Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Pusaka Keris Nogo Sapto Keleng Kinatah
- Pusaka Keris Ganesha Kinatah Sepuh Emas Kamardikan
- Toples Kayu Jati Motif Buah Durian
- Apa Itu Pasikutan Keris ?
- Keris Carita Genengan Luk 11
- Pusaka Keris Paksi Dewata Pamor Uler Lulut
- Toples Kayu Jati Motif Buah Salak
- Pusaka Keris Pandawa Cinarita Gonjo Wilut Kuno
Keris Jalak Sangu Tumpeng Sepuh
Kode | K166 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Jalak Sangu Tumpeng, Keris, Keris Lurus, Keris Sepuh, Pamor Ngulit Semangka, Tangguh Mataram, TOSAN AJI 3 |
Keris Jalak Sangu Tumpeng Sepuh
Pusaka Keris Jalak Sangu Tumpeng Sepuh
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jalak Sangu Tumpeng
- Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram
- Panjang Bilah : 33 cm
- Pesi masih utuh panjang original tidak sambungan
- Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho
- Handle / Gagang : Kayu Kemuning Kuno
- Pendok : Bunton Kuningan
- Mendak: Kuningan
- Kode: K166
Dialih rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Keistimewaan Pusaka Keris Jalak Sangu Tumpeng Sepuh
Filosofi Keris Jalak Sangu Tumpeng Sepuh
JALAK SANGU TUMPENG, adalah salah satu bentuk dhapur keris lurus, ukurannya sedang. Gandik-nya polos, memakai pejetan, tikel alis, sogokan rangkap, sraweyan dan tingil. Ricikan lainnya tidak ada. Diantara para pecinta keris banyak yang beranggapan bahwa keris ber-dhapur Jalak Sangu Tumpeng ini umumnya mempunyai tuah yangmembuat pemiliknya mudah mencari rezeki. Itulah sebabnya, keris ini biasanya dimiliki oleh para pedagang, pengusaha, atau pegawai bank, dan profesi sejenisnya.
Beberapa catatan dari keraton menyebutkan bahwa KKA Kopek adalah salah satu keris pusaka Keraton Yogyakarta yang oleh kalangan keraton dan masyarakat Yogyakarta dianggap sebagai pusaka andalan raja. Keris itu berdhapur Jalak Sangu Tumpeng (Burung Jalak yang membawa bekal tumpeng), sor-sorannya berlapis emas seperti Panji Wilis sebagai penanda pusaka keraton. Lalu mengapa kemudian pusaka ini menjadi pusaka andalan raja? dari legenda terungkap bahwa pusaka ini menyimpan misteri kehidupan, yaitu bahwa manusia dalam hidupnya perlu sangu (membawa bekal) tumpeng. Tumpeng kehidupan bisa berarti fisik makanan namun dapat pula berarti yang bersifat rohani.
FILOSOFI, Memaknai Tumpeng – suatu perayaan yang dianggap suci tentu memerlukan simbol-simbol sakral yang dapat mewakili makna dari apa yang tengah dirayakan.
Hubungan Manusia dengan Agama dan Ketuhanan
Falsafah tumpeng berkait erat dengan kondisi geografis Indonesia, terutama pulau Jawa, yang dipenuhi jajaran gunung berapi. Bagi orang-orang zaman dahulu gunung adalah abstraksi dari sesuatu yang jauh lebih tinggi dan melampaui kuasa manusia. Bentuk tumpeng yang berupa kerucut dan mempunyai satu titik pusat pada puncaknya bermakna menempatkan Tuhan pada posisi puncak yang menguasai alam. Bentuk kerucut gunungan ini juga melambangkan sifat awal dan akhir, simbolisasi dari sifat alam dan manusia yang berawal dari Tuhan dan akan kembali lagi (berakhir) pada Tuhan.
