki atau tidak kita harapkan terjadi.
Mituhu : artinya patuh dan menurut nasehat orang tua, karena orang tua adalah salah satu jalan yang membuat seorang manusia bisa sukses. Menjadi langkah awal menuju sebuah kesuksesan yang luar biasa.
PACAR sendiri adalah daun yang biasa dipakai untuk menghias kuku, juga pada jaman dahulu digunakan untuk mewarnai kayu, warnanya merah darah. Daun pacar memiliki sifat magis dan melambangkan kesucian. Hal yang disucikan adalah berkenaan dengan raga, penyucian jiwa yang berkenaan dengan niat (artinya memberikan petuah kepada anak agar memperbaiki niatnya dalam menyongsong kehidupannya di masa mendatang) dan menyucikan tekad (artinya bercita-cita atau bersungguh-sungguh untuk menjaga hidup yang benar).
Tak heran pada jaman dahulu kala, seorang anak yang sudah beranjak dewasa dan siap memilih jodoh dan menentukan jalan hidupnyanya sendiri dibekali oleh ayahnya dengan sebuah keris berdapur Jangkung Pacar – karena menjadi sebuah hal yang penting dalam tradisi Jawa untuk mengawali pernikahan. Hal ini dianggap karena sebuah pernikahan memiliki kedudukan tinggi bagi perjalanan hidup seseorang. Hal ini berkenaan dengan makna yang juga terkandung dalam agama bahwa salah satu prosesi pernikahan adalah proses penyempurnaan agama bagi setiap orang (baik laki-laki maupun perempuan). Dimana ibadah orang yang menikah dianggap lebih tinggi derajatnya ketimbang yang belum menikah. Inilah makna filosofi dari tradisi yang mengandung nilai-nilai yang begitu kental dengan ajaran agama. Maka tradisi yang demikian adalah baik untuk dijaga dan dilestarikan.
Keris berdapur luk tiga Jangkung dipercaya mempunyai tuah atau melambangkan dorongan semangat untuk mencapai cita-cita : “sae kagem ingkang kagungan gegayuhan – Kajangkung Gegayuhaning Manah”. Konon pula pada masa mudanya Sultan Agung mempunyai keris andalan Jangkung Manglar Monga, keris luk tiga dimana pada bagian bawah terdapat gambaran burung garuda dengan sayap mengepak. Adapun keris Jangkung Manglar Monga ini mengandung makna akan harapan dan cita-cita melanglang jagad dengan menjadikan budaya Jawa sebagai budaya yang tinggi.
Tentang Perkiraan Masa Pembuatan Jangkung Pacar Madiun Sepuh
Keris ini diperkirakan tangguh Kadipaten Madiun era Mataram. Madiun sama sekali tidak dapat dipandang sebelah mata, ketika orang berbicara tentang perkerisan. Sejarah Madiun adalah sejarah keris dan tosan aji. Hampir semua peristiwa bersejarah di kabupaten ini, selalu berhubungan dengan keris. Bahkan kabupaten Madiun menggunakan icon keris persis di tangahnya dalam lambang kotanya. Tapi, sebagaimana lazimnya sejarah keris, perkembangan senjata yang satu ini pada suatu daerah akan sangat ditentukan berbagai hal, termasuk diantaranya karakter masyarakat, situasi politik, peta kekuasaan dan lain sebagainya. Karena setelah Pajang sebagai kelanjutan Demak runtuh, Mataram sebagai kerajaan yang masih muda, menjadi ancaman bagi kerajaan kecil atau kadipaten-kadipaten di Jawa Timur yang berdiri sendiri, termasuk Madiun yang enggan diperintah Mataram, sehingga mereka perlu memperkuat diri – antara lain dengan cara membuat sebanyak mungkin senjata seperti keris dan tombak. Keris Madiun memang diciptakan sesuai zaman dan keadaan masa itu yang penuh dengan pergolakan, dimana tidak terlalu mementingkan keindahan garap.
