Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Dhapur Keris Kolomunyeng
- Pusaka Tombak Cacing Kanil Majapahit Sepuh Kuno
- Keris Tindih Bethok Sombro Pamekang Jagad Asli Kun
- Pendok Aksesoris Keris Penutup Gandar Warangka
- Pusaka Keris Jalak Ngoceh Sepuh
- Keris Singo Pandawa Tangguh Madiun Sepuh
- Keris Carubuk Luk 7 Mataram Amangkurat Sepuh
- Jual Blawong Keris Naga Kembar Isi 3
Sengkelat Mataram Sultan Agung
Rp 3.300.000Kode | KAR559 |
Stok | Habis |
Kategori | Dhapur Sengkelat, Katalog Produk, Keris, Keris Luk 13, Keris Sepuh, Pamor Pedaringan Kebak, Tangguh Mataram Sultan Agung, TOSAN AJI 1 |
- Dhapur (jenis bentuk) : Sengkelat Luk 13
- Pamor (motif lipatan besi) : Pedaringan Kebak Meteorit
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung (Abad 16 Masehi)
- Panjang Bilah : 36 cm
- Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho Kuno
- Handle / Deder : Kayu Timoho Kuno
- Pendok : Bunton Surakarta Perak Kuno
- Mendak : Parijatha Kuningan
Sengkelat Mataram Sultan Agung
Sengkelat Mataram Sultan Agung
Sengkelat Mataram Sultan Agung – Keris Kyai Sengkelat dibuat oleh Empu Supo Madrangi alias Raden Joko Supo. Raden Joko Supo mewarisi kemampuan ayahnya yang dikenal sebagai empu hebat dari kerajaan Majapahit yang hidup di sekitar abad ke 15.
Sebelumnya Ia beragama Hindu dan setelah bertemu serta berdialog dengan Sunan Kalijaga, kemudian masuk Islam. Dirinya pun menjadi Empu kesayangan Sunan Kalijaga, bahkan dinikahkan dengan Dewi Rasawulan, adik dari anggota Wali Songo ini.
Semula Empu Supo yang bertugas membuat keris ini bingung, karena Sunan hanya memberi logam sebesar biji asem sebagai bahan mentah.
Seakan tahu keraguan sang empu, ketika mau ditempa tiba-tiba bahan mentah itu menjelma menjadi bukit. Toh, akhirnya jadi juga sebilah keris berluk 13 dengan tangguh Majapahit.
Sebenarnya Majapahit saat itu sudah memiliki satu keris yang dianggap sakti mandraguna. Keris itu bernama Nogososro/Sabuk Inten, merupakan salah satu keris legendaris yang dibuat oleh seorang mpu sakti mandraguna bernama Mpu Kinom.
Keris Nogososro merupakan keris tersakti yang bisa membantu melanggengkan kekuasaan seseorang. Kekuatan yang dimiliki keris ini digadang-gadang mampu menaklukan jagat kayangan apabila mengamuk.
Namun, kemampuan Nogososro ternyata tidak dapat mengalahkan Condong Campur yang tengah mengamuk. Saat itu keris Condong Campur sedang melintasi langit Majapahit. Melihat itu maka tampillah Keris Nogososro. Mereka bertarung di udara pada malam hari dan akhirnya Nogososro kalah.
Akhirnya Empu Supo Madrangi mengeluarkan Keris Kyai Sengkelat dari sarungnya. Dengan secepat kilat, keris Kiai Sangkelat menerjang Kiai Condong Campur sehingga patah menjadi dua.
Setelah kejadian itu wabah pagebluk yang menyerang Majapahit mereda dan sang putri pun berangsur-angsur pulih kesehatannya. Sementara itu, saat ingin dihancurkan dengan cara dibakar hingga warnanya menjadi merah membara.
Tiba-tiba Keris Condong Campur melesat ke angkasa dan menjelma menjadi lintang kemukus yang disaksikan banyak orang. Dari situlah, lintang kemukus dianggap sebagian masyarakat Jawa sebagai pertanda akan datangnya suatu bencana, kerusuhan, kekacauan, perang, kelaparan, kematian, atau wabah penyakit.
Tentunya bagi masyarakat modern, cerita tentang keris yang saling terbang dan bertarung menjadi sulit masuk logika. Bagaimana mungkin keris-keris itu keluar sendiri dari warangka/sarung, terbang di malam hari, dan bertarung satu sama lain?
Memang cerita Keris Kyai Sengkelat bisa menjadi sebuah pelambang kejadian yang saat itu terjadi. Sehingga kita bisa mengetahui kondisi yang dialami sebuah generasi.
Keris Condong Campur (cenderung pada padu) dimaknai sebagai golongan bangsawan yang di tengah kian bobroknya kerajaan masih hendak menjaga kekuasaannya di Majapahit yang kian majemuk. Pemaksaan kehendak yang mereka lakukan mendapat perlawanan.
Apalagi saat itu diupayakan adanya persatuan dan pembauran (condong campur) antar golongan. Tetapi yang kemudian terjadi hanyalah pembauran semu di permukaan saja. Padahal sesungguhnya tidak terjadi pembauran dalam kehidupan masyarakat.
