Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami
● online 6282177400100
● online
- Keris Kyai Jangkung Bungkem Pamor Segoro Muncar....
- Keris Nogo Siluman Luk 9 Kamardikan....
- Keris Tindih Jalak Budho Era Kabudhan Abad X....
- Keris Jalak Sangu Tumpeng Madiun Sepuh....
- Pusaka Keris Sempono Bungkem....
- Jual Jagrak Stand Tempat Keris Isi 5 Kayu Jati Uki....
- Pusaka Keris Sabuk Inten Warangka Ladrang Jogja....
- Keris Brojol Pamor Brahma Watu Langka Tangguh Tuba....
Keris Pusaka Singo Barong Luk 11 Tinatah Emas Mataram Sultan Agung
Rp 55.000.000| Kode | P224 |
| Stok | Tersedia (1) |
| Kategori | Dhapur Singo Barong, Katalog Produk, Keris, Keris Luk 11, Pamor Beras Wutah, Tangguh Mataram Sultan Agung |
| Jenis | : Keris Luk 11 |
| Dhapur | : Singa Barong |
| Pamor | : Wos Wutah |
| Tangguh | : Mataram Sultan Agung |
| Warangka | : Ladrang Surakarta, Kayu Timoho |
| Deder/Handle | : Yudawinatan, Kayu Kemuning Bang |
| Pendok | : Bunton Krawangan, Bahan Kuningan |
| Mendak | : Kendhit, Bahan Kuningan |
Keris Pusaka Singo Barong Luk 11 Tinatah Emas Mataram Sultan Agung
Keris Pusaka Singo Barong Luk 11 Tinatah Emas Mataram Sultan Agung
Dalam khazanah tosan aji Nusantara, Singo Barong menempati posisi istimewa sebagai simbol kekuasaan, keberanian, dan kewibawaan. Figur singa jantan yang ditatah pada gandhik bukan sekadar hiasan, melainkan perlambang kekuatan penjaga dan ketegasan pemimpin. Dalam wujud luk 11, keris ini mencerminkan daya gerak yang dinamis—keteguhan langkah yang disertai kebijaksanaan dalam bertindak—menjadikannya pusaka yang merepresentasikan otoritas lapangan, keberanian mengambil keputusan, serta kesiapan menghadapi tantangan.
Ketika pusaka ini berada dalam bingkai tangguh Mataram Sultan Agung, maknanya semakin dalam dan berlapis. Masa Sultan Agung dikenal sebagai puncak kematangan seni keris Jawa, ketika pusaka tidak hanya menjadi lambang elit kekuasaan, tetapi juga sarana pembentukan karakter dan kepercayaan diri bangsa. Tinatah emas pada keris Singo Barong bukan semata penanda kemewahan, melainkan simbol ganjaran, kehormatan, dan legitimasi laku—sebuah pusaka yang memadukan kekuatan lahir, kebijaksanaan batin, serta kejayaan sejarah dalam satu kesatuan makna.
Dhapur Singa Barong Luk 11
Keris Singa Barong merupakan salah satu pusaka Nusantara yang dikenal istimewa karena gandiknya diukir menyerupai singa jantan dengan simbol kejantanan yang tegas. Figur singa pada gandhik ini memiliki kemiripan dengan kilin—makhluk mitologis penjaga gerbang dalam tradisi Tiongkok—yang menunjukkan adanya jejak pengaruh budaya China dalam perkembangan seni tosan aji di Nusantara. Kehadiran motif ini bukan sekadar ornamen, melainkan simbol penjaga, kekuatan, dan kewibawaan.
Berbeda dengan Keris Nogososro yang lebih menekankan kebijaksanaan dan legitimasi kekuasaan seorang raja, Keris Singa Barong merepresentasikan ketegasan, keberanian, dan otoritas lapangan. Ia melambangkan kekuasaan yang tidak hanya dimiliki raja, tetapi juga para patih, senopati, dan panglima perang—mereka yang berada di garis depan pengambilan keputusan dan pelaksanaan kekuasaan. Karena simbolismenya yang kuat, keris ini sejak lama menjadi incaran para pecinta pusaka dan kolektor.
Secara angsar, Keris Singa Barong dipercaya mampu membentuk karakter pemiliknya menjadi pribadi yang berani, kuat, dan berwibawa, laksana singa jantan sebagai raja rimba. Kharisma pusaka ini dikenal sangat kuat; ketika daya keris telah menyatu dengan pemiliknya, ia diyakini mampu menghadirkan kewibawaan yang membuatnya disegani baik oleh kawan maupun lawan. Oleh karena itu, Keris Singa Barong tergolong pusaka langka yang tidak hanya bernilai artistik, tetapi juga simbolik dan historis.
Tangguh Mataram Sultan Agung
Masa Mataram Islam, khususnya pada pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma, sering dianggap sebagai salah satu puncak kejayaan pembuatan keris di Jawa. Pada periode ini, perkembangan keris dan tombak berlangsung pesat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Konon, Sultan Agung mengeluarkan titah yang memperkenankan rakyat memiliki pusaka wesi aji—seperti keris, tombak, dan pedang—tanpa rasa takut pusaka tersebut akan dirampas oleh pihak keraton. Titah ini menumbuhkan rasa aman, kepercayaan kepada pemimpin, serta semangat membangun dari desa hingga pusat kerajaan.