Banyak orang yang mencibir seputar keris Madiun, selain bentuknya dianggap agak aneh (wagu) dari pakem pada umumnya, juga tak banyak ditemukan keris tangguh madiun yang mewah. Kalau toh ada yang berkinatah emas, biasanya detil ukirannya kurang rapih dan batas tepi emas tak beraturan. Namun juga tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam kesederhanaannya, sebagian besar keris-keris Madiun memiliki perbawa tersendiri. Atau dalam bahasa isoteri perkerisan, keris-keris tangguh Madiun itu terkesan nggegirisi dan angker. Dan memang sisi isoteri inilah yang dipercaya lebih menonjol dari keris-keris Madiun. Tak heran sejarah Madiun sangat berkaitan erat dengan senjata-senjata pusakanya yang sangat bertuah. Bahkan sekaliber Mataramnya Panembahan Senopati pernah dipermalukan dengan mengalami dua kali kegagalan menundukkan Purubaya (Madiun), yakni pada tahun 1587 dan 1589, diyakini hal ini berkat keampuhan sebilah keris pusaka, yakni Kanjeng Kiai Kala Gumarang. Hingga dengan taktik “pura-pura takluk” ekspansi Mataram berbuah kesuksesan. Kabarnya, sebagai peringatan atas peristiwa penguasaan Mataram atas Purbaya tersebut, maka sejak tanggal 16 Nopember 1950 nama Purubaya diganti menjadi Mbediyun atau Mediun.
Hal senada juga disampaikan Benny Hatmantoro, praktisi keris Pasupati, Solo, bahwa melihat besi keris-keris Madiun harus dilihat sesuai dengan zaman kerajaan yang sedang berkuasa saat itu. Kalau zaman Majapahit, maka besi-besi keris Madiun juga akan mirip dengan keris-keris pada zaman itu. Jenis besi keris Madiun akan memiliki kemiripan dengan besi keris Mataram-kalau dibuat pada zaman Mataram dan seterusnya. Keserupaan ini kemungkinan disebabkan oleh ketersediaan bahan besi yang ada pada masa tersebut dan unsur distribusi dalam wilayah-wilayah kerajaan yang sedang berkuasa. “Maka untuk menangguh suatu keris Madiun, kecocokan dengan besi keris sezaman bisa dijadikan parameter penilain. Kalau mirip dengan besi Majapahit, maka keris Madiun yang dinilai berarti dibuat pada era yang sezaman katanya.
Benarkah semua keris Madiun berbentuk wagu dan lugu? tentu saja, hal ini dibantah mentah-mentah oleh para praktisi keris dari Madiun. Empu Hary dari Paguyuban Pametri Budaya Jawa (PPBJ) Tundhung Madiun, misalnya, mengganggap bahwa pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Ada juga keris-keris Madiun yang bentuk dan garapnya bagus. Hal ini terutama pada awal abad 19-an, banyak keris-keris Madiun yang bermutu baik-yang dibuat oleh para empu dari Desa Sewulan, Dagangan, Madiun Selatan. Dari daerah ini, konon pada tahun 1500-an pernah bermukim Empu Darmo-yang makamnya juga terletak di desa tersebut.
Berdasarkan cerita tutur rakyat, Desa Sewulan merupakan tanah perdikan yang dihadiahkan seorang raja pada akhir Kerajaan Majapahit. Sewulan berasal dari kata Sewu dan Wuwul, Sewu adalah seribu, sedangkan Wuwul sama dengan ukuran tanah yang diperkirakan seluas satu hektar. Jadi kemungkinan Sewulan semula wilayah yang seluas kurang lebih seribu hektar yang dijadikan tanah perdikan-bebas dari pajak atau glondhong pengareng-areng. Konon, pada zaman Demak, ditanah perdikan ini tinggal seorang Empu keris dari kerajaan Islam pertama Jawa itu yang bernama Empu Suro-yang nantinya menurunkan generasi pembuat keris. Empu Suro ini diyakini oleh masyarakat perkerisan sebagai Ki Umyang dari Demak. Pada zaman Mataram Kartasura, Sewulan merupakan salah satu desa di Madiun yang membuat keris untuk kepentingan keraton tersebut-sekitar pemerintahan Susuhunan Amangkurat II, Susuhunan Amangkurat III, Sunan PB I dan Sunan PB II.
Para Empu Sewulan juga mengalami masa keemasan pada masa Madiun dipimpin oleh Bupati Madiun, Raden Haryo Tumenggung Kusnodiningrat tahun 1900-1929. Karena pada masa itu, semua Lurah di seluruh Kabupaten Madiun mendapat hadiah berupa keris buatan para Empu dari Sewulan. “Sayangnya pada tahun 1970-an, para keturunan Empu yang tinggal di Sewulan hanya membuat alat-alat pertanian. Mereka menjadi pande besi saja, “tutur Mas Gus, Empu terakhir yang dikenal dari Sewulan adalah Muhammad Slamet yang meninggal pada awal tahun 2000.