Hubungan Manusia dengan Alam
Kehidupan orang Jawa sangat lekat dengan alam. Mereka sadar bahwa hidup mereka bergantung dari alam. Banyak pelajaran yang menjadi pedoman hidup sehari-hari yang mereka ambil dari alam. Penempatan dan pemilihan lauk pauk dalam tumpeng juga didasari akan pengetahuan dan hubungan mereka dengan alam.
Nasi tumpeng yang berbentuk kerucut ditempatkan di tengah-tengah dan bermacam-macam lauk pauk disusun di sekeliling kerucut tersebut. Penempatan nasi dan lauk pauk seperti ini disimbolkan sebagai gunung dan tanah yang subur di sekelilingnya. Tanah di sekeliling gunung dipenuhi dengan berbagai macam lauk pauk yang menandakan lauk pauk itu semuanya berasal dari alam, hasil tanah. Tanah menjadi simbol kesejahteraan yang hakiki.
Selain penempatannya, pemilihan lauk juga didasari oleh kebijaksanaan yang didapat dari belajar dari alam. Tumpeng merupakan simbol ekosistem kehidupan. Kerucut nasi yang menjulang tinggi melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Pencipta alam beserta isinya, sedangkan aneka lauk pauk dan sayuran merupakan simbol dari isi alam ini. Oleh karena itu setiap kali tumpeng hadir dalam sebuah acara, kita akan diingatkan kembali akan hubungan kita dengan alam dan pelajaran hidup yang kita peroleh dari alam.
Hubungannya dengan Sosial Kemasyarakatan
Puncak sebuah upacara dimana terdapat tumpeng didalamnya ditandai dengan pemotongan bagian teratas atau terlancip kerucut nasi tumpeng tersebut. Pemotongan ini biasanya dilakukan oleh orang yang paling dituakan atau dihormati di komunitas dimana upacara itu dilaksanakan. Ini menyiratkan bahwa masyarakat Jawa adalah masyarakat yang masih memegang teguh nilai nilai kekeluargaan dan memandang orang tua sebagai figur yang sangat dihormati.
Hal ini tercermin dalam ungkapan Jawa mikul dhuwur mendhem jero yang mengandung nasihat kepada anak untuk memperlakukan orang tuanya secara baik. Anak di sini bisa diartikan sebagai anak keturunan, generasi muda atau bawahan, sedangkan orang tua bisa diartikan orang tua dalam hubungan darah, orang yang usianya lebih tua, para pendahulu yang pernah berjasa, para pemimpin atau atasan. Mikul dhuwur (memikul tinggi) memiliki arti menghormati setinggi-tingginya dan mendhem jero (menanam dalam-dalam) artinya menghargai sebaik-baiknya atau penghargaan yang mendalam terhadap seseorang.
Ada sesanti jawi yang juga berhubungan dengan pemaknaan Tumpengan yang tidak asing bagi kita yaitu: “Mangan ora mangan waton kumpul (makan tidak makan yang penting kumpul).” Hal ini tidak berarti meski serba kekurangan yang penting tetap berkumpul dengan sanak saudara. Pengertian sesanti tersebut yang seharusnya adalah mengutamakan semangat kebersamaan dan kerukunan dalam rumah tangga, perlindungan orang tua terhadap anak-anaknya, dan kecintaan kepada keluarga. Dimana pun orang berada, meski harus merantau, haruslah tetap mengingat kepada keluarganya dan menjaga tali silaturahmi dengan sanak saudaranya.
