Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Keris Panji Penganten Kinatah Kalacakra
- Kotak Perhiasan Kayu Jati Ukir
- Sengkelat Keleng HB V Original
- Pusaka Keris Carito Keprabon Pamor Wos Wutah Cepri
- Keris Dhapur Langka Jalak Sumelang Gandring Tanggu
- Keris Jalak Sangu Tumpeng Udan Mas Tiban Majapahit
- Keris Carita Genengan Luk 11
- Keris Tilam Upih Pamor Tejo Kinurung
Keris Parungsari Dwi Waja Blambangan
Rp 5.000.000Kode | KAR798 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Parungsari, Katalog Produk, Keris, Keris Luk 13, Keris Sepuh, Pamor Pulo Tirto, Tangguh Blambangan, TOSAN AJI 1 |
Jenis | : Keris Luk 13 |
Dhapur | : Parungsari |
Pamor | : Pulo Tirto |
Tangguh | : Blambangan |
Abad / Tahun | : XIII |
Warangka | : Gayaman Jogja |
Bahan Warangka | : Kayu Timoho |
Pendok | : Bunton kuningan mamas |
Mendak | : Tumbar Pecah |
Panjang Bilah | : 35,5 cm |
Keris Parungsari Dwi Waja Blambangan
Keris Parungsari Dwi Waja Blambangan
Keris Parungsari Dwi Waja Blambangan merupakan salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris kami. Keris ini termasuk dalam golongan jenis keris luk 13. Jika dilihat dari bentuk dan ricikannya, keris ini berdhapur Parungsari. Parungsari adalah salah satu bentuk dhapur keris berluk tiga belas. Ukuran Panjang bilahnya sedang. Keris ini memakai kembang kacang; ada yang memakai jenggot ada yang tidak, lambe gajahnya dua, sraweyan, sogokan rangkap, pejetan dan greneng. Dan yang unik lagi dari keris ini, pada bagian besi terdapat dua warna berbeda yang disebut Dwi Waja karena mengandung bahan baja yang berbeda jenis. Konon keris ini dulu adalah keris pusaka yang disepuhkan.
FILOSOFI, Parung adalah deretan lereng bukit dan lembah, sedangkan Sari adalah bunga. Secara harafiah dapat diartikan sebagai hamparan elok bukit dan lembah yang dipenuhi oleh bunga-bunga yang indah. Seperti “Bukit Berbunga”, tempat yang indah untuk memadu cinta, Lagu yang diciptakan oleh Yonas Pareira dan dipopulerkan oleh Uci Bing Slamet pada tahun 1982.
Irisan tanah secara vertikal akan menyulitkan beragam tumbuhan untuk dapat hidup disana, dan hanya tanaman pioneer saja yang mampu tumbuh dan berkembang disitu. Selain menjadi tanaman perintis, merangkap juga sebagai tanaman perlindungan yang mempu menahan hempasan air hujan dan laju permukaan, sehinga meminimalkan resiko erosi. Disisi lain, banyak serangga yang hidup didalam bunga untuk sekedar menghisap nektar atau berlindung didalam rimbunya dedaunan.
Parung Sari adalah bahasa pemahaman. Ada bukan karena diadakan, hadir bukan karena dihadirkan…. begitu apa adanya, sehingga begitu mudah untuk dipahami, namun begitu sulitnya kita untuk bisa mencoba mengerti arti sesungguhnya.
Parungsari adalah pembelajaran. Bila tidak pernah merasa tinggi, mengapa takut untuk jatuh, bila tidak merasa mulia, mengapa merasa dihinakan, bila tidak pernah bersama, mengapa takut untuk kehilangan.
Parungsari adalah simbol dari kecantikan budi atau suatu bentuk lain dari keikhlasan. Walaupun tidak ditanam ia tumbuh, tidak disirami ia mekar, seolah menerima keadaan apa adanya tanpa menuntut sebuah kondisi, di sisi lain malah banyak memberikan manfaat kepada sekitarnya, serta akan selalu meninggalkan kesan indah memanjakan mata siapapun yang melihat. Terangkum dalam keindahan peribahasa ”Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama “.
Pamor Pulo Tirto
Untuk pamor yang tergurat di bilahnya adalah pamor Pulo Tirto. Pamor Pulo Tirto, “pulo = pulau” “tirto = air”, secara harafiah berarti pulau (di tengah) air (laut). Adalah salah satu motif pamor yang bentuk gambarannya sepintas lalu mirip gugusan pulau di tengah lautan air. Dianggap sebagai pamor yang memiliki tuah yang dapat menambah ketentraman keluarga, rezeki dan luwes dalam pergaulan.
Pulo Tirto melambangkan sebuah keseimbangan hidup. Pulo Tirto bisa berarti darat dan laut, pulau dan lautan, tanah dan air yang mana keduanya adalah filosofi keseimbangan yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan. Menitipkan sebuah siratan makna, bahwa kehidupan manusia adalah proses menjalani keseimbangan tersebut.
Tidak mungkin seorang akan terus mendapat kebahagiaan, pasti juga akan mendapat kesedihan. Tidak mungkin pula seseorang akan terus mendapat kesedihan dan masalah. Tentu setelah kesedihan pasti datang kebahagiaan, karena itu adalah keseimbangan hidup. Jadi apapun masalah yang Anda hadapi saat ini, percayalah itu akan berlalu dan kebahagiaan akan datang. Begitupula sebaliknya, kebahagiaan yang Anda rasakan saat ini tidak akan pernah abadi.
