Buka jam 08.00 s/d jam 23.00
Beranda » Dhapur Panimbal » Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno
click image to preview activate zoom

Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno

KodePK179
Stok Habis
Kategori Dhapur Panimbal, Keris, Keris Luk 9, Keris Sepuh, Pamor Beras Wutah, Tangguh Pajang, TOSAN AJI 3
Tentukan pilihan yang tersedia!
OUT OF STOCK
Maaf, produk ini tidak tersedia.
Bagikan ke

Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno

Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno

  • Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Panimbal Luk 9
  • Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah (Akhodiyat Meteorit)
  • Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajang Mataram (Abad XVI)
  • Panjang Bilah : 36 cm
  • Warangka : Gayaman Yogyakarta (Kayu Trembalo Kuno)
  • Handle / Gagang : Yogyakarta (Kayu Kemuning Kuno)
  • Pendok : Bunton Yogyakarta Mamas Kuno
  • Mendak : Kuningan Sepuh Silih Asih
  • Kode : PK179

Dialih rawatkan (dimaharkan) Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.

Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno

Tentang Dhapur Keris Panimbal

PANIMBAL, adalah salah satu bentuk dhapur luk sembilan. Ukuran panjang bilahnya sedang, memakai ada-ada, sehingga pemukaannya nggigir lembu. Ricikan lainnya adalah kembang kacang, lambe gajah, tikel alis, sogokan rangkap, sraweyan dan greneng. Keris dhapur Panimbal tergolong populer. Pada zaman dulu keris dhapur Panimbal banyak dimiliki kalangan abdi dalem karena dipercaya memiliki tuah yang menyebabkan pemiliknya dipercaya oleh atasannya (termasuk raja) untuk melaksanakan berbagai tugas. Menurut Serat Centhini Dhapur Panimbal pertama kali dibabar (diciptakan) oleh 800 empu yang disebut Empu Dhomas, sekitar tahun jawa 1381 pada jaman Wali ( kerajaan Demak).

Bentuk Panimbal, maksudnya supaya mengetahui cerita yang sudah berpindah kepada orang lain (Wahyudi Agus, Serat Centhini 3 – Perjalanan Cebolang Meraih Ilmu Makrifat, Yogyakarta : Cakrawala, 2015, hal 360). Panimbal dalam bahasa Indonesia berarti Pemanggil (= kata benda atau nomina, orang yang memanggil). Pada Jaman dahulu adalah suatu kehormatan besar jika seorang Abdi Dalem di-timbali (dipanggil menghadap) Ngarsa Dalem (Raja). Biasanya ada sesuatu yang dianggap sangat penting atau sifatnya urgent (mendadak) sehingga titah atau dhawuh-nya (perintah) harus disampaikan langsung. Hanya orang-orang terdekat atau kepercayaan sang Raja atau istilah sekarang ini adalah Ring 1 Istana, yang akan mendapat kehormatan dan kepercayaan (respect) itu.

Respect sering mengandung misteri, karena tidak diberikan dengan cuma-cuma oleh orang lain, kita harus membuktikan diri terlebih dahulu (memberi) sebelum layak untuk menerimanya. Dimulai dengan rasa “Nguwongke Wong”, yang berarti memanusiakan manusia. Filosofi ini memiliki arti yang mendalam tentang bagaimana cara menghormati, menghargai, dan memperlakukan manusia sebagaimana mestinya. Perasaan di-uwongke adalah kebutuhan setiap orang. Dengan “menabur” benih-benih kebaikan, hal-hal yang baik juga yang akan kita “tuai” nantinya.

Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno

Tentang Tangguh Pajang Mataram

TANGGUH PAJANG MATARAM, Kerajaan Pajang yang relatif singkat (1551-1582) sehingga sangat sedikit pula data yang menerangkan keberadaan keris pada masa itu, bahkan kerisnya pun dibilang langka dan jarang dijumpai. Berdasarkan Catatan Mantri Pande Mas Ngabehi Wirasoekadga, tangguh Pajang hanya disebutkan seorang Empu yaitu Empu Umyang dan sahabat-sahabatnya, namun pada masa peralihan “Pajang ke Mataram” terdapat seorang Empu bernama Arya Japan. Dalam catatan-catatan lain disebutkan juga Empu Cublak.

Meski Pajang tidak mengalami masa kejayaan, berbeda halnya dengan jaman Mataram di bawah Sultan Agung namun teknik material dan pemilihan material besi baja masih terpengaruh empu-empu Majapahit. Nama negeri Pajang telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. Menurut Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365, bahwasanya pada zaman tersebut adik perempuan Hayam Wuruk (raja Majapahit saat itu) bernama asli Dyah Nertaja menjabat sebagai penguasa Pajang, bergelar Bhatara i Pajang, atau disingkat Bhre Pajang. Dyah Nertaja merupakan ibu dari Wikramawardhana (raja Majapahit selanjutnya).

Salah satu penanda untuk mengetahui sebuah keris tangguh Pajang adalah penampang gonjo-nya yang kelihatan kekar dan lebar, yang ciri atau langgam ini kemudian diikuti oleh empu-empu jaman PB V, tangguh Mangkubumen. Selain itu biasanya kembang kacang-nya lebar, besar dan kokoh demikian juga jalen-nya panjang lurus berurat. Gandhik-nya agak mirik tegaklurus dan dekat. Pada bagian sogokan tampak mengembang dengan janur runcing. Dalam rasa pandangannya keras, besinya kencang, luknya liat, jika memakai ri pandan ‘dha’ nya jelas.

Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno

Tentang Pamor Akhodiyat Meteor

Bahan dari batu meteorit dianggap bahan terbaik karena melambangkan campur tangan Dewa (karena datangnya dari langit) dan apabila kemudian dipadukan dengan bahan yang berasal dari bumi pertiwi (besi dan baja) tentunya dipercayai akan mewujudkan sebuah pusaka yang ampuh. Konsep ini adalah manifestasi dari falsafah bersatunya Bapa Angkasa dan Ibu Bumi, yang diyakini anaknya kelak pasti akan luar biasa.

Informasi menakjubkan justru datang dari Alqur’an, ketika menyebutkan meteor dan bintang jatuh seperti bola api itu, justru disebut sebagai bola api pelempar syetan, bentuk penjagaan terhadap berita langit. Mengapa Allah SWT merajam syetan atau jin dengan meteor atau bola api di langit? Beberapa riwayat menyebutkan, dahulu sebelum diutus Nabi Muhammad SAW, jin dan syetan dengan mudah naik ke langit dengan tenang, untuk mencuri-curi dengar pembicaraan para malaikat. Perbincangan para malaikat tentang informasi perintah Allah SWT itulah yang dicuri jin, lalu disampaikanlah informasi itu kepada para dukun dan tukang ramal di bumi.

Tags: , , , , , , , , , , , ,

Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno

Berat 1500 gram
Kondisi Baru
Dilihat 1.916 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
WhatsApp WhatsApp us