Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin PusakaKeris.com
● online
Admin PusakaKeris.com
● online
Halo, perkenalkan saya Admin PusakaKeris.com
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka jam 08.00 s/d jam 23.00
Beranda » Dhapur Jangkung » Keris Patrem Cundrik Jangkung Asli Sepuh
click image to preview activate zoom

Keris Patrem Cundrik Jangkung Asli Sepuh

KodeK126
Stok Habis
Kategori Dhapur Jangkung, Keris, Keris Luk 3, Keris Sepuh, Pamor Ngulit Semangka, Tangguh Mataram, TOSAN AJI 3
Tentukan pilihan yang tersedia!
OUT OF STOCK
Maaf, produk ini tidak tersedia.
Bagikan ke

Keris Patrem Cundrik Jangkung Asli Sepuh

Pusaka Keris Patrem Cundrik Jangkung Asli Sepuh

  • Dhapur Keris (penyebutan bentuk keris) : Jangkung
  • Pamor Keris (motif lipatan besi tempa) : Ngulit Semangka
  • Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Islam Abad Ke 17 Masehi
  • Panjang Bilah : 15,5 cm
  • Warangka (sarung keris) : Sandang Walikat Kayu Kemuning Kuno
  • Handel / Deder/ Gagang keris : Kayu Galeh Kelor Kuno
  • Jaminan 100% Asli Sepuh Dan Kuno
  • Kode: K126

Dialih rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.

Keris Patrem Cundrik Jangkung Asli Sepuh Keris Patrem Cundrik Jangkung Asli Sepuh Keris Patrem Cundrik Jangkung Asli Sepuh Keris Patrem Cundrik Jangkung Asli Sepuh Keris Patrem Cundrik Jangkung Asli Sepuh

Filosofi Keris Patrem Cundrik Jangkung Asli Sepuh

Filosofi Dhapur Keris Jangkung

Keris Jangkung dalam buku Keris Jawa ; Antara Mistik Dan Nalar dikatakan memiliki makna Perlindungan dan Pengayoman. Makna lain, dengan meminjam istilah Sugeng SW (KR-Jogja), Keris berlekuk tiga atau Jangkung memiliki makna bahwa manusia diharapkan Jinangkung Jinampangan dari Tuhan YME. Dengan demikian, keris berlekuk tiga ini menggambarkan harapan agar keinginan manusia bisa tercapai. Orang Jawa menamakannya Jangkung, keinginannya agar senantiasa dijangkung, dipenuhi Yang Maha Kuasa. Tetapi manusia juga harus memberikan perlindungan.

Konon, pada awal pemerintahannya, Sultan Agung Hanyokrokusumo beberapa kali memesan keris dapur Jangkung, dengan harapan dan keinginan untuk menunjukkan tekadnya dalam memberikan pengayoman dan perlindungan kepada warga masyarakat Mataram masa itu. Juga pernah tercatat pada tahun 1984 dan 1985 Sri Sultan Hamengku Buwono IX pernah memesan dua bilah keris, salah satunya dapur Jangkung Mengku Negoro kepada mPu Djeno Harumbrojo. Tetapi sayangnya beliau keburu wafat sebelum keris selesai dibuat.

Dalam hal ini, Keris Luk 3 Dapur Jangkung bisa kita jadikan sebagai pengingat atas tugas kita (manusia) sebagai Pemimpin (Khalifah) di dunia. Dengan demikian, tugas untuk memberikan pengayoman dan perlindungan kepada seluruh makhluk Tuhan YME berada pada pundak manusia sebagai pemimpin di dunia.

Tetapi yang kerap muncul adalah bahwa manusia terlalu mendominasi atas segala kehidupan alam semesta, terutama di bumi. Seakan manusia ini adalah pelaku utama yang berdiri sendiri. Fokus utama perhatian khalayak hanya ada pada diri dan kebutuhan manusia itu sendiri tanpa mempertimbangkan bahwa dunia dan alam semesta ini sesungguhnya adalah sebuah jalinan kehidupan antar makhluk yang saling terkait dan mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Disini menunjukkan bahwa fungsi Manusia sebagai Pengayom atau Pelindung telah bergeser menjadi Fungsi sebagai Penguasa. Fungsi dari Pengaturan berubah menjadi Pemilik.

