Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Keris Sabuk Inten Pamor Putih Byar Tangguh Mataram
- Keris Pamor Wulan-Wulan Era Pajajaran Sepuh Kuno
- Tombak Pusaka Kuno Menur Pamor Rojo Gundolo Origin
- Keris Tangguh Majapahit Pamor Dom Kecer
- Piring Motif Daun Kayu Jati Panjang
- Keris Kuno Istimewa Sabuk Inten Luk 11 Tangguh Paj
- Keris Tangguh Kahuripan Abad 12
- Keris Kanjeng Kyai Buto Ijo Luk 9 Pamor Sodo Lanan
Keris Tangguh Demak
Stok | |
Kategori | Kawruh Keris, Kawruh Tangguh Keris |
Keris Tangguh Demak
Keris Tangguh Demak
Keris Tangguh Demak – Sangat sedikit referensi mengenai tangguh Demak. Dalam Ensiklopedi Keris karangan Alm Bambang Harsrinuksmo tangguh Demak ditulis ; mempunyai pasikutan yang wingit, bilahnya berukuran sedang, besinya hitam kebiruan dan berkesan basah, pamornya tergolong kalem dan berkesan mengambang, gonjonya tipis dengan sirah cecak pendek. Kemudian S Lumintu juga menulis; Tangguh Demak gonjo rata, sirah cecak kecil dan menguncup, pamor bagus, besi agak kuning kurang bercahaya (guwaya), condong leleh agak membungkuk, tikel alis pendek, sogokan panjang, kembang kacang kecil, jalen kecil, lambe gajah agak besar dan panjang.
Kemudian Koesni dalam Bukunya Pakem Pengetahuan Tentang Keris juga menulis keris buatan jaman Demak ; kebanyakan buatan jaman ini memiliki daya tarik sendiri dimana jika dilihat secara sepintas masih meniru-niru buatan Majapahit, tetapi jika diperhatikan secara benar walau besinya basah seperti besi Majapahit, namun pamor yang menempel disitu seolah mengambang. Dari hal tersebut bisa dinyatakan bahwa walau besi buatan Demak memang terdiri dari besi pilihan, tetapi sayang airnya yang terang tidak memadai. Malah bisa dikatakan air yang untuk mencampur pembuatan keris di negeri ini, terdiri dari air asin.
RT Waluyodipuro dalam tulisannya “Seserepan bab Dhuwung tuwin ubarampe saha lalajenganipun” menulis lebih detail lagi, dimana pada jaman kerajaan kraton Bintoro/Demak terdapat tiga Empu :
- Empu Purwasari (putra Rara Semboga) yasan dhapur : brojol, tilam upih dengan ciri pamor bantat arusoh (keras kaku agak kotor), beliau juga yasan pedang Lameng dengan ciri besi berwarna biru, pamor jelas, dan bagian pesi mempunya ciri belang dua.
- Empu Purwatanu (putra Empu Purwasari), jaman peralihan Demak – Pajang, yasan dhapur : brojol dengan ciri gonjo nguceng mati semu kidhung (mirip ikan kecil mati agak malu-malu), bilah tipis sekali, pamor beras wutah dengan sepuh dilat. Selain itu beliau juga yasan dhapur lain seperti jalak ngore, tilam upih, jalak sangu tumpeng dengan ciri yang sama.
- Empu Subur (putra Empu Gedhe dari Banyumas), hingga pindah ke Pajang tidak pernah membuat keris, tombak ataupun pedang. Hanya membuat pangot, arit, pacul, gobang, wadung. *(kemungkinan dari sini adanya pitutur lisan maupun tulisan yang menyatakan budaya keris kerajaan Demak Bintoro kurang mendapat perhatian dari pusat kekuasaan digantikan oleh Wedung, yang sebenarnya masi debatable karena menurut sejarah Demak Bintoro lebih memilih teknologi mesiu daripada senjata tradisional)
Dan dalam Serat Panangguhing Dhuwung, catatan mas Ngabehi Wirasoekadga dhuwung Tangguh Demak ditulis ; dhuwung gonjo waradin, gulu meled alit, sirah cecak ngluncup, bangkekan singset, buntut urang papak, seblakipun ruruh wasuhaning pamor muyak merak ati tosanipun kuning raos kemba lenggahipun andhekung kidung, menawi nggangge sekar kacang nyantheng, jalen mayat sumungkem, lambe gajah moncer soho landhung, blumbangan lebet ciyut, sogokan landhung keder lebet awak-awakipun dhuwung ngruwing ananging ketingal kendho, menawi medal leres lenggahipun tumungkul, bilih gandhikanipun gandikipun sedhengan kedher, tikel alis jugag.
