Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282177400100

● online
- Tempat Perhiasan Motif Segi Enam Kayu Jati
- Toples Tempat Cemilan Kayu Jati Motif Buah Apel
- Dhapur Keris Mangkurat
- Pusaka Tombak Trisula Mangkunegaran Kelengan
- Keris Pamengkang Jagad Pamor Janur Sinebit Sepuh K
- Keris Tilam Sari Pamor Jung Isi Dunyo Mataram Sult
- Jual Set Warangka Keris Ladrang Surakarta Murah
- Keris Pamor Miring Toya Mambeg Tangguh Blambangan
Kujang Ciung Mata 3 Tangguh Pajajaran Sepuh Kuno
Rp 1.350.000Kode | PK163 |
Stok | Habis |
Kategori | Katalog Produk, Kujang, Pamor Banyu Mili, Tangguh Pajajaran, TOSAN AJI 3 |
Kujang Ciung Mata 3 Tangguh Pajajaran Sepuh Kuno
Pusaka Kujang Ciung Mata 3 Tangguh Pajajaran Sepuh Kuno
- Dhapur (jenis bentuk pusaka) : Kujang Ciung Mata 3
- Pamor (motif lipatan besi) : Banyu Mili
- Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Pajajaran (Abad XII)
- Panjang Bilah : 17 cm
- Warangka : Kayu Cendana Jawa
- Handle / Gagang : Kayu Cendana Jawa
- Kode : PK163
Dialih rawatkan (dimaharkan) Kujang Ciung Mata 3 Tangguh Pajajaran Sepuh Kuno sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Tentang Kujang Ciung Mata 3 Tangguh Pajajaran Sepuh Kuno
KUJANG CIUNG, merupakan varian kujang yang paling banyak diketemukan. Bentuknya menyerupai burung ciung. Kata Ciung dalam penamaan Kujang Ciung mengarahkan kepada seorang tokoh dalam babak Banjar Nagara yang bergelar Ciung Wanara atau Sang Manarah atau Maharaja Panunggalan. Kujang Ciung yang juga merupakan kategori kujang pusaka yang berfungsi sebagai penolak bala.
Jika dicermati lebih detail, varian-varian kujang ciung, seperti cengkok pakuan, cengkok mangkubumi, dan cengkok mangkualam tetap mengacu pada struktur dua sabit yang saling membelakangi. Sabit bagian atas membentuk papatuk, yakni ujung atau bagian paling runcing dari kujang ciung. Ujung sabit atas yang melengkung ke bawah membentuk siih. Sabit pada bagian bawah membentuk waruga dalam bentuk kepala burung ciung (beo) sampai ke tadah kujang. Dua sabit tersebut saling membelakangi sehingga terwujudlah keseimbangan bentuk.
Filosofi Kujang Ciung
FILOSOFI, Kata “Ciung” merupakan personifikasi Burung. Struktur aksara pembentuk kata Ciung : “Ca Ya Wa Nga“. Ca memaknai Cahaya, Ya memaknai Hurip atau kahirupan, Wa memaknai Salaput Tunggal atau Hawa atau Udara, Nga memaknai Nu Kawasa. Ciung mempunyai makna Ca’ang dalam konotasi ajaran udagan kasamapurnaan melepaskan segala nafsu duniawi. Yang Niti Harti, Niti Surti, Niti Bakti, Niti Bukti, dan Niti Kasajatiannya.
Niti Harti : Ciung Bermakna Manuk. Perupaan bilahnya sebagai bentuk substansi atau esensi dari bentuk burung ciung (beo).
Niti Surti : Asal kata “Ciung” dari Manu yang bermakna manusia. Pemaknaan terhadap gelar manusia bersih atau yang sudah mendapatkan pencerahan (dalam bahasa Sunda= Ca’ang), makna dari “Ca’ang” bermakna bersih yang menunjuk pada seorang raja. Kata “Ciung” merupakan personifikasi burung, yang bermakna sesuatu yang ada di angkasa atau alam atas. Esensi makna dari Ciung adalah kata “Ca’ang”, mengarahkan pada Buana Nyuncung, yang merupakan tempat yang paling tinggi kedudukannya. Buana Nyungcung merupakan tempat para hyang atau para wali nagara yang sudah purna atau sampurna.
Niti Bukti : Dalam konteks kenegaraan purba, kata “Ciung” merupakan landasan filosofis bangsa dan negara. Ciung Wanara mendirikan kerajaan Galuh di Panjalu, periode Banjarnagara yang dikenal Banjar Pataruman, karena keilmuannya Ciung Wanara menjadi Kerta (ajaran) => Nagara Kerta Gama (ajaran atau tatanan negara yang berlandaskan nilai-nilai luhur agama). Manusia yang sudah mencapai tingkat Ca’ang ini memberikan contoh berupa ajaran kepada masyarakat melalui perilakunya. Data sejarah yang memperkuat nama dapuran kujang Ciung, antara lain : Raden Manarah (sang Manarah), Mangkubumi Surapati, Ciung Wanara hingga setelah berhasil berkuasa bergelar Kuda Lelean. Sundapura dan Galuh bersatu melalui perjanjian Galuh tahun 739 M atau 661 Saka. Pada saat itulah wilayah Jawa Kalwan atau Jawa Kulon disebut kerajaan Mangkukuhan. Pada waktu itu disalah satu tempat bertapanya, prabu Kuda Lelean mendapat ilham untuk merancang ulang bentuk perupaan kujang dengan menyeseuaikan bentuknya dengan bentuk dari “Djawa Dwipa”, yang dikenal dengan nama Pulo Jawa saat ini.