Tags: jalak sangu tumpeng griyo kulo, keris jalak budho, keris jalak budo, keris jalak nyucup madu, keris jalak pasopati, keris jalak sangu tumpeng pamor udan mas, Keris Jalak Sangu Tumpeng Sepuh, keris jalak sumelang gandring, keris jalak tilam sari
Keris Jalak Sangu Tumpeng Sepuh
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Baru |
Dilihat | 4.116 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Keleng Slorok Kehijauan Tangguh Sendang Sedayu Majapahit Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Keleng Hurap (Besi slorok kehijauan dan hitam pekat khas tangguh sedayu) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Sedayu era Majapahit Panjang Bilah : 34 cm Warangka : Gayaman Surakarta Gandar Iras Kayu Trembalo… selengkapnya
Rp 2.555.000Keris Lurus Dhapur Sinom Tangguh Mataram Abad 17 Sepuh Kuno Tua Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sinom Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Abad Ke 17 Masehi Panjang Bilah : 31 cm Warangka : Ladrang Surakarta Gandar Iras Kayu Trembalo Kuno Original Bawaan Bilah Handle / Gagang… selengkapnya
Rp 2.000.000Sengkelat Luk 13 Dhapur: Sengkelat Pamor: Beras Wutah Tangguh: Mataram Abad 17 Masehi Warangka: Ladrang Surakarta Kayu Trembalo Hulu/Handle: Yudawinatan Kayu Kemuning Bang Pendok: Blewah Kuningan Mamas Mendak: Bejen Kuningan
Rp 4.133.000Tilam Upih Pamor Jung Isi Dunyo Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Jung Isi Dunyo (pamor Langka) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Era Majapahit Panjang Bilah : 33,3 cm Warangka : Gayaman Surakarta Gandar Iras Kayu kemuning Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno… selengkapnya
Rp 3.777.000Keris Tindih Bethok Sombro Pamengkang Jagad Pamor Junjung Derajat Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Betok Sombro Pamengkang Jagat Pamor (motif lipatan besi) : Junjung Derajad Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Madya (Abad XIV) Panjang Bilah : 19,5 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Trembalo Gandar Iras Kuno Original Bawaan Bilah Handle / Gagang… selengkapnya
Rp 2.250.000Keris Pamor Kenanga Ginubah Tangguh Tuban Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Brojol Pamor (motif lipatan besi) : Kenanga Ginubah Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Mataram (Abad XV) Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang : Model Surakarta Kayu Kemuning Bang Kuno Pendok :… selengkapnya
Rp 1.755.000Keris Tilam Upih Kadipaten Tuban: Simbol Filosofi dan Keunikan Budaya Jawa Keris adalah salah satu warisan budaya Nusantara yang kaya akan nilai filosofi, simbolisme, dan sejarah. Salah satu jenis keris yang sering menjadi perhatian di kalangan pecinta keris adalah Keris Tilam Upih dari Kadipaten Tuban. Dengan dhapur Tilam Upih dan pamor Wos Wutah, keris ini… selengkapnya
Rp 4.500.000Tombak Pusaka Kuno Menur Pamor Rojo Gundolo Original Tuban Majapahit Dhapur (jenis bentuk tombak) : Tombak Menur Godong Suruh Pamor (motif lipatan besi) : Rojo Gundolo Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Majapahit Panjang Total Tombak : 12 cm Warangka : Kayu Pandan Laut Handle / Gagang/ Landeyan : Kayu Cendana Wangi Ukiran, Kuno Kode… selengkapnya
Rp 1.111.000Pedang Suduk Pamor Sanak Mrambut Kuno Dhapur/ Nama bentuk Pedang : Suduk Pamor / Motif Lipatan Besi : Sanak Mrambut Tangguh : Mataram Abad ke 17 masehi Panjang bilah tajam : 35 cm Panjang Total Ketika Disarungkan : 51 cm Warangka : Kayu jati Kuno Handel / Gagang Pedang : Kayu Kuno Kode : PK188
Rp 750.000Tombak Pusaka Biring Lanang Pamor Banyu Mili Dhapur / Jenis Bentuk Tombak : Biring Lanang Tangguh / Masa Pembuatan : Mataram Sultan Agung Pamor / Motif lipatan besi : Banyu Mili / Ilining Warih / Setro Banyu Panjang Bilah Tajam : 23,6 cm Warangka : Model seken Kayu jati Landeyan / gagang : kayu jati… selengkapnya
*Mahar Hubungi Admin
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.