Dalam konteks ini, keris tidak lagi sekadar simbol elit, tetapi menjadi bagian dari identitas dan kepercayaan diri masyarakat. Pada berbagai upacara dan pisowanan, rakyat berani mengenakan busana adat lengkap dengan kerisnya—baik sebagai ageman maupun pusaka tayuhan. Pada masa ini pula, Sultan Agung memberikan ganjaran pusaka kinatah emas kepada mereka yang berjasa, disesuaikan dengan kedudukan dan perannya. Prajurit hingga lurah menerima pusaka dengan motif emas tertentu, para perwira dan panewu memperoleh kinatah bergambar gajah atau singa, sementara kerabat dan patih dalem mendapatkan pusaka dengan motif yang lebih halus dan simbolis.
Zaman Mataram Sultan Agung menjadi masa yang subur bagi para empu. Mereka diberi kebebasan berkreasi sekaligus melestarikan bentuk-bentuk lama, memadukan warisan masa sebelumnya dengan ciri khas Mataram. Karena itulah, keris-keris tangguh ini sangat beragam dalam pasikutan dan garap, namun tetap memancarkan watak matang, agung, dan berwibawa—menjadikan era ini sering disebut sebagai surga para empu.
Pamor Wos Wutah
Pamor Wos Wutah, atau Beras Wutah, ditandai oleh bercak-bercak kecil berwarna terang yang tersebar di permukaan bilah, menyerupai butiran beras yang tumpah. Secara simbolik, pamor ini melambangkan rejeki yang melimpah, keberkahan yang datang dari berbagai arah, serta kecukupan yang terus mengalir dalam kehidupan.
Namun lebih dari itu, Wos Wutah juga mengandung pameling yang dalam. Peribahasa “beras tumpah jarang kembali ke takarannya” menjadi pesan moral agar manusia berhati-hati dalam bersikap, khususnya dalam kehidupan berumah tangga. Kepercayaan dan rasa hormat, jika telah rusak, tidak mudah untuk dipulihkan seperti sedia kala. Meski dapat diperbaiki, selalu ada bekas yang tertinggal.
Karena itulah, pamor Wos Wutah bukan hanya simbol kelimpahan, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga keharmonisan sejak awal. Ia mengajarkan agar keberkahan hidup tidak sekadar dikumpulkan, tetapi juga dirawat dengan kesadaran, kesabaran, dan tanggung jawab.
P224
Tags: Cara menggunakan Keris Singo Barong, Ciri ciri Keris Singo Barong Asli, Kegunaan Keris Singo Barong, Keris Singo Barong Luk 13, Keris Singo Barong Majapahit, Sejarah keris Singo Barong
Keris Pusaka Singo Barong Luk 11 Tinatah Emas Mataram Sultan Agung
| Berat | 1500 gram |
| Kondisi | Bekas |
| Dilihat | 31 kali |
| Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Tundhung Medhiun Sengkelat Kuno Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan dari kata “medi” (hantu) dan “ayun-ayun” (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan “Babat tanah Madiun” terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang… selengkapnya
Rp 4.555.000Pusaka Keris Korowelang Pamor Wos Wutah Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Korowelang Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah/Beras Wutah (Meteor Akhodiyat) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Majapahit Madya (abad ke 14 masehi) Panjang Bilah :34 cm Warangka : Ladrang Cirebon Kayu Trembalo Nginden Kuno Handle / Gagang : Kayu Cendana Ukir… selengkapnya
Hubungi AdminKeris Carubuk Luk 7 Mataram Amangkurat Sepuh TAG151
Rp 5.100.000Keris Tilam Pamor Kuto Mesir Tangguh Mataram TUS Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Kuto Mesir Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Islam Abad Ke 17 Masehi Panjang Bilah : 36,2 cm Warangka : Gayaman Solo Gandar Iras kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Kayu… selengkapnya
Rp 1.111.000Keris Nogo Sosro Luk 13 Kinatah Emas Kamarogan Keris Nogo Sosro Luk 13 Kinatah Emas Kamarogan adalah sebuah mahakarya seni pusaka yang mengundang decak kagum. Keris ini bukan sekadar benda bersejarah, melainkan suatu warisan budaya yang memancarkan keanggunan dan keunikan. Sebagai salah satu permata koleksi kami, keberadaan keris ini merambah wilayah legendaris dan fenomenal. Daya… selengkapnya
Rp 165.000.000Keris Pamor Udan Mas Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Udan Mas Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Panjang Bilah: 35,7 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Pendok: Bunton Surakarta Mendak : Kuningan Filosofi Keris Pamor Udan Mas… selengkapnya
Rp 8.000.000Pusaka Keris Empu Koso Pamor Jung Isi Dunyo Madura Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Jung Isi Dunyo Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Madura Sepuh Empu Koso (Abad XV) Panjang Bilah : 36,5 cm Warangka : Gayaman Yogyakarta (Kayu Timoho Kuno) Handle / Gagang : Putri Kinurung… selengkapnya
Rp 2.550.000Keris Sengkelat Mataram Amangkurat Keris Sengkelat Mataram Amangkurat merupakan salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris kami. Keris ini termasuk dalam golongan jenis keris luk 13. Jika dilihat dari bentuk dan ricikannya, keris ini berdhapur Sengkelat. Salah satu dhapur keris yang popular dan melegenda. Untuk pamor yang tergurat di bilahnya adalah pamor Wos Wutah. Warangka… selengkapnya
Rp 4.500.000
























WhatsApp us
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.