Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami
● online 6282177400100
● online
- Keris Tangguh Mataram Amangkurat
- Jual Keris Tumenggung Pamor Satrio Pinayungan PB X
- Pusaka Keris Nogo Sosro Luk 13 Pamor Kulit Semangk
- Keris Brojoguno Putran Pamor Satrio Pinayungan Dad
- Pusaka Tindih Keris Putut Sajen Pamor Setro Banyu
- Keris Balebang Pamor Keleng Asli Bugis
- Keris Pamor Tejo Kinurung Tuban Mojo Sepuh
- Keris Carita Genengan Pamor Banyu Mili
Keris Tindih Jalak Budho Era Kabudhan Abad X
Rp 100.000.000| Kode | KAR |
| Stok | Habis |
| Kategori | Dhapur Jalak Budha, Katalog Produk, Keris, Keris Kuno, Keris Lurus, Keris Sepuh, Koleksi Masterpiece, Pamor Kelengan, Tangguh Kabudhan, TOSAN AJI 1 |
| Jenis | : Keris Lurus |
| Dhapur | : Jalak Budho |
| Pamor | : Keleng (besi nglempung) |
| Tangguh | : Kabudhan |
| Abad / Tahun | : X |
| Warangka | : Sandang Walikat |
| Bahan Warangka | : Kayu gaharu |
| Pendok | : - |
| Mendak | : Wajikan bahan kuningan |
| Panjang Bilah | : |
Keris Tindih Jalak Budho Era Kabudhan Abad X
Keris Tindih Jalak Budho Era Kabudhan Abad X
Keris Tindih Jalak Budho Era Kabudhan Abad X merupakan salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris kami. Keris ini termasuk dalam golongan jenis keris lurus. Jika dilihat dari bentuk dan ricikannya, keris ini berdhapur Jalak Budho. Untuk pamor yang tergurat di sekujur bilahnya adalah pamor Keleng. Warangka memakai model Sandang Walikat dari bahan kayu Gaharu. Nampak sangat pas dan serasi dengan bilahnya yang layak untuk menjadi koleksi anda. Untuk perkiraan masa pembuatannya keris ini dibuat di era Kabudhan sekitar abad ke-10 Masehi. Tentu saja keris ini tergolong dalam keris kuno dengan usianya yang sudah ratusan tahun.
JALAK BUDHO, agaknya fauna yang pertama kali menginspirasi para Empu keris pada zaman dahulu adalah burung jalak. Dari temuan keris yang dianggap paling tua, hanyalah keris berdhapur Jalak yang dianggap melambangkan burung ocehan yang dekat dengan kaum petani itu. Secara umum, dhapur jalak merupakan salah satu keris lurus yang ukuran bilahnya lebar, panjangnya sedang, bagian sor-soran keris jalak biasanya agak tebal, gandiknya polos dengan pejetan dangkal dan biasanya memiliki sogokan rangkap – depan dan belakang.
FILOSOFI, konon menurut Serat Pustaka Raja Purwa penciptaan dhapur Jalak diawali dengan titah Prabu Sri Samaratungga dari kerajaan Mataram Budha di Jawa bagian Tengah, yang mendapatkan wangsit dari hasil perenungannya. Dalam kontemplasi tentang segala hal yang dilihat oleh sang Prabu sehari-hari, Baginda menyimpulkan, agar rakyat di kerajaannya dapat hidup makmur dan sejahtera maka harus memuliakan burung Jalak – yang saat itu memang dianggap sebagai burung yang dekat dan banyak membantu kaum petani. Dikisahkan pula, sejak muda kegemaran sang Raja Budha adalah blusukan berkelana mengelilingi seluruh penjuru atau pelosok negeri – melihat dengan mata kepala sendiri keadaan rakyatnya. Raja tidak mau hanya menjadi atasan yang hanya mendapat laporan dari para bawahan semata, tetapi ingin terjun langsung di lapangan. Untuk itu, kadang sang Raja menyamar menjadi rakyat biasa, untuk dapat menyelami isi hati para kawula di pedesaan.