Atau jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia kurang lebihnya adalah : bagian gonjo rata, gulu meled kecil, sirah cecak seperti kuncup, wadidang langsing, buntut urang datar, dalam rasa pandangnya gagah, wasuhan pamornya rata dan menarik hati, besinya kuning namun agak hambar, badannya tidak terampil (gesit). Sekar kacang-nya kaku, jalen agak miring, lambe gajah terlihat dominan panjang, pejetan dalam tapi sempit, bagian sogokan mengembang panjang, dalam dan tegak lurus, badan bilah seperti ada kruwingan samar. Jika keluar dhapur lurus terlihat agak menunduk, gandik-nya sedang dan tegak lurus dengan tikel alis ringkas.
Contoh Keris Tangguh Demak
- Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Putut Luk Genap Walik (Luk 4)
- Pamor (motif lipatan besi) : Ngulit Semangka
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Demak
- Panjang Bilah : 30 cm
- Pesi masih utuh panjang original tidak sambungan
- Warangka : Branggah Jogja Kayu Sawo
- Handle / Gagang : Kayu Kemuning
- Pendok : Bunton Jogja
- Mendak: Kuningan
ANDA BERMINAT DENGAN KERIS TANGGUH DEMAK TERSEBUT??
SILAHKAN KLIK DISINI: Keris Putut Pandito Semedi Luk Genap Langka
Tentang Kerajaan Demak
Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa (“Pasisir”). Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit.
Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya, Walaupun tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada tahun 1560, kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir/Hadiwijaya. Salah satu peninggalan bersejarah Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang menurut tradisi didirikan oleh Wali Songo.
Lokasi keraton Demak, yang pada masa itu berada di tepi laut, berada di kampung Bintara (dibaca “Bintoro” dalam bahasa Jawa), saat ini telah menjadi bagian kota Demak di Jawa Tengah. Sebutan kerajaan pada periode ketika beribukota di sana dikenal sebagai Demak Bintara. Pada masa raja ke-4 (Sunan Prawoto), keraton dipindahkan ke Prawata (dibaca “Prawoto”) dan untuk periode ini kerajaan disebut Demak Prawata. Sepeninggal Sunan Prawoto, Arya Penangsang memerintah kesultanan yang sudah lemah ini dari Jipang-Panolan (sekarang dekat Cepu). Kotaraja Demak dipindahkan ke Jipang dan untuk priode ini dikenal dengan sebutan Demak Jipang.
Hadiwijaya dari Pajang mewarisi wilayah Demak yang tersisa setelah ia, bersama-sama dengan Ki Gede Pamanahan dan Ki Penjawi, menaklukkan Arya Penangsang. Demak kemudian menjadi vasal dari Pajang.
Apa Itu Tangguh Keris?
Tangguh secara harafiah berarti perkiraan. Dalam dunia pekerisan di Pulau Jawa tangguh meliputi perkiraan mengenai zaman pembuatan atau gaya pembuatan. Jadi jika seorang mengatakan bahwa sebilah keris tangguh Majapahit, itu berarti bahwa keris itu diperkiraan buatan zaman Kerajaan Majapahit.
Definisi lain tangguh adalah perkiraan gaya kedaerahan atau zaman dibuatnya sebilah keris atau tombak yang dijabarkan dari pasikutannya, pengamatan jenis besinya, pamor dan bajanya.Yang dimaksud pasikutan adalah kesan selintas atas gaya garapan sebuah keris. Misalnya, keris tangguh Majapahit dapat diartikan; (1) dibuat dengan gaya (model) Majapahit, (2) dibuat oleh empu dari Majapahit.
Penyebutan nama tangguh keris terkadang kabur, karena dalam budaya keris juga dikenal adanya kebiasaan mutrani atau pembuatan duplikat. Khusus untuk keris-keris putran (duplikat), penyebutan nama tangguh menjadi kacau,maka khusus untuk keris-keris yang demikian lalu disebut yasan, artinya buatan. Misalnya keris A merupakan duplikat keris B. Keris A buatan Surakarta,sedangkan keris B tangguh Tuban, maka keris A disebut tangguh Tuban yasan Surakarta.