Kita sesungguhnya telah paham bahwa Tanah, Air, Udara, Tumbuhan dan Hewan Serta segala yang ada di alam raya ini merupakan Makhluk Tuhan. Tetapi karena adanya pergeseran fungsi Manusia dari Pengayom menjadi Penguasa, menyebabkan segala yang ada di alam ini hanya digunakan sebagai pemuas kebutuhan nafsu manusia belaka tanpa mempertimbangkan keseimbangan dan keberlangsungan hidup makhluk yang lain.

Maka tak ayal lagi, yang terjadi adalah ketimpangan kehidupan alam semesta dimana manusia telah mendominasi atas alam semesta. Dan karena tidak mampu menjaga keseimbangan hidup alam semesta, maka yang terjadi adalah munculnya berbagai bencana, dari mulai banjir, tanah longsor, gempa, lumpur panas yang meluap, sampai pada kerusuhan sosial dan politik.

Jadi marilah kita bersama-sama terus mengabarkan dan berjuang untuk kebaikan, demi terjaganya keseimbangan alam. Ini merupakan fungsi kita (manusia) sebagai Pengayom dan Penjaga bagi kehidupan di dunia, bukan merasa sebagai Pemilik. Karena sesungguhnya semua yang ada di Alam Raya ini adalah milik dan menjadi Kekuasaan Tuhan YME.

Dan memang, disinilah salah satu manfaat Keris sebagai Pusaka atau Piyandel. Yaitu sebagai salah satu Filosofi Hidup, dimana kita bisa belajar banyak dari pengalaman masa lalu, walaupun kita tidak hidup dimasa lalu.

Filosofi Pamor Kulit Semangka atau Ngulit Semangka

Disebut pamor ngulit semangka, karena pamor yang dibuat oleh sang Empu mirip sekali dengan corak pada kulit buah semangka. Dalam filosofi budaya Jawa, Keris dengan Pamor Ngulit Semangka ini dipercaya mempunyai tuah yakni mendatangkan rejeki yang berlimpah, membuat pemilik Keris dengan Pamor Ngulit Semangka ini menjadi orang yang lebih percaya diri (optimis), bijaksana dalam memutuskan suatu permasalahan (dinamis), dan pandai dalam pergaulan untuk menyesuaikan dengan segala keadaan (flexible).

Cerita Tentang Cundrik

Ini kisah tentang cundrik. Merasa dicurangi Panembahan Senopati, Adipati Ronggolumpeno geram. Penguasa wilayah bang wetan di Madiun itu pun menyusun strategi untuk membalas kekalahannya. Alih-alih memimpin pasukannya, Ronggolumpeno justru menerjunkan Retno Dumilah, sang putri raja, untuk menjadi senopati perang menggempur pasukan Matar.

Retno Dumilah dan prajurit wanitanya dengan bersenjatakan cundrik berhasil mengobrak-abrik dan membunuh banyak pasukan lawan, hingga akhirnya putri raja itu bisa berhadap-hadapan langsung dengan Panembahan Senopati, penguasa Mataram.

Perang tanding yang seimbang itu berlangsung sengit. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangguh. Namun, satu gebrakan Panembahan membuat sang putri raja lengah hingga cundriknya terjatuh. Tidak hanya takluk, putri cantik itu pun jatuh cinta dan kemudian istri Panembahan Senopati.

Cundrik adalah keris dalam ukuran kecil, panjangnya hanya sekitar 10 sampai 15 cm. Selebihnya, cundrik persis dengan keris, mulai dapur, pamor, dan motifnya. Senjata ini merupakan salah satu dapur keris lurus berukuran kecil sekitar sejengkal bilahnya. Umumnya agak tebal dan membungkuk, gandik terletak dibelakang berukuran panjang dan terdapat kruwingan yang jelas dan tegas, sepintas seperti keris Cengkrong.

Menurut Mpu Subandi, pada zaman cundrik yang kecil dan pendek itu biasa digunakan oleh para resi perempuan, termasuk permaisuri dan selir, sebagai piandel atau kekuatan diri. Para perempuan tersebut perlu memiliki senjata itu karena ukurannya yang relatif lebih kecil, sehingga mudah disembunyikan. Sebab umumnya kaum perempuan tidak ingin menonjolkan kekerasan dalam pembelaan dirinya.

Tags: , , , , , , , , , , , , , , ,

Keris Patrem Cundrik Jangkung Asli Sepuh

Berat 1500 gram
Kondisi Baru
Dilihat 4.519 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
WhatsApp WhatsApp us