Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin PusakaKeris.com
● online
Admin PusakaKeris.com
● online
Halo, perkenalkan saya Admin PusakaKeris.com
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka jam 08.00 s/d jam 23.00
Beranda » Dhapur Kalanadah » LANGKA!! Keris Kyai Kalanadah Luk 5 Mataram Sultan Agung
click image to preview activate zoom

LANGKA!! Keris Kyai Kalanadah Luk 5 Mataram Sultan Agung

KodeK232
Stok Habis
Kategori Dhapur Kalanadah, Keris, Keris Luk 5, Keris Sepuh, Pamor Wengkon Isen, Tangguh Mataram, Tangguh Mataram Sultan Agung, TOSAN AJI 3
Tentukan pilihan yang tersedia!
OUT OF STOCK
Maaf, produk ini tidak tersedia.
Bagikan ke

LANGKA!! Keris Kyai Kalanadah Luk 5 Mataram Sultan Agung

LANGKA!! Keris Kyai Kalanadah Luk 5 Mataram Sultan Agung

  • Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Kalanadah / Kolonadah
  • Pamor (motif lipatan besi) : Wengkon Isen
  • Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung (Abad XVI)
  • Panjang Bilah : 35 cm (pesi utuh masih panjang original)
  • Warangka : Gayaman Yogyakarta Kayu Timoho
  • Handle / Hulu: Model Yogya Kayu Kemuning Bang Kuno
  • Pendok : Bunton Yogyakarta Kuningan Sepuh Perak
  • Mendak : Perunggu
  • Kode : K232

Dialih rawatkan (dimaharkan) LANGKA!! Keris Kyai Kalanadah Luk 5 Mataram Sultan Agung sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.

Dhapur Kalanadah / Kolonadah

Pada jaman kerajaan dulu di jawa, keris-keris ber-luk 5 hanya boleh dimiliki oleh raja, pangeran, keluarga raja, dan para bangsawan yang memiliki kekerabatan atau memiliki garis keturunan raja, bupati dan adipati (Ningrat). Selain mereka, tidak ada orang lain yang boleh memiliki atau menyimpan keris ber-luk 5. Demikianlah aturan yang berlaku di masyarakat perkerisan jaman dulu. Dengan kata lain, keris ber-luk 5 disebut juga Keris Keningratan.

Keris dapur Kalanadah, keris Luk 5 dengan ricikan Sogokan depan mengisyaratkan kepada manusia bahwa tujuan di dunia ini adalah menerima waktu (kala=waktu, nadah=menerima), manusia yang dapat menerima dan memanfaatkan waktu adalah manusia yang akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akherat kelak.

Sejarah mencatat hanya empu-empu pilihan yang dipekerjakan untuk mengabdi di dalam keraton seperti misalnya mpu Supo Mandrangi yang lantas mendapat gelar Pangeran Sedayu dan mendapat tanah perdikan di wilayah Sedayu. Juga para mpu Pakelun di era pemerintahan Sultan Agung Hanyakra Kusuma, sampai pada mpu era pemerintahan Susuhunan Paku Buwana seperti mpu Brajaguna, Brajasetika, Djojosukadga dan Singowidjojo telah diangkat menjadi mpu kraton.

Pamor Wengkon Isen

Pamor Wengkon Isen, wengkon adalah pamor yang bentuknya menyerupai garis yang membingkai sepanjang sisi pinggir bilah. Pola pamor ini melambangkan perisai, perlindungan, atau penangkal terhadap suatu malapetaka, penyakit, nasib buruk dan kejadian-kejadian yang tak terduga. Sedangkan isen dalam bahasa Jawa artinya adalah isian. Maksud pamor wengkon isen adalah bentuk pamor wengkon yang mempunyai isian pamor lain di dalamnya. Tuahnya kira-kira hampir sama.

Tangguh Mataram Sultan Agung

Barangkali fase yang dianggap paling mewakili kejayaan pembuatan keris di Jawa adalah semasa Kerajaan Mataram Islam. Ketika itu, perkembangan keris dan tombak berlangsung dengan pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Konon pada masa pemerintahan Sampean Dalem Ingkang Sunuhun Kangjeng Sultan Agung Prabu Anyakrakusuma Senapati Ing Ngalaga Abdurahman Sayidin Panata Dinan berkenan mengeluarkan pengumuman, ialah mulai saat itu rakyat diperkenankan mempunyai pusaka-pusaka wesi aji seperti keris, tombak, pedang luwuk dan sebagainya, dan janganlah mempunyai rasa takut, bila sewaktu-waktu pusaka tersebut akan diminta oleh Raja atau keluarga keraton.

Semua manusia berhak mempunyai rasa kepercayaan yang mantap terhadap apa yang dimiliki, dan diharapkan mempunyai rasa kepercayaan terhadap pimpinannya, bahwa beliau dan kerabat keraton akan selalu melindungi semua hak milik rakyatnya.

Mulai saat itu Mataram berwajah baru, rakyat secara gotong royong mulai berbenah diri dan membangun mulai dari desa-desa hingga dalam kota. Keadaan Mataram bertambah cerah, dan di sana-sini bila ada hari-hari pertemuan atau pisowanan, rakyat tidak takut-takut lagi memakai pakaian adatnya lengkap dengan kerisnya, mulai dari keris yang tergolong ageman maupun yang disebut pusaka tayuhan.

Kanjeng Sultan juga berkenan memberi ganjaran bagi mereka yang berjasa kepada bangsa dan negeri Mataram. Selain mengingat besar kecilnya jasa pun disesuaikan dengan kedudukannya. Menurut literatur yang ada para lelurah prajurit sampai prajurit biasa menerima ganjaran tombak atau keris yang diserasah emas bergambar sada sakler, juga bergambar sapit landak dan trisula. Sebagai pimpinan pasukan dan wadana kliwon mendapat ganjaran pusaka yang diserasah emas berupa lunglungan atau ron-ronan. Para perwira prajurit dan Panewu Mantri mendapat ganjaran pusaka-pusaka yang diserasah emas bergambar gajah dan singa. Para putra kerabat atau patih dalem mendapat ganjaran pusaka yang diserasah emas bergambar bunga anggrek.

Tags: , , , , , , , , , , ,

LANGKA!! Keris Kyai Kalanadah Luk 5 Mataram Sultan Agung

Berat 1500 gram
Kondisi Baru
Dilihat 4.120 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
WhatsApp WhatsApp us