Kaum saudagar dan golongan kaya baru di kota-kota pelabuhan, dilambangkan oleh Nogososro/Sabuk Inten (bersabuk permata) terus mendorong berbagai tata nilai baru yang terbuka. Secara politik mereka masih kalah.
Tidak berhasilnya upaya pembauran ini sesungguhnya disebabkan ketidakinginan para pemilik modal untuk melakukan pembauran tersebut dan khawatir akan terganggunya kepentingan mereka.
Desakan golongan ketiga-lah, yakni rakyat banyak yang jengkel hatinya melihat karut-marut negara, dilambangkan oleh Sengkelat (Sengkeling Ati) mengakhiri kerajaan ini. Dukungan rakyat dialihkan pada Trah Brawijaya cabang Raden Patah yang telah memeluk Islam di Demak.
Ketika Kerajaan Majapahit sudah menjapai masa kejayaannya, memang terjadi banyak sekali perbedaan (heterogenitas di negeri itu. Heteroginitas ini menyebabkan terjadinya perpecahan di masyarakat,baik dari aspek agama, budaya, kasta, dsb. Paling tidak ada 2 golongan yang memiliki perbedaan pandangan sangat tajam pada masa itu.
Golongan pertama, yaitu golongan pemilik modal, pedagang dan pejabat. Golongan kedua, yaitu golongan masyarakat bawah yang kecewa dengan kondisi yang mereka alami, seperti keterpurukan nasib, tekanan hidup dan penindasan.
Kisah antara Keris Kyai Sengkelat dan Condong Campur memang bisa dimaknai berbeda-beda oleh setiap orang. Tapi pada faktanya Kerajaan Majapahit yang pernah begitu jaya akhirnya harus runtuh.
Keris Sengkelat pamor pedaringan kebak era mataram sultan agung dengan kode KAR547 ini kami alihrawatkan kepada Anda yang berjodoh.
Tags: keris luk 13, keris mataram sultan agung, keris sengkelat, Sengkelat Mataram Sultan Agung
Sengkelat Mataram Sultan Agung
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Baru |
Dilihat | 603 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Sabuk Inten Luk 11 Mataram Sultan Agung Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sabuk Inten Luk 11 Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah / Wos Wutah Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung Panjang Bilah : 34,3 cm Warangka : Branggah Jogjakarta Kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Kayu… selengkapnya
Rp 3.333.000Pusaka Keris Mahesa Teki Pamor Kulit Semangka Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Kebo Teki / Mahesa Teki Pamor (motif lipatan besi) : Ngulit Semangka Kebak ( Pamor Putih) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Abad Ke 17 Masehi Panjang Bilah : 33 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Mangga Hutan Kuno Bawaan Bilah… selengkapnya
Rp 2.550.000Jual Keris Naga Baruna Kinatah Kamardikan Istimewa Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Naga Baruna (Nogo Topo Bersayap) Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Nikel Meteorit Mengkilat Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kamardikan Alusan Panjang Bilah : 37 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Cendana Wangi Handle / Gagang : Kayu Awar Awar Pendok… selengkapnya
Rp 3.555.000Pusaka Keris Sengkelat Luk 13 Gonjo Wilut Pamor Maskumambang Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sengkelat Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Abad Ke 17 Masehi Panjang Bilah : 36 cm Warangka : Ladrang Surakarta Gandar Iras Kayu Kemuning Kuno Handle / Gagang :… selengkapnya
Rp 3.333.000Pusaka Keris Brojol Kuno Tangguh Majapahit Dhapur Nama Keris (jenis bentuk keris) : Brojol Pamor (motif lipatan besi) : Beras Wutah Lembut Meteorit Akhodiyat Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Majapahit (Empu Bekel Jati) Panjang Bilah : 29 cm Pesi masih utuh panjang original tidak sambungan Warangka : Kayu Trembalo Ladrang Surakarta Gandar Iras Tidak… selengkapnya
TERMAHARKeris Bugis Kuno Luk 7 Lawu Lawu Keris Bugis Kuno Luk 7 Lawu Lawu adalah salah satu pusaka peninggalan dari Bugis kuno yang masih bisa kita nikmati keindahan maha karyanya. Dalam catatan naskah kuno, keris khas Bugis dengan jumlah luk 7 disebut dengan nama Lawu-lawu. Keris ini tergolong sepuh dengan bilah yang masih sangat utuh…. selengkapnya
Rp 6.555.000Keris Kanjeng Kyai Jalak Sangu Tumpeng Pamor Mlinjon Tangguh HB V Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jalak Sangu Tumpeng Pamor (motif lipatan besi) : Mlinjon (terdapat pamor junjung derajad di bagian bawah) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : HB V (Garap Dalem Keraton Era Hamengkubuwono Ke – 5) Panjang Bilah : 34,2 cm Warangka :… selengkapnya
Rp 7.555.000Korowelang Pamor Wengkon Dhapur: Korowelang Pamor: Wengkon Tangguh: Madiun Sepuh Warangka: Gayaman Surakarta Kayu Timoho Hulu/Handle: Yudawinatan Kayu Kemuning Pendok: Blewah Kuningan Mamas Mendak: Bejen Kuningan
Rp 1.388.000
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.