Baginda kemudian meminta para empu keraton untuk menciptakan keris dengan mengambil bentuk maknawi burung Jalak. Maka dengan melalui proses pengendapan batin yang dalam, maka terciptalah sebuah keris dhapur Jalak – yang nantinya disebut Jalak Budha. Sang Raja kerajaan Mataram Budha itu sangat bersuka cita sekali dengan keris yang tercipta oleh para Empu keraton. Sejak itu sang Prabu memaklumatkan keris pancer dhapur Jalak Budha sebagai keris pusaka negara. “Reungeunta i sakweh kita, sun maule Sang Jalak Budha dadyeka raksa ri nagara” titah Pabu Sri Samaratunga pada tahun 820 M, yang artinya – kurang lebihnya : “Dengarkanlah olehmu semua, aku muliakan Sang jalak Budha menjadi penjaga negara”.
Seperti apa bentuk maknawi burung Jalak dalam keris? Ini jelas terlihat dari ricikan yang tertera pada bilahnya, yang secara keseluruhan menggambarkan profil kepala burung Jalak. Pejetan menggambarkan bentuk dahi, sogokan bagian depan melukiskan paruh atas, sedangkan sogokan bagian belakang membentuk paruh bagian bawah dan leher sang burung.
Keris Sang Jalak melambangkan kebersamaan Raja beserta para penggerak negara selaku pelindung seluruh rakyat petani beserta kehidupan agrarisnya, selayaknya burung jalak yang selalu mengajarkan kepada seluruh jajaran negara, mulai dari pangeran, patih, adipati, mantri, dhyaksa, akuwu, demung, buyut, hingga para luruh dan bekel untuk menjiwai tauladan dari kehidupan burung jalak. Keris Sang Jalak adalah penjaga negara, karena melambangkan dinasti kerajaan Mataram Budha yang bersumpah menegakkan tugasnya sebagai pengayom para kawula tani. Seperti titah Prabu Sri Samarotungga, bahwa jika ada bangsawan dan priyayi yang semulia Dewa Brahma, sepandai Dewa Wishnu, sesakti Dewa Shiwa, ataupun sekaya Dewa Kuwera, namun ia tidak mengayomi para kawula, melainkan hanya menyia-nyiakannya saja, maka tak lain hanya benalu parasit, yang lebih hina dari lalat dan serangga nakal yang suka menganggu kerbau.
KERIS KABUDHAN SEBAGAI KERIS TINDIH, berasal dari kata ‘tetindhih’ yang menurut kitab Bausastra Jawa versi Poerwadarminta Tahun 1939 berarti lelurah atau pangarêp (penuntun), sedangkan secara arti atau makna harafiah adalah ‘menindih’. Keris tindih dipercaya mempunyai tuah yang baik bagi penggemar tosan aji selain tuah pokok keris juga memberikan tuah untuk menindih atau meredam pengaruh negatif dari benda-benda gaib lain. Tosan aji yang dipercaya masuk dalam kategori tindih kebanyakan keris dhapur lurus seperti; jalak budho, bethok, sombro, semar tinandu, semar betak, tombak banyak angrem dan lain-lain. Keris tindih biasanya adalah keris-keris yang dibuat pada tangguh (jaman) sepuh sanget, seperti jaman kabudhan, singosari, majapahit dan pajajaran. Sedangkan untuk pamor yang masuk kategori tindih antara lain pamor wengkon, rojo gundolo, rojo sulaiman, tambal, dan keleng dan lain sebagainya. Secara mata batin (spiritual) bakat, watak, karakter dan perbawa dari keris-keris tindhih dapat menjadi lelurah atau pamomong bagi tosan aji lainnya.
Menanting sendiri jalak budha ini, sejenak kita terhenyak, pikiran-pikiran mulai menerawang dan berimajinasi membayangkan jaman para kstaria-ksatria menjalani dharma-nya. Jaman dimana lelaki sejati berusaha menemukan takdirnya. Segalanya tidak mudah karena harus diperjuangkan dengan tetesan darah dan keringat hingga air mata. Sungguhlah beruntung kita sebagai anak cucu dapat merawat pusaka lintas generasi dengan kisah heroiknya tersendiri.