Tags: ciri ciri keris demak, keris pusaka kerajaan demak, Keris Tangguh Demak, keris wedung, khasiat keris wedung, pusaka kerajaan demak, senjata wedung, wedung kabudhan, wedung pusaka
Keris Tangguh Demak
Berat | 250 gram |
Kondisi | Baru |
Dilihat | 2.787 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Tangguh Madura Keris Tangguh Madura – Tangguh Madura dalam dunia perkerisan dibagi dua, yakni Madura Tua yang sejaman dengan Majapahit dan Madura Muda yang sejaman dengan Mataram Amangkurat. Keris tangguh Madura Tua pasikutannya demes, serasi, seimbang, menyenangkan. Besinya berkesan kering seperti kurang wasuhan, warnanya hitam pucat. Pamornya nggajih dan nyekrak, kasar rabaannya. Panjang bilahnya… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Tangguh Mataram Amangkurat Keris Tangguh Mataram Amangkurat, beberapa orang perkerisan menyebutnya dengan tangguh Kartasura. Menurut Buku Keris & Tombak Jawa Dwipa (Sugiri Suganda, 2012) secara umum tangguh Amangkurat/Kartasura adalah sebagai berikut: Tanting : berat, nggindel Besi : ngrasak, kurang wasuhan Pamor : kasap dan tlotor-tlotor Baja : agak tebal, sepuhannya tua sekali Bilah :… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminApa Itu Ricikan Keris ? Apa Itu Ricikan Keris ? Ricikan Keris adalah penamaan bagian-bagian pada keris yang nantinya digunakan untuk menentukan termasuk Dhapur apakah suatu Keris tersebut. Tiap dhapur Keris akan memiliki beberapa ricikan yang merupakan ciri khas dhapur tersebut, dan bentuk ricikan yang berbeda juga akan menentukan penangguhan dari masa apakah Keris itu… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Tangguh Tuban Keris Tangguh Tuban – Hampir bisa dikatakan tidak ada keris Tuban yang luk. Bentuknya sederhana, namun gagah. Rata-rata berdhapur Tilam Upih atau Tilam Sari. Bagaimana melihat keistimewaan keris-keris pesisiran ini? Tuban pada abad XV adalah daerah yang gemerlap, karena di sana terletak pelabuhan besar yang menjadi kota kesyahbandaran Kerajaan Majapahit. Sebagai kota… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Tangguh Sedayu Keris Tangguh Sedayu – Masih sama dengan tangguh-tangguh sebelumnya, jenis tangguh ini juga muncul dijaman yang sama dengan jaman majapahit sehingga memiliki ciri-ciri yang pastinya sama dengan tangguh sebelumnya yaitu pasikutannya yang dhemes dan enak dipandang, ganjanya pun sama pesis dengan ganja blambangan yang dikenal sebit rontal. Sirah cecak juga sama persis… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Pudhak Sategal Keris Pudhak Sategal – Pudhak Sategal merupakan nama dari ricikan Keris yang terletak di bagian sor-soran di tepi bilah. Bentuk ricikan ini menyerupai daun Pudhak (Pandan) dengan ujungnya yang meruncing. Bentuk pola ini, untuk bagian belakang keris pangkal daun dimulai dari sisi tepi bagian bawah sor-soran kemudian meruncing ke atas, kurang lebih… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Tangguh Mataram Keris Tangguh Mataram – Tangguh Mataram ada tiga macam, masing-masing mempunyai ciri tersendiri. Pertama, Mataram Senopaten; pasikutannya prigel, sereg; besinya hitam kebiruan. Pamornya pandes lan ngawat. Kedua, Mataram Sultan Agung: pasikutannyademes (serasi, menyenangkan, tampan, enak dilihat), besinya mentah, pamornya mubyar. Ketiga Mataram Amangkuratan:pasikutannya galak, birawa, besinya mentah, pamornya kemambang. Tangguh Amangkuratan biasaya… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Tangguh Singosari Abad 13 Keris Tangguh Singosari Abad 13 – Tangguh singasari memiliki 2 pasikutan yaitu kaku dan wingit, bilahnya berukuran lebih sedang dan memiliki bentuk ujung bilah yang runcing. Warna besi tangguh ini dominan ke warna abu-abu kehitaman, jika diamati lebih dekat seperti sebuah batu tulis. Memiliki pamor yang lumer dan juga pandes…. selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Tangguh Mataram Senopaten Keris Tangguh Mataram Senopaten – Panembahan Senapati atau Raden Danang Sutowijoyo merupakan salah satu pemimpin kerjaan mataram yang terkenal akan kesaktiannya. Pasikutan keris mataram senopati yaitu prigel dan sereg. Besi yang digunakan berwarna hitam agak kebiruan. Untuk pamor, keris senopati memiliki pamor yang pandes dan ngrawat. Ukuran keris senopati lumayan panjang… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Tangguh Segaluh Abad 12 Keris Tangguh Segaluh Abad 12 – Tangguh ini memiliki banyak keunikan mulai dari pasikutannya yang terlihat seperti kaki namun ternyata lurus, dilihat dari besinya keris ini nampak berkesan lebih kering dan memiliki warna yang hitam agak pucat kehijau-hijauan. Tangguh segaluh memiliki pamor yang lebih kalem dibandingkan tangguh lain, selain itu… selengkapnya
*Mahar Hubungi Admin
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.