Maka jadilah seperti semar, ketika menangis juga tertawa, ketika tersenyum juga menitihkan air mata. Dalam artian bahwa hiduplah dalam keseimbangan. Jangan berlarut-larut dalam masalah maupun kebahagiaan. Tetap kuasai diri Anda dengan kesadaran diri yang tinggi, sehingga susah senangnya hidupmu bisa Anda kendalikan. Dan dengan demikian Anda tidak mudah kecewa dalam setiap harapan maupun kegagalannya.
Tangguh Blambangan
Warangka memakai model Gayaman Jogja dari bahan kayu Timoho. Nampak sangat pas dan serasi dengan bilahnya yang layak untuk menjadi koleksi anda. Untuk perkiraan masa pembuatannya keris ini dibuat di era Blambangan sekitar abad ke-13 Masehi. Tentu saja keris ini tergolong dalam keris sepuh dengan usianya sudah ratusan tahun.
Sejak kerajaan Majapahit runtuh pada tahun 1527, Blambangan berdiri sendiri, namun dalam kurun waktu dua abad lebih (antara tahun 1546-1764) menjadi rebutan kerajaan di sekitarnya. Antara lain kerajaan Demak dan Mataram di Jawa Tengah, juga kerajaan di Bali (Gelgel, Buleleng dan kemudian Kerajaan Mengwi) bergantian menyerang Blambangan dalam kurun dua abad itu.
Selama 42 tahun (1655 sampai 1697) terjadi 4 kali pemberontakan, dan 4 kali perpindahan ibukota. Kedudukan istana di Kedawung dipindahkan ke Bayu (1655), kemudian ke Macanputih dan akhirnya ke Kutalateng. Selanjutnya perang yang berkepanjangan mengakibatkan istana pindah lagi ke Ulupampang, dan akhirnya ke Banyuwangi pada tahun 1774.
KAR798
Tags: keris luk 13, keris pamor pulo tirto, keris parungsari, Keris Parungsari Dwi Waja Blambangan, Keris Tangguh Blambangan
Keris Parungsari Dwi Waja Blambangan
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Bekas |
Dilihat | 507 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Pusaka Keris Dholog Luk 5 Mataram Amangkurat Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Dholog Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka (besi padat lumer ) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Amangkurat Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Surakarta Bahan Kayu Kemuning Bang Kuno Pendok… selengkapnya
Rp 4.100.000Keris Pasopati Keleng PB X Putran Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Pasopati / Pasupati Pamor (motif lipatan besi) : Keleng (besi uletan padat basah dan nglempung) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : PB X Putran Panjang Bilah : 35,5 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno… selengkapnya
Rp 4.555.000Pusaka Keris Sempaner Tangguh HB Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sempaner Pamor (motif lipatan besi) : Pedaringan Kebak (pamor lembut khas keris hb) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram HB Sepuh (Hamengkubuwono) Panjang Bilah : 33,7 cm Pesi masih panjang Warangka : Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno… selengkapnya
TERMAHARKeris Sabuk Inten Majapahit Pamor Banyu Tetes Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sabuk Inten Luk 11 Pamor (motif lipatan besi) : Banyu Tetes / Tirto Tumetes Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Majapahit Akhir Panjang Bilah :35,7 cm Warangka : Ladrang Surakarta Gandar Iras Tidak Sambungan Kayu Trembalo Kuno Bawaan Bilah Handle /… selengkapnya
Rp 3.555.000Pusaka Keris Sengkelat Kuno Tangguh Kahuripan Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sengkelat Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Wengkon Isen Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kahuripan Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Jati Handle / Gagang : Kayu Jati Pendok : Bunton Solo Kuningan Mendak: Kuningan Kode Produk: K150… selengkapnya
TERMAHARLANGKA!! Keris Omyang Jimbe Putut Kembar Pamor Beras Wutah Meteor Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Omyang jimbe / Putut Kembar Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah Meteorit Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran Panjang Bilah : 25 cm Warangka : Sandhang Walikat Kayu Cendana Jawa Handle / Gagang : Kayu Tayuman… selengkapnya
Rp 7.777.000Keris Kuno Istimewa Sabuk Inten Luk 11 Tangguh Pajang Mataram Dhapur Keris (Jenis Bentuk Keris) : Sabuk Inten Luk 11 Pamor (Motif Lipatan Besi) : Beras Wutah / Wos Wutah Tangguh (Perkiraan Masa Pembuatan) : Pajang Mataram Panjang Bilah : 35 cm Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Trembalo Pisang Kuno Handle / Gagang : Kayu… selengkapnya
Rp 8.555.000Keris Tilam Sari Pamor Wahyu Tumurun Mataram Sultan Agung Keris adalah salah satu artefak budaya Nusantara yang kaya dengan filosofi, seni, dan sejarah. Sebagai benda yang bukan hanya berfungsi sebagai senjata, keris juga menjadi medium komunikasi simbolis antara manusia dengan lingkungan sekitarnya, termasuk Tuhan. Salah satu keris yang sarat makna adalah Keris Tilam Sari Pamor… selengkapnya
Rp 3.555.000Keris Sempaner Pamor Setro Banyu Pajajaran Kuno Dhapur Keris (Jenis Bentuk Keris) : Sempaner Pamor (Motif Lipatan Besi) : Setro Banyu/Banyu Mili Tangguh (Perkiraan Masa Pembuatan) : Pajajaran Panjang Bilah : 30 Cm Warangka : Ladrang Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang : Kayu Sawo Ukiran Pendok : Blewah Surakarta Mamas Kuno Mendak : Kuno… selengkapnya
Rp 1.777.000Jual Pisau Wedung Temuan Kuno Zaman Kabudhan Dhapur / Bentuk : Pisau Pamor : Sanak Metorit/ Besi nglempung Tangguh : Kabudhan / Mataram Hindu Budha panjang bilah : 14 cm warangka : kayu jati handle : kayu jati Kode : PK209
TERMAHAR
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.