Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin PusakaKeris.com
● online
Admin PusakaKeris.com
● online
Halo, perkenalkan saya Admin PusakaKeris.com
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka jam 08.00 s/d jam 23.00
Beranda » Dhapur Condong Campur » Keris Kyai Condong Campur Yang Asli
click image to preview activate zoom

Keris Kyai Condong Campur Yang Asli

KodeK203
Stok Habis
Kategori Dhapur Condong Campur, Keris, Keris Lurus, Keris Sepuh, Pamor Ngulit Semangka, Tangguh Mataram, TOSAN AJI 3
Tentukan pilihan yang tersedia!
OUT OF STOCK
Maaf, produk ini tidak tersedia.
Bagikan ke

Keris Kyai Condong Campur Yang Asli

Keris Kyai Condong Campur Yang Asli

  • Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Condong Campur
  • Pamor (motif lipatan besi) : Ngulit Semangka
  • Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Abad ke 18
  • Warangka : Gayaman Yogya Kayu Timoho
  • Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno
  • Kode : K203

Pusaka Keris Kyai Condong Campur Yang Asli

Tentang Keris Kyai Condong Campur

Condong Campur adalah salah satu keris pusaka milik Kerajaan Majapahit yang banyak disebut dalam legenda dan folklor. Keris ini dikenal dengan nama Kanjeng Kyai Condong Campur.

Keris ini merupakan salah satu dapur keris lurus. Panjang bilahnya sedang dengan kembang kacang, satu lambe gajah, satu sogokan di depan dan ukuran panjangnya sampai ujung bilah, sogokan belakang tidak ada. Selain itu, keris ini juga menggunakan gusen dan lis-lis-an.

Condong Campur merupakan suatu perlambang keinginan untuk menyatukan perbedaan. Condong berarti miring yang mengarah ke suatu titik, yang berarti keberpihakan atau keinginan. Sedangkan campur berarti menjadi satu atau perpaduan. Dengan demikian, Condong Campur adalah keinginan untuk menyatukan suatu keadaan tertentu.

Filosofi Sejarah Keris Kyai Condong Campur

Ketika Kerajaan Majapahit sudah menjapai masa kejayaannya, terjadi banyak sekali perbedaan (heterogenitas di negeri itu. Heteroginitas ini menyebabkan terjadinya perpecahan di masyarakat,baik dari aspek agama, budaya, kasta, dsb. Paling tidak ada 2 golongan yang memiliki perbedaan pandangan sangat tajam pada masa itu, yaitu :

  • Golongan pertama, yaitu golongan pemilik modal, pedagang dan pejabat.
  • Golongan kedua, yaitu golongan masyarakat bawah yang kecewa dengan kondisi yang mereka alami, seperti keterpurukan nasib, tekanan hidup dan penindasan.

Dalam dunia keris, golongan pertama di atas dapat diibaratkan dengan keris dengan dapur Sabuk Inten. Sabuk berarti ikat pinggang. Sedangkan Inten berarti intan atau permata. Dengan demikian, Sabuk Inten memvisualisasikan golongan pemilik modal yang bergelimang harta benda.

Golongan kedua yang disebutkan di atas adalah masyarakat kelas bawah yang kecewa, marah, terhadap keadaan. Dalam bahasa Jawa, perasaan mereka disebut sengkel atine atau jengkel hatinya. Dalam dunia keris, kondisi ini identik dengan keris dengan dapur Sengkelat, yang namanya diambil dari kata sengkel atine.

Dengan adanya perbedaan tersebut, diupayakan adanya persatuan dan pembauran (condong campur) antar golongan. Tetapi yang kemudian terjadi hanyalah pembauran semu di permukaan saja. Padahal sesungguhnya tidak terjadi pembauran dalam kehidupan masyarakat. Tidak berhasilnya upaya pembauran ini sesungguhnya disebabkan ketidakinginan para pemilik modal untuk melakukan pembauran tersebut dan khawatir akan terganggunya kepentingan mereka.

Legenda Keris Kyai Condong Campur

Konon keris pusaka ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang mpu. Bahan kerisnya diambil dari berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak yang jahat.

Dalam dunia keris muncul mitos dan legenda yang mengatakan adanya pertengkaran antara beberapa keris. Keris Sabuk Inten yang merasa terancam dengan adanya keris Condong Campur akhirnya memerangi Condong Campur. Dalam pertikaian tersebut, Sabuk Inten kalah. Sedangkan keris Sengkelat yang juga merasa sangat tertekan oleh kondisi ini akhirnya memerangi Condong Campur hingga akhirnya Condong Campur kalah dan melesat ke angkasa menjadi Lintang Kemukus(komet atau bintang berekor), dan mengancam akan kembali ke bumi setiap 500 tahun untuk membuat huru hara, yang dalam bahasa Jawa disebut ontran-ontran.

Dalam kenyataannya, masyarakat Majapahit tetap menunjukkan perpecahan, baik di masyarakat maupun di dalam istana. Pada akhirnya perpecahan tersebut menyebabkan Majapahit menjadi lemah dan akhirnya tunduk pada Kerajaan Demak, kerajaan Islam yang baru didirikan oleh Trah Majapahit itu sendiri.

Keris Kyai Condong Campur Yang Asli

Berat 1500 gram
Kondisi Baru
Dilihat 3.393 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
WhatsApp WhatsApp us