Niti Sajati : Ajaran Ciung Wanara menjadi keilmuan baru yang dijadikan pedoman-pedoman untuk raja-raja sunda pajajaran.
Tags: arti kujang kembar, arti lubang 3 pada kujang, ciri ciri kujang asli, Jual Kujang, Jual Kujang Ciung, Jual Kujang Kuno, Jual Kujang Mata 3, Jual Kujang Pajajaran, Jual Pusaka Kujang, Kujang Ciung Mata 3 Tangguh Pajajaran Sepuh Kuno, kujang ciung wanara, kujang emas, makna lubang kujang, tuah pusaka kujang
Kujang Ciung Mata 3 Tangguh Pajajaran Sepuh Kuno
Berat | 1500 gram |
Kondisi | Bekas |
Dilihat | 3.373 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Kanjeng Kyai Pamor Guling Mataram Keris Kanjeng Kyai Pamor Guling Mataram – Keris adalah salah satu benda bernilai seni tinggi yang penuh sarat makna dan hakikat. Dalam memandang sebilah keris orang bisa memandangnya dari nilai eksoteris dan esoterisnya. Eksoteris adalah nilai-nilai yang nampak dari wujud bentuk ragawinya. Sedangkan esoteris adalah nilai-nilai pada sebilah keris… selengkapnya
Rp 11.111.000Jangkung Pacar Pamor Tambal Lima Tangguh Pajang Mataram Filosofi Jangkung Pacar Jangkung panganggenya, kudu jinangkung dèn-eling… Dhapur Jangkung mengandung arti agar dalam hidupnya manusia untuk selalu “eling” memohon dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Esa dengan sumarah, sumeleh serta mituhu” agar hidupnya jinangkung-jinampangan (dilindungi dan diberkati oleh Yang Maha Kuasa). Sumarah berarti berserah atau pasrah… selengkapnya
Rp 15.500.000Keris Kamardikan Istimewa Singo Barong Kembar Luk 13 Kinatah Kamarogan Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Singo Barong Kembar Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka (Kinatah Kamoragan Kuningan Disepuh Emas) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Kamardikan Garap Halus Istimewa Panjang Bilah : 37 cm Warangka : Gayaman Solo Kayu Sono Keling Handle / Gagang… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminPusaka Keris Tilam Upih Pamor Toya Mambeg Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih Pamor (motif lipatan besi) : Toya Mambeg Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Blambangan Panjang Bilah :35 cm Warangka : Branggah Jogjakarta Kayu Timoho Istimewa Handle / Gagang : Kayu Timoho Pendok : Bunton Jogja tembaga Kemalo Abrit Merah Mendak selut… selengkapnya
Rp 7.777.000Pusaka Keris Kalawijan Luk 27 Combong Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Kyai Rangga Wirun – Kalawijan Luk 27 (Dhapur Sangat Langka & Otentik Original Asli Sepuh) Pamor (motif lipatan besi) : Ngulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sepuh (Abad XVI) Panjang Bilah : 34 cm (pesi utuh masih panjang original) Warangka… selengkapnya
Rp 4.777.000Keris Naga Siluman Kinatah Emas Asli Sepuh Keris dhapur Naga Siluman kinatah emas, berpamorkan wengkon isen, tangguh Hamengkubuwana V. Bisa dibilang, pusaka ini adalah salah satu masterpiece dalam koleksi kami. Dari tampilannya saja, kita sudah bisa melihat betapa istimewanya keris ini. Naga Siluman sendiri merupakan salah satu dhapur keris yang dahulu pernah dimiliki oleh Pangeran… selengkapnya
Rp 75.500.000Pusaka Keris Sengkelat Luk 13 Pamor Kulit Semangka Sepuh Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sengkelat Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Sultan Agung Panjang Bilah :32 cm Warangka : Ladrang Surakarta Gandar Iras Kayu Trembalo Kuno Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno Pendok… selengkapnya
*Mahar Hubungi AdminKeris Sepuh Jalak Sumelang Gandring Mataram Kartasura Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jalak Sumelang Gandring Pamor (motif lipatan besi) : Kulit Semangka Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Kartasura Panjang Bilah : 33 cm Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Trembalo Aceh Kuno Handle / Gagang : Kemuning Bang Kuno Pendok : Blewah Surakarta Mamas… selengkapnya
Rp 950.000Keris Parungsari Pamor Pulo Tirto Warisan Kerajaan Mataram Keris Parungsari: Simbol Keindahan dan Keikhlasan Keris Parungsari adalah pusaka yang sarat akan makna filosofis dan nilai budaya. Parung, yang berarti lereng bukit dan lembah, serta Sari, yang berarti bunga, melambangkan hamparan keindahan alami yang memancarkan kesejukan dan kedamaian. Nama ini menggambarkan sebuah lanskap yang menawan, tempat… selengkapnya
Rp 6.500.000Keris Jenggala TUS Gumbeng Pamor Raja Kamkam Kuno Keris Jenggala TUS Gumbeng Pamor Raja Kamkam Kuno adalah salah satu koleksi masterpiece kami yang secara keseluruhan memiliki nilai yang cukup tinggi. Tidak hanya itu, keris ini adalah salah satu keris dengan dhapur, pamor dan tangguh yang sangat langka. Keris dengan ricikan seperti pada gambar merupakan keris… selengkapnya
Rp 35.000.000
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.