Bagi para pecinta tosan aji rasanya belum lengkap bila belum memiliki keris kabudhan. Alasannya, keris model ini adalah pusaka ‘klangenan‘ wajib yang mesti terpajang di gedong pusaka baik secara kelangkaan (nilai ekonomis dan investasi) juga kepercayaan dari sisi isoteri atau fungsi (keris tindih). Bentuknya yang sederhana, dan besinya yang korosif, sebenarnya bisa dikatakan keris jenis ini tak lagi utuh. Namun fanatisme pecintanya seperti tak pernah padam, tak lekang jaman, hingga kini terus ada dari waktu ke waktu.
Keris Tindih Jalak Budho Era Kabudhan Abad X
| Berat | 1500 gram |
| Kondisi | Bekas |
| Dilihat | 827 kali |
| Diskusi | Belum ada komentar |
Pusaka Keris Sengkelat Luk 13 Pamor Kulit Semangka Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sengkelat Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung Panjang Bilah :32 cm Warangka : Ladrang Surakarta Gandar Iras Kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno Pendok… selengkapnya
TERMAHARKudi Temuan Senjata Kuno Indonesia Peninggalan Zaman Kabudhan Dhapur / Bentuk : Kudi / Arit Pamor : Sanak Metorit/ Besi Nglempung Tangguh : Kabudhan / Mataram Hindu Budha Panjang Bilah : 22 cm Warangka : Kayu Jati Handle : Kayu Jati Kode : PK379 Senjata kuno temuan dari peninggalan Nusantara yang menjadi saksi peradaban pada… selengkapnya
Rp 750.000Keris Tilam Upih Pamor Telaga Membleng Tangguh Majapahit Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Telaga Membleng Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Majapahit Abad Ke 14 Masehi Panjang Bilah : 33 cm Warangka : Branggah Yogyakarta Kayu Jati Handle / Gagang : Yogyakarta Bahan Kayu Jati Pendok : Kuningan… selengkapnya
TERMAHARKeris Sengkelat Tangguh Pajang Pamor Pulo Tirto Keris Sengkelat Tangguh Pajang Pamor Pulo Tirto – Keris Sengkelat pertama kali dibuat pada jaman Kerajaan Majapahit (1466 – 1478), yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertabumi (Brawijaya V). Keris Sengkelat pertama dibuat oleh Mpu Supo Mandrangi atas perintah Sunan Kalijaga. Keris tersebut kemudian diberi gelar Kanjeng Kyai Sengkelat…. selengkapnya
Rp 8.000.000Jual Keris Tumenggung Pamor Satrio Pinayungan PB XIII Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tumenggung Pamor (motif lipatan besi) : Satrio Pinayungan Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : PB XIII Panjang Bilah : 36 cm Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Nagasari Alusan Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno Pendok : Bunton Surakarta Motif Lung… selengkapnya
TERMAHARMahesa Lajer Pamor Putri Kinurung Mahesa Lajer Pamor Putri Kinurung merupakan keris koleksi yang memiliki dhapur Mahesa Lajer atau juga biasa dikenal dengan sebutan Kebo Lajer. Keris ini merupakan keris yang usianya sudah sangat tua ratusan tahun lamanya. Pamor keris ini adalah Putri Kinurung. Terdapat di bagian sor-soran dengan pola lingakaran-lingkaran kecil yang berada di… selengkapnya
Rp 1.700.000Dhapur Langka!! Keris Sempono Luk 11 Sepuh Dhapur Langka!! Keris Sempono Luk 11 Sepuh adalah salah satu dari ratusan koleksi pusaka keris kami. Keris ini berdhapur Sempono, merupakan dhapur keris luk 11 yang sudah sangat langka dengan ricikan antara lain sekar kacang, lambe gajah, jalen, tikel alis, pejetan dan greneng. Untuk pamor yang tergurat di sekujur bilahnya adalah… selengkapnya
Rp 9.111.000LANGKA!! Keris Kyai Kalanadah Luk 5 Mataram Sultan Agung Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Kalanadah / Kolonadah Pamor (motif lipatan besi) : Wengkon Isen Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung (Abad XVI) Panjang Bilah : 35 cm (pesi utuh masih panjang original) Warangka : Gayaman Yogyakarta Kayu Timoho Handle / Hulu: Model… selengkapnya
TERMAHAR






WhatsApp us
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.