Agar kebudayaan terus lestari dan banyak orang ikut merawat dan memiliki serta merasakan manfaatnya, maka Keris Jangkung Pacar Madiun Sepuh dengan kode KAR534 kami alihrawatkan kepada siapa saja yang berkenan. Keris ini hanya ada satu, sehingga hanya bisa dimiliki oleh satu orang yang berjodoh saja.
Tags: Jangkung Pacar Madiun Sepuh, keris jangkung, keris luk 3
Jangkung Pacar Madiun Sepuh
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Bekas |
Dilihat | 571 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Sabuk Inten Pusaka Legendaris Keris Sabuk Inten Pusaka Legendaris adalah salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris. Keris ini termasuk dalam golongan jenis keris luk 11. Jika dilihat dari bentuk dan ricikannya, keris ini berdhapur Sabuk Inten. Untuk pamor yang tergurat di sekujur bilahnya adalah pamor Wos Wutah Meteorit Akhodiyat. Warangka memakai model Ladrang Kacir dari bahan kayu kemuning… selengkapnya
Rp 1.400.000Pusaka Keris Jangkung Bungkem Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jangkung Bungkem Pamor (motif lipatan besi) : Segoro Muncar Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Amangkurat (Abad XVII) Panjang Bilah : 35 cm (pesi utuh masih panjang original) Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Handle / Hulu: Model Surakarta Kayu Kemuning Bang Kuno Pendok… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminTilam Upih Rojo Gundolo Keris Tilam Upih Pamor Rojo Gundolo adalah salah satu pusaka yang memiliki filosofi mendalam, mencerminkan kehidupan yang stabil, perlindungan, dan kepemimpinan yang bijaksana. Tilam Upih adalah dapur (bentuk bilah) keris yang sederhana, biasanya berciri bilah lurus tanpa lekukan (luk). Nama Tilam Upih berasal dari kata “tilam” (kasur) dan “upih” (lapisan pelepah… selengkapnya
Rp 3.000.000Keris Pasupati Pamor Pedaringan Kebak Kamardikan TAG137
Rp 4.500.000Keris Pamor Udan Mas Istimewa Keris Pamor Udan Mas Istimewa – Salah satu pamor keris yang paling dicari dan disukai adalah Keris Pusaka Udan Mas, karena selain sulit dalam proses pembuatannya juga jarang dijumpai. Selain itu pamor udan mas memiliki makna filosofi yang cukup dalam, yaitu melambangkan simbol butiran-butiran emas yang berpola seperti jatuhnya hujan… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Tindih Sombro Putut Sajen Majapahit Keris Tindih Sombro Putut Sajen Majapahit – Keris Sajen atau Seking atau keris Majapahit adalah penamaan umum terhadap keris-keris sederhana, panjang sekitar sejengkal dan kebanyakan hulunya menyatu dengan bilahnya. Hulu keris juga terbuat dengan bahan logam sama seperti bilahnya, berupa gambaran manusia yang distilir. Keris-keris yang digolongkan sajen kebanyakan… selengkapnya
Rp 1.000.000Keris Lar Ngatap Keleng Kinatah Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Lar Ngatap Pamor (motif lipatan besi) : Keleng Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : PB XIII Panjang Bilah: 37,5 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Kemuning Handle / Gagang : Kayu Kemuning Pendok: Bunton Surakarta Mendak : Selut
Rp 5.500.000Pusaka Keris Langka Pamor Kol Buntet Tangguh Madura Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Brojol Pamor (motif lipatan besi) : Kol Buntet Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Madura Sepuh Abad XVI Panjang Bilah : 35 cm (pesi utuh masih panjang original) Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Handle / Hulu: Model Surakarta Kayu… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Sengkelat Tangguh PB Sepuh Pakubuwono Ke 2 Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sengkelat Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Full Bilah (tidak putus dari atas sampai bawah) Istimewa Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : PB II (Pakubuwono Ke 2) Panjang Bilah : 36 cm Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Trembalo Nginden… selengkapnya
Rp 5.555.000Keris Sabuk Inten Sepuh Pamor Meteor Akhodiyat Keris Sabuk Inten Sepuh Pamor Meteor Akhodiyat merupakan salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris kami. Keris ini termasuk dalam golongan jenis keris luk 11. Jika dilihat dari bentuk dan ricikannya, keris ini berdhapur Sabuk Inten. Untuk pamor yang tergurat di bilahnya adalah pamor Wos Wutah. Warangka memakai model Gayaman Surakarta dari… selengkapnya
Rp 4.000.000
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.